20. Memori, Buku Sketsa Tua

592 84 0
                                    

Sejak kecil Jaejong suka menggambar dan melukis. Tangannya sangat terampil ketika memegang pensil. Dengan sedikit sapuan, sebuah gambar akan dengan mudah terlukis di atas kertas.

Jaejong suka melukis alam dan pemandangan. Dia selalu membawa sebuah buku sketsa dan pensil ke mana-mana, kalau-kalau ada hal menarik yang ditemuinya di perjalanan. Jaejong bahkan memiliki koleksi buku sketsa untuk lukisan-lukisan yang pernah dibuatnya sejak dia duduk di bangku sekolah dasar.

Sekarang dia sudah duduk di bangku SMA, tapi hobinya masih belum berubah. Dia bahkan menjadi semakin tertantang untuk mencari objek lain yang lebih menarik. Berpetualang ke tempat-tempat yang jarang dikunjungi oleh orang.

Suatu hari ada jam pelajaran kosong di kelasnya. Daripada tertidur di kelas, Jaejong memilih untuk melompati pagar belakang sekolah dan mendaki bukit kecil di sana. Hah..sangat menyegarkan duduk di atas bukit sambil menikmati angin dan pemandangan. Jaejong mulai mengeluarkan peralatannya untuk melukis.
.
.
.
.
.
"Gambarmu bagus juga."

PAK!

"Aakh!"
Seseorang yang menyapa Jaejong memegangi hidungnya karena terkena tamparan buku sketsa.

"Kenapa memukulku?!"

"Kenapa mengagetiku?!"
Jaejong tidak mau kalah. Siapa yang tidak kaget jika tiba-tiba ada kepala muncul dari belakang pundaknya.

"Tidak perlu melayangkan buku itu! Oh.. hidungku.. bagaimana kalau ini jadi pesek.. ketampananku.."

"Ck. Hidung tidak akan semudah itu berubah, bodoh."

"Lihat, jadi merah!"

Jaejong tertawa.
"Rudolph The Red Nosed Reindeer!"

"Awas kau!"

Jaejong naik ke atas pohon besar karena dikejar-kejar, kemudian duduk di sebuah dahan besar.

"Ternyata kau juga pandai memanjat seperti monyet."

"Aaaah! Kenapa suka sekali mengagetiku!"
Jaejong hampir terjatuh ketika tiba-tiba melihat orang itu sudah duduk di sampingnya. Untung saja orang itu menarik tangannya tepat waktu.

Demi keamanan, mereka berdua akhirnya duduk tenang di dahan pohon sambil melihat pemandangan.

"Siapa namamu?"

"Jaejong. Kim Jaejong."

"Aku Yunho. Jung Yunho. Kita teman sekelas kau tahu?

"Benarkah? Banyak orang di kelas, aku belum bisa mengingat semuanya. Kenapa kau ada di sini?"

"Mengikutimu tentu saja."

"Ck. Kenapa mengikutiku?"

"Kenapa tidak mau diikuti?"

"Kenapa kau sangat menyebalkan?"

"Kenapa kau ingin tahu?"

"Berhenti menjawabku pertanyaanku dengan pertanyaan! Aaarrrgh! Benar-benar!"

Yunho semakin tertawa keras ketika Jaejong marah. Itu membuatnya semakin ingin mengganggu Jaejong. Jaejong sendiri sangat terganggu dengan orang seperti itu, dia bukan tipe orang yang suka berkawan di sana-sini. Dia suka menikmati kesendirian untuk mendapat ketenangan. Baru kali ini ketenangannya terusik.

"Apa kita akan di sini sampai bel pulang?"
Yunho bertanya ketika matahari semakin membumbung tinggi. Tidak terasa mereka sudah duduk di sana cukup lama.

Jajeong langsung melihat jam tangannya.
"Aaargh! Sial! Ayo cepat kembali!"

Mereka segera melompat turun dan berlari ke sekolah.

PointlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang