Empat Belas

547 29 2
                                    

Author POV.

Emily berjalan menuju lokernya yang terletak di tengah-tengah koridor IPA kelas 11. Sendirian. Dengan segala macam tatapan yang orang-orang berikan padanya. Dia tidak peduli, bahkan tidak berusaha untuk mempedulikan mereka sama sekali. Tapi tatapan mereka lama kelamaan cukup mengganggunya. Emily pun mempercepatkan langkahnya.

Coklat.

Surat.

Dan bunga. Lagi-lagi.

Entah sejak kapan benda-benda tersebut mulai memenuhi loker Emily. Sedikit-sedikit hingga saat ini jumlahnya semakin banyak membuat Emily menjadi bingung.

 

“Siapa sih yang ngelakuin gini-ginian? aneh banget. Trus gimana coba cara masukin ke loker guenya?” tanya Emily kepada dirinya sendiri.

 

Emily memasukan coklat-coklat, surat-surat, dan bunga-bunga itu ke dalam tasnya. Juga buku-buku yang menjadi tujuan utama dia berdiri di depan loker ini sejak 10 menit lalu.

Emily berjalan menuju kelasnya dan tak lama kemudian dia sampai di sana. Dengan langkah terburu-buru dia menghampiri mejanya. Menaruh tasnya dan membuka tas tersebut juga mengeluarkan segala jenis benda-dari-penggemar tersebut. Emily melihat surat-surat yang ada di situ.

Ah, hanya sekumpulan surat penggemar biasa. Gumamnya.

 

Dan satu surat nyasar.

 

“EMS! LAGI NGAPAIN?” teriak Dylan tiba-tiba, “Dari fans-fans lagi ya?” lanjutnya.

“Lagi.” Jawab Emily tanpa mengalihkan pandangannya.

Fans. Cukup aneh. Gumam Emily.

“Ka Emily!! Ka Dylan ganteng banget minta nomor telfonnya dong.”  Iya, itu isi surat nyasar yang Emily bilang tadi.

Ini orang aneh juga ya, gimana gue mau kasih nomor telfonnya Dylan kalo dia aja ga ngasih tau namanya dia siapa. Poop gajah dasar. Gumam Emily.

“Fans lo nyasar nih ke loker gue.” kata Emily sambil ngasih surat nyasar tadi ke Dylan.

Dylan cuma ngeliatin surat itu dengan kening berkerut, yang sedetik kemudian berganti dengan tampang geli sambil bergumam ‘kocak’.

Bukan hanya surat nyasar tadi yang menarik perhatian Emily, tapi juga satu surat kecil yang barusan Emily temuin ini.

“Am i that invisible?”

 

Siapa coba yang ngirim-ngirim kode aneh gini ckck ada-ada aja. Gumam Emily sambil memasukan benda-dari-fans tadi ke dalam laci mejanya. Saat dia memasukan benda-benda tersebut, ada 1 benda yang tadi ga sengaja tersentuh oleh Emily. Emily merogohnya dari laci meja kemudian mengeluarkannya.

Till We Meet AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang