Author Pov.
Gevin menimang-nimang kembali handphonenya untuk kesekian kalinya di 15 menit terakhir ini. Ia masih tidak bisa memutuskan apakah ia harus menghubungi Emily atau tidak.
Iyalah, mikir apalagi sih Gev.
Gevin S: Em temenin gue ngambil tux yuk sejam lagi gue jemput ya.
Emily Elisha: jemput di apart aja sekarang gue gabut.
Tumben?
Namun tanpa memikirkan lagi kenapa Emily berada di apartemennya padahal hal itu sangat jarang, Gevin pun langsung mengambil dompet dan kunci mobilnya.
---
"Lo baru mau ngambil tuxedo lo jam segini?" tanya Emily begitu ia sudah duduk di mobil Gevin.
"Iya." Jawab Gevin singkat.
"Ini jam 9 dan wedding party sepupu lo jam 11 dan lo baru mau ngambil tux?"
"Tadinya gue ga mau dateng malah. Apa gausah aja ya?"
"Gila lo!" kata Emily sambil memukul pundak Gevin.
"Aw! Kenapa sih?!" protes Gevin.
"Ga dateng aja lo, bisa aja ini wedding party terakhir lo karena lo ga nikah-nikah stuck di skripsi?"
"Bangsat."
"HAHAHAHAHA."
"Gua tadinya mikir mending gue di rumah lo aja terus entar kita movie marathon."
"Lah ga mau, gue maunya lo dateng ke wedding party sepupu lo."
"Yaudah gue dateng."
---
Gevin kembali merapikan tuxedonya. Ia tidak sabar untuk mengakhiri acara ini walaupun acaranya belum juga dimulai. Mungkin ia tidak akan datang kesini jika ibunya tidak terlihat sesenang ini, dan juga jika bukan karena Emily memintanya. Sepulang dari sini, ia akan langsung ke rumah Emily.
Di ujung ruangan Gevin menyadari kehadiran Abyan yang selalu dengan senyum percaya dirinya. Apakah senyum itu juga yang membuat Emily jatuh cinta kepada Abyan? Tapi Gevin dan Abyan memiliki senyum yang sama.
Abyan menyadari tatapan Gevin walau jarak mereka cukup jauh lalu tersenyum simpul ke arah Gevin. Gevin hanya memalingkan mukanya seperti tidak ada seorang pun yang sedang tersenyum kepadanya. Ia masih belum bisa bersikap baik-baik aja kepada Abyan, mereka tidak akan pernah bersikap baik-baik saja lagi.
--
Gevin menghisap rokoknya yang sudah tinggal setengah itu di rooftop gedung pernikahan sepupunya ini tanpa peduli dinginnya malam yang terus melintas enggan untuk meninggalkannya. Dia tidak pernah berpikir bertemu Abyan lagi akan membuatnya terus-terusan memikirkan kesalahan Abyan dan demi Tuhan dia ingin menonjoknya saat ini. Dan orang yang sedari tadi ia pikirkan pun datang, dengan tuxedo yang sudah dilepas kancingnya menggambarkan kesesakan yang ia rasakan.
Abyan berdiri di sebelah Gevin ikut bersandar pada besi pembatas rooftop itu, "Apa kabar Vin?" tanya Abyan sambil mengambil 1 puntung rokok dari saku celananya.
Gue udah gabisa lagi, gumam Gevin.
"Hm?" tanya Abyan dengan puntung rokok di bibirnya.
Seketika satu tonjokan melayang di pipi kanan Abyan dan puntung rokok yang tadi ingin dinyalakannya terhempas entah kemana.
"Brengsek kenapa harus balik lagi sih lo?!" teriak Gevin.
"Kenapa sih lo?!" sahut Abyan sambil balik menonjok Gevin sampai Gevin terjatuh.
Gevin bangun dengan darah di suduk bibir kirinya, "Lo ngapain kesini lagi? Mau nyakitin Emily lagi?" kata Gevin seraya meluncurkan tinju keduanya namun berhasil ditahan oleh Abyan.
"Wow okay easy gue kesini ga berniat ngebuat wedding party sepupu kita ancur ya gara-gara muka babak belur kita. Stop being childish Vin, gue pergi aja." Kata Abyan sambil pergi berlalu.
Gevin menyalakan rokoknya yang baru lagi berusaha meredam emosinya. Mungkin ini pertengkaran serius pertama kalinya dengan Abyan. Mereka tidak pernah berebut apapun, mereka selalu mengalah satu sama lain. Tapi Gevin tidak mau mengalah untuk yang satu ini. Gevin membuang puntung rokoknya dan berlari secepat mungkin menuju lift, ia ingin menemui Emily.
--
Gevin menginjak pedal mobilnya berusaha mempercepat laju mobilnya mengabaikan betapa menusuknya dingin ac mobil yang sedari tadi menerpa wajahnya. Sesekali ia meringis menyadari darah di sudut bibirnya tidak juga kunjung berhenti. 30 menit kemudian ketika Gevin hendak memarkirkan mobilnya di dekat rumahnya Emily, ia menyadari sesuatu, mobil Abyan juga terparkir disana. Tak lama Abyan beserta Emily keluar dari rumah Emily dan mereka pun masuk ke mobil Abyan dan mobil itu segera melaju entah tau atau tidak kalau Gevin ada disitu.
Apakah ia terlambat lagi? Sama seperti 2 tahun yang lalu?
--
[a/n]
akhirnya gue menemukan inspirasi untuk ngelanjutin ini :")
KAMU SEDANG MEMBACA
Till We Meet Again
Fiksi RemajaBaginya, Emily bukan hanya sekedar perempuan yang hadir di hidupnya dan lewat begitu saja. Emily mengajarinya bahwa menginginkan sesuatu berarti perjuangan. Namun ia juga tau menatap perempuan itu sama saja seperti mengingatkannya akan banyak hal di...