16. Menemui Pemilik Mall

570 93 11
                                    

"Nenek, bolehkan aku bertanya sesuatu..?"
Sohee memanfaatkan keeadaan ketika Ayahnya sedang tidur.

"Apa? Katakan saja."

"Tentang teman ayah, yang... mm... ayah su..sukai dulu.."

Sohee ragu-ragu untuk menyinggung masalah itu kepada Nyonya Kim, dia takut akan membangkitkan kemarahannya lagi. Karena setahu Sohee, Tuan dan Nyonya Kim membenci ayahnya karena masalah itu. Tapi bertanya pada Nyonya Kim adalah cara yang paling mudah. Bertanya pada ayahnya mungkin akan sulit mendapatkan jawaban. Sementara di buku harian ibunya hanya tertulis cerita tanpa tercantum nama. Sohee perlu tahu nama 'orang itu' untuk bisa mencarinya.

Nyonya Kim tersenyum.
"Maksudmu Yunho?"

"Yunho... Apakah dia sahabat ayah yang ayah sukai dulu?"

"Mn. Jung Yunho. Kenapa bertanya tentangnya?"

"Ti..tidak apa-apa.. Apakah Nenek masih membenci ayah karena masalah itu..?"

Nyonya Kim menggelengkan kepala.
"Nenek tidak pernah membencinya karena masalah apapun.. Nenek hanya tidak berani melawan Tuan Kim.."

"Begitu.. Syukurlah.. Apakah Nenek bisa menceritakan tentang orang itu? Jung Yunho.."

"Kenapa sangat tertarik padanya?"

"e...aku ingin mencarinya.. Aku tahu ayah masih merindukannya.. Kurasa ayah akan bahagia jika bertemu lagi dengannya.. Aku ingin ayah bersemangat untuk sembuh, seorang sahabat mungkin bisa membantunya untuk itu.. Apakah nenek juga berpikir begitu?"

"Kau benar, Jaejong pasti senang jika bertemu dengannya. Tapi setahuku dia pergi ke luar negeri setelah Jaejong menikah. Aku tidak tahu kabarnya sekarang.."

"Luar negeri??"

"Ya.. kudengar dia menjalankan bisnis keluarga di sana. Dia dulu sangat dekat dengan Jaejong. Sering datang ke rumah kami untuk sekedar bermain atau mengerjakan tugas sampai menginap. Mereka selalu bersama sejak SMA, bahkan sering pulang dengan babak belur bersama juga. Mereka berdua sangat nakal ketika masih muda dulu."
Nyonya Kim terkekeh ketika mengingat lagi kelakukan anaknya.

Hari itu Sohee mendengar cerita masa lalu ayahnya, apa saja yang pernah ayahnya lakukan bersama Yunho, hingga bagaimana ayahnya membakar semua barang-barang yang terkait dengan orang itu ketika Tuan Kim mengetahui perasaan yang disembunyikannya. Sohee menjadi semakin menyesal setelah tahu betapa dekatnya mereka dulu, menyesal karena telah membuat ayahnya memutuskan untuk melupakan sahabat terbaiknya dengan merobek satu-satunya foto yang masih tersimpan. Dalam hati Sohee berjanji untuk menebus semua itu, dia akan membawa Jung Yunho ke hadapan ayahnya, mengembalikan masa lalu ayahnya yang bahagia.

Beberapa jam kemudian Jaejong bangun. Nyonya Kim masih di sana bersama Sohee. Jaejong sangat gembira hari itu, karena ketika membuka mata ditemani oleh orang-orang yang dia sayangi.

"Ibu.. kenapa tidak pulang? Ini sudah malam.. Bagaimana kalau ayah mencari.."

"Ck. Tidak apa-apa. Biarkan saja orang tua itu. Dia sudah meninggalkanmu selama 16 tahun, meninggalkannya selama 1 hari tidak akan membuatnya mati. Ibu akan pulang setelah kau menyelesaikan makan malam, ayo buka mulutmu aaaaaa.."

Jaejong tidak bisa berkata-kata lagi karena mulutnya terus disumpali makanan. Tapi dia tersenyum, untuk pertama kalinya dia merasa aman karena memiliki seseorang yang membelanya..
.
.
.
.
.
.
.
.
"Nenek.. terima kasih sudah datang.."
Kata Sohee sebelum berpisah di lobi Rumah Sakit.

"Nenek seharusnya datang belasan tahun yang lalu.. Nenek akan kemari lagi besok. Jadi jangan terlalu mengkhawatirkan ayahmu, nenek akan menjaganya, sekolahlah yang rajin."
Nyonya Kim mengusap kepala Sohee.

PointlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang