Satu

1.8K 69 2
                                    

Emily POV.

Kantin pada jam istirahat pertama terlihat seperti biasanya, sibuk. Orang-orang keliatan sibuk sama urusannya masing-masing, yang ga lain dan ga bukan adalah urusan.. perut.

"Eh temenin gue nonton Annabelle dong ah masa sendirian kayak apaan tau." Ucap gue sambil terus menarik lengan baju Thaya.

Athaya yang tadinya sedang sibuk berkutat dengan siomay-nya kemudian beralih menghadap gue. "Lah biasanya juga sendiri, lu kan jones abadi."

"Ye gitu ya mentang-mentang baru jadian. Gue tikung juga nih." Kata gue sambil mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kantin, nyari Tio -pacarnya Thaya-, kan ceritanya mau nikung Thaya.

Tapi ternyata Dewi Fortuna ga berpihak sama gue, alih-alih ngeliat Tio, malah ga sengaja ngeliat si kunyuk Dylan yang lagi senyum sumringah ke arah gue. Siaga 3.

Dylan Radika. Salah satu dari sekian orang yang ga pernah absen di kehidupan gue. Cowo manis dengan otak yang ga usah diraguin lagi kepinterannya. Oh engga, dia ga cuma manis tapi juga ganteng yang ngebuat dia punya banyak fans di SMA Angkasa ini. Dan keramahan dia jadi nilai plus buat setiap orang. Tapi satu hal yang selalu ngebuat gue ngerasa ilfeel sendiri kalo berurusan sama dia, dia gatau malu. Suka bersikap konyol tanpa peduli sikon.

"Anjrit ada Dylan." Dang! Dengan begonya gue ngomong gitu yang akhirnya ngebuat Thaya nengok nyari-nyari Dylan. 1 lagi kesialan yang menimpa gue. Kebiasaan Thaya kalau gue abis godain-mau-nikung-dia pasti dia langsung balik godain gue pake embel-embel si Dylan.

"Eh Thay jang-"

"DYLAN SINI DEH TADI EMILY MINTA DITEMENIN NONTON KATANYA." Dan dengan toanya Thaya teriak.

yah, tamat gue.

"TUNGGU SEBENTAR YA YAYANG EMILY." Dylan malah bales neriakin Thaya dengan gatau malunya.

"Hahaha Em, Dylan kes- Eh mana Emily nya.." kata Thaya bingung.

Sorry Thay, gue harus pergi demi kelangsungan hidup urat malu gue.

-------

Udah 7 menit gue berkutat dengan segala tetek bengek toilet ini. Iya, gue lagi ngumpet. Ngumpet dari Dylan lah, siapa lagi. Sampe kemudian ada suara pintu kebuka barengan sama suara ketawa.

"Eh La, tadi denger ga di kantin yang pas Thaya anak 10 IPA-2 teriak kalo Emily ngajak Dylan nonton?" kata seorang cewe yang gue yakini anak kelas 10 juga, karena dia nyebut nama Thaya ga gini 'Thaya si ADEK KELAS 10'. Biasalah senior disini emang aneh, ucapan 'adek kelas'nya tuh kayak ga boleh ketinggalan terus harus ditekenin gitu. Kayak nentuin derajat gitu, dan derajat anak 10 yang notabenenya ade kelas ya gitu, hina.

Kemudian gue denger pintu toilet di sebelah gue kebuka. Oh si La-La-La ini kayaknya masuk toilet.

"Emily siapa?" Tanya si La.

"Itu loh yang anak 10 IPA-2 yang kecengannya Dylan."

"Hah? Kencengin? Lo minta gue ngomong kencengan Dine?" teriak si La.

"Kecengan, Lala." Jawab si Dine nyolot. Oh.. namanya Lala.

"Siapa yang dikencingin?" bales si Lala.

Gue yang denger mereka ngobrol emosi sendiri sama budeknya si Lala ini, "KECENGAN GOBLOK." Dan akhirnya reflek teriak gitu.

2 detik. Bruk! "Aw Nadine goblok sakit nih buruan ada setan anjir horor amat nih toilet." teriak si Lala.

"La, elah buruan gue udah gemeter." kata si Nadine.

Ternyata si Lala sama Nadine ngira gue setan, guys.

-----

TING! TING! TING!

Akhirnya suara yang udah gue tunggu-tunggu dari pagi bunyi juga, bel pulang oh bel pulang, i love you to the moon and back. Gue langsung buru-buru beresin tas sebelum si kunyuk Dylan dateng membawa petaka.

Telat.

Dylan dengan jambulnya yang setia itu, udah bertengger di depan pintu kelas gue.

"Halo baby Emily." sapanya yang kelewat bikin jijik.

"Palalo baby." Bales gue.

"Jadi nonton kan?" tanyanya masih dengan senyum manisnya itu. Eh. 1 hal yang gue akuin dari pertama kali ngeliat Dylan yaitu Dylan emang ganteng tapi sifatnya yang over-pede bikin males sendiri.

Tik tok. Gue mikirin kalimat apa yang bakal ngebikin Dylan lupa sama omongan-sialan-Thaya-di-kantin-tadi. "Eh Miranda Kerr." teriak gue sambil nunjuk-nunjuk ke belakang Dylan.

Tapi Dylan tetep menghadap ke arah gue tanpa berusaha nengok sedikit pun. "Ga dong sayang, aku kan setia sama kamu." ucap dia menjijikan.

Ilfeel tingkat bekasi. Pikirin cara lain Em, pikirin. "Eh kartu pokemon siapa tuh anjir!"

Dan ya, Dylan nengok excited berusaha nyari si kartu pokemon. Dan gue pun cepet-cepet lari daripada harus kejebak sama Dylan dan jambul legendarisnya.

"Mana Em kart-" kata Dylan sambil nengok, "EM KOK LARI KATANYA MAU NOTON BARENG." teriak dia.

"JONES JONES DEH GUE DARIPADA HARUS NONTON SAMA LU." Teriak gue sambil terus lari.

--

[a/n]

Ehm, jadi readers.. nama tokoh utamanya kan Emily dan nama gue Emilia. Gue bukan nya mau gimana gitu yaaa ngebikin nama kita dimiripin gitu, engga. Gue emang lagi suka sama nama 'Emily'. Jadi gue harap kalian semua ga nge-bully gue gitu gara-gara masalah nama doang ya okayyyy!

Till We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang