Pada akhirnya Sohee berhasil membuat Yunho membatalkan rencana untuk menyamarkan Hyungsik sebagai siswa di kelasnya, tapi dengan syarat Sohee harus mau diantar jemput dengan mobil dan belajar bela diri. Yunho tidak mau Sohee tertindas, paling tidak dia harus bisa menang ketika melawan. Jadi sejak kejadian di Mall yang lalu, Yunho meminta Hyungsik untuk secara privat mengajari Sohee bela diri. Yunho juga menyuruh Hyungsik untuk mengantar jemput Sohee. Tapi karena itu adalah Hyungsik, terkadang Sohee tidak mau diantar pakai mobil, dia tetap lebih suka baik bis, jadi Hyungsik menemaninya naik bis. Hingga tidak terasa satu tahun berikutnya berlalu.
Sohee menjadi samakin percaya diri sekarang. Karena jika diganggu, dia tidak hanya bisa melawan secara verbal, tapi juga secara fisik. Apalagi orang-orang selalu melihat bodyguard garang yang setia menemani Sohee ke mana-mana di luar sekolah, tidak ada yang ingin merasakan bogem mentah dari bodyguard itu, sehingga lama kelamaan orang-orang semacam Jennie mengurungkan sendiri niat mereka untuk mengganggu Sohee.
Sekarang kegiatan sekolah untuk siswa kelas 3 sudah tidak lagi padat. Sohee sudah menyelesaikan ujian akhir sekolahnya, dia bahkan sudah lolos ujian masuk di salah satu universitas. Banyak waktu untuk bersantai sampai menunggu hari wisuda, dia bahkan sudah tidak diwajibkan lagi untuk datang ke sekolah.
Hari ini matahari bersinar cerah dan hangat, Sohee sedang menyisir rambutnya di kamar sambil bersenandung untuk mangawali akhir pekannya. Sementara seseorang yang lain sedang kebingungan di depan pintu kediaman Jung. Orang itu bolak balik melangkahkan kaki mendekat dan menjauh, mengangkat dan menurunkan tangan untuk menekan bel pintu. Dengan tarikan napas panjang yang kesekian kalinya, orang itu akhirnya memberanikan diri. Setelah mengelap keringat dan merapikan lagi jaket kulitnya, orang itu menekan bel.
"Yaaa, Sebentar!"
Suara seorang pria menyahut dari dalam rumah begitu bel rumah berbunyi, membuat orang yang menekan bel semakin berdebar.CEKLEK.
Pintu rumah terbuka.Kepala Jaejong menyembul keluar.
"Hyungsik?""Se..selamat pagi Tuan Jung.."
"Eh, iya, selamat pagi juga. Apa ada panggilan dari Yunho hari ini? Aku tidak ingat kita ada acara yang membutuhkan kehadiranmu?"
Jaejong heran. Sehari-hari Hyungsik memang menjadi bodyguard Sohee, tapi biasanya setiap akhir pekan dia libur, kecuali dipanggil oleh Yunho karena ada acara khusus untuk menjaga Sohee."e...aku tidak datang untuk bekerja.."
"Oh? Lalu?"
"Ayah minggir, jangan menghalangi pintu, aku mau pergi."
Suara Sohee tiba-tiba menghentikan percakapan antara Jaejong dan Hyungsik."Mau ke mana pagi-pagi?"
Tanya Jaejong sambil memicingkan mata meneliti penampilan Sohee yang sudah sangat rapi dengan kaos dan jinsnya, gadis itu bahkan membuat kepangan di rambutnya."Jalan-jalan."
Jawab Sohee sambil membuka pintu lebih lebar."Jalan-jalan ke mana?"
"Ke banyak tempat."
"Tunggu."
Sohee sudah melangkahkan sebelah kakinya keluar dari pintu dan menggeret lengan Hyungsik ketika Jaejong menghentikan mereka.Jaejong mengamati penampilan Hyungsik dan Sohee. Kaos, celana jins, jaket kulit. Matanya semakin menyipit melihat warna kaos keduanya yang bahkan sama. Jaejong melipat tangan di dada ketika akhirnya menyadari sesuatu.
"Kalian berkencan?"
Hyungsik hanya bisa menelan ludah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pointless
FanfictionJaejong merelakan perasaannya untuk menikah dengan orang pilihan orang tuanya, mencurahkan belasan tahun hidupnya untuk merawat seorang diri putri yang lahir dari rahim istrinya, tapi apa yang dia peroleh.. Tidak ada.. Pada akhirnya Jaejong kehilang...