07. The real rival

268 38 33
                                    

"Ayah sedikit terkejut kan dengan sifat Jennie yang sekarang. Ayah merasa melihat sosok yang berbeda, apa karena ayah sudah lama tidak bertemu dengan Jennie secara langsung? Ini aneh, tapi ayah seperti melihat orang yang berbeda,"

Taehyung dan ayahnya sekarang berada di balkon lantai dua. Di samping rumah gaya lama mereka ada bangunan baru yang menyambung untuk kamar tamu dan ruang baca. Mereka tengah menikmati sajian teh sore sementara perhatian mereka jatuh pada dua orang yang sibuk mengobrol di bawah, di tepi kolam Koi.

"Dia terlalu berubah, ayah tidak tahu apa yang harus ayah katakan padanya," kata sang ayah, tatapan beliau terus tertuju pada gadis mungil di bawah.

"Jangan terlalu dipikirkan, dia akan kembali dengan karakter aslinya secepatnya," Taehyung mengatakannya dengan nada bosan.

"Tapi ibumu sepertinya menyukai Jennie yang sekarang," ayah Taehyung sudah tahu kalau ide kunjungan ini adalah dari istrinya.

Awalnya mereka terkejut mendengar kabar Jennie kecelakaan dan hilang ingatan. Mereka sedang di Jepang saat itu untuk pemeriksaan rutin sakit tuan Kim. Lalu, mereka dengan sengaja mengirimkan beberapa hadiah untuk Jennie tanpa berharap Jennie akan menghubungi mereka seperti yang gadis itu dulu lakukan.

Hal mengejutkan terjadi, mereka bingung saat seorang kurir mengantarkan hadiah balasan untuk mereka teralamatkan dari mansion Kim Jennie. Sosok yang dulunya enggan bersentuhan dengan keluarga Taehyung. Nyonya Kim sangat penasaran dengan perubahan itu dan mencoba membujuk Taehyung untuk mengajak Jennie datang berkunjung, dan ternyata Jennie menyanggupi.

Taehyung sudah menjelaskan pada mereka kalau karakter Jennie sekarang mungkin hampir 100 persen berubah dari sebelumnya. Untuk berjaga-jaga Taehyung sempat mengancam Jennie untuk bersikap baik dan sopan. Di sisi lain, Ibunya terlihat terlalu bersemangat. Taehyung sebenarnya juga khawatir kalau Jennie tiba-tiba mengacau.

"Aku akan bicara pada ibu, dia tidak seharusnya menaruh banyak harapan pada anak itu," kata Taehyung kemudian,

"Tae," panggil sang ayah, memalingkan wajahnya ke arah putera satu-satunya itu.

"Ya ayah?"

"Apa kau benar-benar serius dengannya?"

"Memang aku punya pilihan?" jawab Taehyung bosan,

"Tae dengar, kita pasti punya jalan lain. Kau tidak seharusnya mempertaruhkan hidupmu untuk ini. Meski kini Jennie banyak berubah, aku tidak menjamin kalian akan bahagia ke depannya,"

"Ayah kita sudah membahasnya," potong Taehyung, dia benci pembahasan ini.

"Ayah tidak ingin kamu menyesal, kalian tidak perlu melakukan sejauh itu. Karena kalian juga masih muda," ayah Taehyung meyakinkan.

"Aku akan melakukannya saat Jennie kembali mengingat semuanya. Dia harus tahu apa yang sudah dia lakukan pada ayah. Dia yang harus menyesal karena meremehkanmu," suara Taehyung terdengar lebih tajam dan kejam dari biasanya.

"Tae, ayah ini juga kesalahan ayah," sang ayah nampak terlihat lelah dengan perdebatan yang tidak ada ujungnya ini.

"Ayah serahkan semuanya padaku, ayah fokus saja pada kesembuhanmu. Ibu bilang ayah terlalu banyak memikirkan hal yang berat. Jennie kecelakaan karena kesalahannya sendiri, dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan siapapun. Dan dia harus tahu siapa yang pantas dia salahkan suatu hari," kata Taehyung menutup percakapan mereka hari ini.

.

.

.

Seokjin memenangkan perdebatan dengan Taehyung. Dia juga di dukung ibunya untuk bisa membantunya masak di dapur. Bahkan Seokjin dengan percaya dirinya menawarkan membuatkan sup rumput laut kas orang Korea Selatan saat berulang tahun.

SwitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang