"Sepertinya fase induksi ini harus diperpanjang 1 kali lagi, jumlah sel kankermu masih sedikit di atas batas aman."
Kara Dokter Park kepada Jaejong sambil membaca hasil uji laboratorium."Begitu.."
Jaejong tersenyum lemah.Dokter Park tahu apa yang Jaejong pikirkan. Kebanyakan penderita kanker menyerah di masa-masa ini, ntah itu melewatkan jadwal kemo, atau bahkan berhenti di tengah jalan. Dokter Park tidak ingin Jaejong seperti itu, karena hanya akan membuat penyakitnya menjadi kebal obat dan tidak bisa diberantas lagi. Jaejong tidak boleh menyerah.
"1 kali lagi Jae, setelah itu rentang kemoterapimu akan diperpanjang menjadi 12 hari sekali dengan dosis yang lebih kecil. Efeknya tidak akan separah sekarang, kau mungkin bisa kembali bekerja lagi. Jangan menyerah sekarang, mn?"
"Aku hanya merasa tidak cukup kuat untuk melaluinya lagi.."
"Ck. Jangan berkata seperti itu. Hanya 1 kali lagi saja, lakukan demi Sohee. Oh, di mana dia?"
Dokter Park melihat ke sekeliling ruangan."Aku menyuruhnya pulang untuk beristirahat. Dokter, tentang Sohee, tolong jangan beri harapan yang berlebihan padanya, aku ingin dia mulai bersiap hidup mandiri.."
PAK.
Dokter Park memukul kepala Jaejong dengan gulungan kertas di tangannya. Tidak keras, hanya untuk menyadarkan Jaejong dari pikiran kalutnya."Kau meremehkanku. Aku tidak akan membiarkanmu mati, merusak reputasiku saja. Tinggal disini sampai masa kemo berikutnya, supaya aku bisa mengawasimu. Aku tahu kau ingin kabur."
Jaejong terkekeh.
"Kalau begitu kau harus mengikatku di ranjang..""Akan kuminta perawat melakukannya nanti. Beristirahatlah."
Dokter Park tertawa kemudian meninggalkan ruangan untuk memeriksa pasien yang lain.Setelah keluar dari ruangan Jaejong, Dokter Park berpesan kepada perawat.
"Lakukan pemeriksaan lebih sering untuknya. Kondisinya sangat lemah, sering-seringlah bertanya apa yang dia rasakan. Paksa dia untuk berbicara, dia sering menyembunyikan keluhan."Perawat mengangguk. Mereka sudah paham maksud Dokter Park. Beberapa pasien memang akan melalui masa kritis di akhir fase induksi, karena obat kemo tidak hanya membunuh penyakit mereka, tapi juga merusak organ yang sehat dan melemahkan kekebalan tubuhn. Berbagai macam penyakit bisa menyerang kapan saja. Jaejong tidak diijinkan pulang setelah melalui kemo ke-6'nya kemarin, karena dia mengalami demam dan pendarahan dari hidung dan mulut yang cukup parah.
---------------
Sohee tidak pulang ke rumah. Dia sekali lagi pergi ke tempat dimana harapannya membumbung tinggi. Kediaman Tuan dan Nyonya Kim.
"Tuan Kim, tunggu!"
Sohee berlari mengejar ayah Jaejong yang beranjak masuk ke dalam rumah begitu melihat Sohee di kejauhan.Tuan Kim berdecak kesal. Hari masih pagi, dan akhir pekannya sudah terganggu oleh kedatangan orang yang tidak diharapkan. Dia segera menyuruh istrinya masuk meninggalkan semua kegiatan yang belum selesai, dia dan istrinya sedang berkebun sebelumnya. Nyonya Kim tidak pernah bisa melawan suaminya, dia pun dengan berat hati masuk ke dalam rumah.
"Ada apa lagi?"
"Tolong dengarkan aku sekali ini saja Tuan Kim, kumohon.."
Sohee memohon dengan berkaca-kaca.Dia pernah datang kemari sebelumnya, tapi Tuan dan Nyonya Kim bahkan tidak membukakan pintu rumah mereka untuknya. Sohee hanya bisa menangis dan menyelipkan surat di celah pintu yang tertutup itu. Surat yang berisi kartu nama Dokter Park serta tulisan yang memberitahukan tentang kondisi ayahnya dan tujuannya datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pointless
FanfictionJaejong merelakan perasaannya untuk menikah dengan orang pilihan orang tuanya, mencurahkan belasan tahun hidupnya untuk merawat seorang diri putri yang lahir dari rahim istrinya, tapi apa yang dia peroleh.. Tidak ada.. Pada akhirnya Jaejong kehilang...