05. Rumah Tangga, Masa Lalu Yang Pahit

577 86 7
                                    

...( Flashback )...

"Sungmin... maaf.. sepertinya aku masih belum bisa---"

"Lagi??"
Sungmin memotong perkataan suaminya untuk mengeluh.

"Ma...maafkan aku.. Aku akan mencoba lagi besok.. Aku---"

BUGH!
Sungmin melempar bantal kepada Jaejong kemudian memakai lagi pakaiannya.

Sudah 5 bulan mereka menikah, tapi suaminya itu masih tidak mau berhubungan seks dengannya. Alasannya selalu sama, belum siap, belum siap, belum siap! Sungmin sudah jenuh menunggu Jaejong untuk siap menggagahinya. Awal-awal pernikahan dia bisa memaklumi itu karena mereka memang belum terlalu mengenal satu sama lain. Tapi ini sudah berbulan-bulan! Mereka sudah sah menikah dan tinggal serumah. Dia bahkan merawat tubuh dan wajahnya agar selalu tampil menarik di depan Jaejong. Apa dia tidak cukup cantik untuk bisa membuat penis itu berdiri! Sungmin sangat kesal karena setiap kali mencoba bercinta selalu berakhir dengan memalukan seperti ini.

Jaejong menatap Sungmin yang meringkuk di balik selimut dan tidur membelakanginya. Jaejong membetulkan selimut Sungmin kemudian merebahkan dirinya juga di sisi lain ranjang. Dia merasa sangat bersalah.. Jajeong tahu itu semua kesalahannya. Setiap kali mereka mencoba untuk bercinta, Jaejong selalu mundur di tengah jalan karena kejantanannya tidak mau berdiri..

Jaejong sudah berusaha.. Dia sudah mencoba untuk menyukai Sungmin. Dia memulainya perlahan sejak awal pernikahan, dari dengan menyentuh rambut Sungmin, menggenggam tangannya ketika berjalan-jalan, mengecup keningnya, mengecup pipinya, memeluknya, hingga akhirnya dia memberanikan diri untuk mencium bibir Sungmin 2 minggu lalu. Sejak saat itu, setiap hari sebelum tidur, Sungmin selalu mengajaknya untuk bercinta.. Jaejong belum siap untuk itu. Dia sangat gugup dan merasa sangat berat untuk menyentuh tubuh Sungmin yang disodorkan kepadanya. Tangannya menjadi dingin dan mengeluarkan banyak peluh ketika melihat Sungmin tanpa busana.

Sudah 2 minggu ini Jaejong gagal memuaskan keinginan istrinya. Dia sudah mencoba mencari tahu di dunia maya hal-hal yang dapat dilakukan untuk merangsang ereksi. Mencium bibir, mencium leher, mencium telinga, mencium seluruh bagian badan yang sensitif, meremas payudara, pinggang, pantat, Jaejong tahu semua teorinya, tapi ketika dia ingin mempraktekkan, semua teori itu seperti hanya omong kosong belaka baginya.. Jangankan meremas tubuh Sungmin, baru akan menyentuh kulitnya saja tangan Jaejong sudah gemetar. Bahkan ketika Sungmin yang memberikan ransangan padanya pun tetap tidak berhasil..

Sungmin sempat mengira Jaejong impoten, dan mengajaknya untuk memeriksakan diri ke dokter, tapi hasil pemeriksaan rumah sakit menyatakan kondisi penis dan skrotum Jaejong normal, semua hasil tes fisiknya menyatakan Jaejong tidak impoten. Yah.. Jaejong sebenarnya sudah tahu jika bukan itu penyebabnya. Miliknya bukan tidak bisa berdiri, tapi itu hanya mau berdiri untuk sesuatu.. Tidak, lebih tepatnya untuk seseorang.. Seseorang yang tidak mungkin Jaejong ceritakan kepada Sungmin..

Jaejong bisa saja membayangkan orang itu untuk merangsang kejantanannya berdiri, tapi dia tidak ingin menggunakan cara itu. Jaejong sudah berjanji pada orang tuanya dan dirinya sendiri untuk melupakan perasaannya pada orang itu untuk selamanya. Ketika menikah dia juga sudah berjanji pada Sungmin di hadapan Tuhan bahwa dia akan mencintainya. Jaejong hanya berusaha menepati janjinya. Dia tidak ingin hanya untuk kebutuhan seks, dia melakukan dosa untuk memuaskan Sungmin. Bukankah hanya dengan membayangkan orang lain saja sudah termasuk mengkhianati pasangan?

Sebentar lagi.. sebentar lagi dia pasti berhasil menyukai Sungmin.. Jaejong memejamkan matanya, berusaha untuk tidur, berharap Sungmin masih akan bersabar menunggunya untuk menjadi suami yang normal..

-------------------

Keesokan harinya, ketika Jaejong hendak masuk ke dalam rumahnya sepulang kerja, langkahnya sedikit terhenti karena melihat sepasang sepatu asing di depan pintu rumahnya. Ada tamu, Jaejong agak bersemangat, siapa yang datang? Selama dia menikah, belum pernah ada seorangpun yang datang mengunjungi rumahnya.

PointlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang