Tiga Puluh

518 33 2
                                    

"Halo?"

"Emily?"

"Kenapa?"

"Emily bentar lagi aku take off ke Seattle."

Dan itu bukan kabar yang terlalu bagus untuk didengar pada pukul 3 pagi.

--

Emily POV.

Hari ini engga tau kenapa Abyan ngejemput gue pagi-pagi banget, jam 9 terlalu pagi untuk bangun di hari Minggu. Dan sekarang gue sama dia udah duduk berhadapan di salah satu kursi dekat jendela Marilyn's Café.

"Mau ngapain sih pagi-pagi gini?" tanya gue sambil memotong pancake dengan topping vanilla ice cream di hadapan gue.

"Aku mau ngomong."

Deg.

Kalimat yang masuk list kalimat yang paling engga gue sukai dari sekian kalimat yang ada di dunia. Dan sialnya kalimatnya ini juga ngasih efek yang ga bagus buat jantung gue.

"Ya.. biasanya juga kalo mau ngomong langsung ngomong." kata gue berusaha menetralisir nada bicara gue.

"Soalnya ini penting jadi aku izin dulu." Kata Abyan sambil menatap gue lekat-lekat.

Sepenting apa sih sampe pake minta izin dulu? Dan hal apa juga? jangan-jangan Abyan mau putus lagi sama gue? Anjir sumpah ga lucu kalau dia bangunin gue pagi-pagi cuma buat bilang ini, paling ngga sorean dikit gitu.

"Yaudah mau ngomong apa?" dan seketika nafsu makan gue ilang.

"Jadi aku bakalan kuliah di Seattle." Katanya.

"Oh gitu?" kata gue pelan.

"Iya. Aku udah diterima di Washington University disana dan kebetulan juga barusan aku dapet kabar kalo orang suruhan papa udah dapet apartemen yang bagus buat aku. Jadi nanti aku mau ngecheck dulu beneran bagus apa engga."

"Aku seneng sih kalo kamu seneng, dan ini pasti juga bakalan bagus buat kamu kedepannya. Tapi.. Seattle - Jakarta kan engga kayak Jakarta - Bandung.."

"Ya iya-"

"Trus kita gimana?"

"Skype? Itu gunanya orang nyiptain Skype kan?"

"Oh yes of course I finally understand why we need Skype so much. Besok-besok aku pacaran sama mas-mas Skype aja."

"Engga gitu. Maksud aku kan kita bisa pake Skype buat komunikasi, aku juga pasti megang handphone terus kok ya kecuali kalo lagi jam ngampus dan itu juga pasti ga lama-lama banget paling cuma 1-2 jam. Kamu juga masih bisa LINE aku atau Whatsapp aku bedanya cuma kita engga bisa ketemu aja."

"Cuma?"

"Ya namanya juga beda Negara Em pasti engga bisa sering-sering ketemu, toh kamu juga masih bisa komunikasi sama aku."

"Timezone Abyan, fucking timezone."

"We will get this through kok aku percaya."

"Ah gatau ah."

"Please untuk kali ini aja coba dewasa."

"Aku cuma anak umur 17 tahun yang tahun ini naik ke kelas 12, what are you expect me to do?"

"Kamu harus percaya sama aku."

"Aku mau pulang aja." Kata gue sambil ngeberesin tas gue dan beranjak berdiri dari kursi café dan segera pergi keluar café.

Till We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang