Taehyung meringis setiap kali dia mengerakan bibirnya. Seokjin senang karena itu artinya tidak ada banyak kata-kata kejam keluar dari bibir tipis itu. Tapi Seokjin lama-lama kasihan juga, jadi dia meminta supir mereka untuk berhenti di depan apotik. Seokjin kembali dengan beberapa obat untuk luka Taehyung.
Taehyung awalnya mengira Jennie akan kabur sedikit terkejut dengan perhatian kecil dari gadis itu. Dia menatap tak berkedip Seokjin yang kembali dengan satu kantong obat-obatan.
"Apa lihat lihat, wajahmu pucat hanya karena aku membelikan obat ini?" ucap Seokjin sengit,
Taehyung tidak membalas atau protes, lagian bibirnya sakit. Sakit sekali. Jadi Taehyung membiarkan Seokjin merawat lukanya.
Seokjin biasa melakukannya karena selama ini Seokjinlah yang menjaga Eunchae saat kedua orang tuanya pergi bekerja. Eunchae yang kecilnya tidak pernah bisa diam dan pulang selalu dengan luka baru di kaki atau tangannya. Eunchae bahkan pernah tertangkap pihak sekolah sedang berkelahi dengan para gadis di sekolah tetangga mereka.
"Perih," rengek Taehyung saat Seokjin menempelkan salep ke bibirnya setelah dia bersihkan.
"Manja,"
"Kau-" Seokjin langsung membungkam mulut Taehyung agar orang itu tidak menyiksa bibirnya dengan mengumpati perkataan Seokjin.
Seokjin terkekeh senang melihat betapa menderita Taehyung karena luka di bibirnya itu.
Taehyung benar-benar pantas mendapatkannya!
Seokjin sangat senang karenanya karena seseorang telah membayar kekesalannya pada Taehyung tidak secara langsung.
.
.
.
Taehyung mengantar Seokjin tepat di gerbang pintu masuk mansionnya setelah mereka pulang. Seokjin yang meminta itu, dan Taehyung memilih diam dan tidak bertanya apa-apa. Taehyung tidak mengatakan apapun sepanjang jalan dan Seokjin semakin senang dengan keputusan itu.
Seokjin melepas heelsnya dan berjalan ke rumah tanpa alas kaki. Jarak dari gerbang ke pintu masuk mansion miliknya sama jauhnya seperti saat dia berjalan dari halte bus ke rumahnya yang dulu. Seokjin sudah terbiasa berjalan kemanapun, jadi ini bukan apa-apa. Lagian kakinya pegal dan sepertinya akan bengkak.
Seokjin melihat seseorang tengah berdiri di depan pintu. Seokjin mengenalnya, dia melambaikan tangannya dengan melompat-lompat lucu. Senyumnya melebar.
Itu Jungkook. Jungkook menunggunya di depan rumah, dan Seokjin senang, dia seperti kembali ke rumahnya. Ke zona ternyamannya di kehidupan baru yang dijalaninya sekarang.
Jungkook langsung berlari menghampiri Seokjin.
"Nona Jinnie kenapa tidak pakai sepatunya?" Jungkook kaget melihat Seokjin tidak mengenakan alas kaki apapun. Dia khawatir kaki Jennie akan terluka.
Seokjin mengeleng dengan kepala Jennie yang cantik,
"Aku ingin begini, kakiku tidak nyaman pake heels tau," keluhnya,
Jungkook membiarkan itu namun dia tetap membantu Seokjin dengan membawakan sepatu dan tas tangan Seokjin. Mereka berdua berjalan menuju rumah.
"Bagaimana dengan pestanya?" tanya Jungkook, sepertinya nonanya dalam suasana hati yang baik dilihat bagaimana senyuman kasnya terus muncul di bibirnya.
"Lumayan, kecuali tiga hal," kata Seokjin terkekeh,
"Apa itu nona?"
"Taehyung, dressku dan para tamu, lainnya oke sih," jawab Seokjin jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Switch
FantastikSeokjin tahu, orang-orang tidak boleh jatuh cinta padanya. Dia juga tahu, Seokjin harus menjaga jarak. Namun peran dengan tubuhnya yang sekarang, Seokjin tidak bisa menolak satu cinta di antara dua orang ini. Seokjin pasti akan melakukan segala cara...