"Sekarang Lo jadi pacar gue."
Gadis yang fokus memegang es krim itu mengerjapkan matanya. "Beneran? Gue sekarang jadi pacar lo?"
Pria di hadapannya itu mengangguk mantap. "Iya. Jadi mulai sekarang kalo ada yang ganggu Lo kaya tadi langsung telfon gue dan bilang sama gue. Ngerti?"
Hazel tersenyum malu sambil terus memakan es krimnya. Ia pun mengangguk. "Berarti nanti boleh dong panggil sayang."
"Hah?" Zayn melongo.
"Iya. Kaya di drakor yang gue liat kan gitu, jangankan drakor dah umumnya pacaran kan gitu."
Zayn menghela nafasnya panjang. "Pacaran itu ga harus manggil sayang. Yang penting gue sayang Lo dan Lo juga sayang gue." Ucapnya serius menatap Hazel.
"Percuma juga kan manggil sayang kalo nyatanya mereka ga sayang beneran?" Lanjut Zayn.
Hazel berpikir sejenak. "Selain pinter soal pelajaran Lo juga pinter bucin yah? Tapi kalo nanti gue kepengen panggil sayang boleh kaan?"
Zayn tersenyum gemas, tangan nya terulur untuk menghapus es krim yang ada di pipinya dengan lembut. "Boleh Azel."
Hazel yang baru pertama kali mendapat perlakuan seperti ini pun langsung memegangi dadanya. "Kenapa?" Tanya Zayn khawatir.
"Jantung gue jedag jedugnya kenceng banget. Lo jangan gitu ah." Jawabnya polos dan masih memegangi dadanya.
Zayn terkekeh dibuatnya. Kemudian tangan nya mengacak pelan puncak kepala Hazel. "Zayn! Jangan gitu. Jantung gue makin kenceng ini jedag jedugnya ih."
Zayn mengambil tangan Hazel dari dadanya. Di genggamnya tangan mungil tersebut. "Lo sekarang milik gue. Gue milik Lo. Lo boleh minta apapun itu dan tolong jangan sampe ada yang buat jantung lu jedag jedug sekenceng sekarang kecuali gue." Tegas zayn tapi lembut.
Hazel menatap heran. "Kenapa?"
"Nanya mulu pokoknya ngga boleh azel!"
Hazel menatap sengit dari samping. "Iya iya gue nurut."
"Aku Azel no gue gue."
"Iya Vier." Ucap Hazel malas dan tersenyum paksa.
"Ko Vier?"
Hazel mengangguk dan menunjuk nama jas punya Zayn yang menjadi penutup pahanya. "Zayn Savier seorang anak dari ketua besar businessman se-jagat raya sekaligus teman dekat papah yang sekarang macarin anaknyah?!" Ucap Hazel antusias mengenalkan seseorang disampingnya ini.
Dari antusias polos wajahnya berubah menjadi sinis. "Ish ish pah ni pah."
Zayn terkekeh geli melihat yang barusan menjadi pacarnya. Tangannya bergerak mencuci tangan kanan Hazel bekas es krim tadi dengan air minum disampingnya.
"Justru itu. Karna udah terlanjur kenal deket dan nyaman. Makanya aku berani macarin kamu." Jawab Zayn yang sudah menutup air bekas Hazel cuci tadi.
Hazel menaikan bibir kirinya mencibir. "Berarti kalo aku bukan anaknya papah kamu gamau macarin aku?!."
Zayn tersenyum manis, ia menepuk sayang puncak kepala Hazel. "Gausah bawel."
"Btw itu acara selesai belum sih? Ngantuk. Lama banget." Keluh Hazel yang menopang kedua pipi dengan tangan nya.
Zayn mendekatkan duduknya dan menepuk pundak kirinya. "Udah tidur, cape kan dari tadi ngomel terus."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hazyan
Teen Fiction🛎️ Jangan lupa follow dulu sebelum baca, karena cerita ini udah aku privat. Dan budayakan vote sebelum membaca untuk menghargai penulis biar makin semangat juga update ceritanya !!!! ZAYN SAVIER ABRAHAM HAZEL AILEEN RENANTA Ini adalah cerita tentan...