04. A Party

303 39 34
                                    

Seokjin pikir, memakai gaun akan sangat memalukan dan tidak nyaman, tapi sepertinya dia tidak masalah dengan itu. Seokjin mengingat saat dulu Eunchae yang sering iseng main dandanan dengannya di rumah saat mereka bosan. Seokjin akan pasrah saja di dandani oleh adiknya itu dengan pakaian dan dandanan wanita.

Eunchae memang terobsesi dengan seorang kakak perempuan, dia sering mengeluh kenapa dia tidak memiliki kakak perempuan saja seperti yang dia inginkan. Kakaknya laki-laki yang dia punya sangat membosankan dan tidak bisa diajaknya berdiskusi tentang hal-hal yang berhubungan gadis.

Seokjin yang memang sudah terbiasa mengalah hanya berserah diri pada Eunchae yang akan mendandani dan kemudian dia akan mengambil gambarnya sebagai cosplayer. Pernah saat kelas satu SMA Eunchae ikut serta perlombaan make up di internet dan Seokjin yang menjadi modelnya. Dan ternyata Eunchae juara sampai bisa membeli ponsel dengan uangnya sendiri.

Seokjin tidak mempermasalahkan itu karena dia mendukung hobi Eunchae itu sepenuhnya. Yang terpenting adiknya bahagia.

Masalahnya hanya cara jalan Seokjin jika mengunakan heels. Gaya berjalan Seokjin masih terbawa dengan sifat ke laki-lakiannya. Hal itu tidak begitu ketara saat dia mengenakan piyama atau pakaian lain. Karenanya, hal itu mempersulit dia dan para pelayan yang menyiapkan baju dan rias wajah untuk persiapan Jennie datang ke pesta bersama Taehyung. Jennie saat ini bentukanya lebih seperti perempuan tomboy yang tidak anggun sama sekali. Jalannya mengangkang dan kikuk.

"Nona," salah satu pelayannya menatap Jennie dengan frustasi saat Seokjin di minta untuk latihan berjalan untuk pertama kalinya seperti di catwalk.

"Ya bagaiman lagi, aku memang begini!" Seokjin ikut mengerang frustasi.

Seokjin sama sekali tidak tahu cara jalan wanita seperti apa. Kemudian, kekehan terdengar dari mulut Jungkook yang memperhatikan nonanya diam-diam di pojok ruangan.

Namun bukan Seokjin kalau dia menyerah, sisa waktu yang ada dia gunakan untuk latihan berjalan di temani para pelayannya. Ini bukan karena dia ingin melakukannya untuk Taehyung, tapi Seokjin tidak ingin orang lain mencela Jennie dan mencari kesalahannya. Seokjin tidak tahu area berperangnya kali ini selain kehadiran Taehyung di hidupnya.

Seokjin tahu, orang-orang di sini sepertinya tidak pernah menyadari keanehan dalam diri Jennie setelah dia masuk ke raganya. Terbukti apapun yang Jennie lakukan sekarang tidak menjadi hal serius hanya karena nona mereka ini dianggap lupa ingatan. Itu tidak menyulitkan Seokjin, namun juga membebani hal lain seperti halnya dia harus menghadapi orang paling tidak waras sedunia bernama Kim Taehyung.

Dengan mengingat kebenciannya pada pria itu, Seokjin berlatih keras siang dan malam. Di tambah juga dia belajar tentang etiket di meja makan dan apa yang akan dia lakukan jika ada tamu yang mengajaknya mengobrol. Tamu-tamu penting yang tidak pernah bisa di bayangkan oleh Seokjin pastinya.

"Nona Jinnie tidak usah memaksakan diri," kata Jungkook melihat bagaimana Seokjin melewati latihan-latihan sulitnya setiap hari sebelum hari pesta itu datang.

"Kau sih enak hanya menonton, aku terlalu tegang jadi aku mencari kesibukan dengan ini," kata Seokjin, dia sekarang sudah sedikit terampil dan terlihat natural saat berjalan.

"Baiklah," Jungkook benar-benar memuji usaha keras nonanya ini, dan dia juga senang karena Jennie terlihat sibuk dan tidak lagi sering mengomel seperti sebelumnya.

"Gaunnya akan datang hari ini, nona mau melihatnya?" tanya pelayan yang menghampiri mereka di ruang keluarga.

"Baju baru? Apa harus? Maksudku bajuku sudah banyak, aku bisa memakai salah satunya," kata Seokjin heran.

"Tapi tuan Taehyung sudah menyiapkannya, nona tinggal memilih model yang anda suka," kata si pelayan bingung. Biasanya Jennie akan sangat senang jika dia punya koleksi baju baru.

SwitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang