Part 9

358 38 2
                                    

*** 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*** 

Al masih mempertahankan ekspresi dinginnya, dan memilih untuk kembali berkutat pada kertas-kertas di hadapannya tanpa ada rasa risih dari kedua lengan Yuki yang nampaknya betah bergelayut manja di lehernya.

"Sayang, maafin aku yah." Ujar Yuki. Gadis itu menyembunyikan wajah cantiknya di belakang telinga Al, mengusapkan hidungnya disana.

"Aku tau aku kekanak-kanakan. Aku nuduh kamu yang enggak-enggak, sementara kamu selalu sibuk dengan kerjaan."

Al menghela nafas, masih membiarkan Yuki melanjutkan ucapannya.

"Maafin aku sekali lagi. Aku enggak pengertian ke kamu." Al menutup map yang sedari tadi menjadi perhatiannya.

Pria itu menoleh ke samping, menatap ke dalam sepasang manik hitam kecoklatan milik kekasihnya. Yuki menyunggingkan senyum manis pada Al, lantas meraih sebelah pipi lelaki itu untuk memberikan satu kecupan sayang di kening Al. Tanpa berbicara apapun untuk merespon permintaan maaf Yuki, Al menarik tubuh kekasihnya yang duduk di tangan kursi hingga terjatuh ke pangkuannya.

Al menyelipkan satu tangannya di pinggang Yuki, sementara tangan lainnya berada di atas paha gadis itu. Mendapati perlakuan seperti itu Yuki tak mensia-siakannya. Dia merangkul leher Al, dan merebahkan kepalanya di dada lelaki itu.

Untuk beberapa menit ke depan, keduanya nampak larut dalam posisi seperti itu. Diam, hening, sunyi. Hanya ada suara deru nafas keduanya yang saling bersahutan.

......

Mungkin bagi mereka yang tidak mengenal sejoli yang tengah berjalan beriringan memasuki mall ini, akan beranggapan bahwa mereka hanya sepasang teman. Atau jika mereka melihat sejoli itu seperti sepasang kekasih, kemungkinan ada sepercik pemikiran bahwa mereka tidak saling mencintai.

Namun kenyataannya, meski mereka tidak bergandengan tangan atau bahkan jalan berjauhan, siapapun yang berpapasan akan tahu kalau mereka adalah sepasang kekasih. Siapa tak mengenal Putra presiden dan model cantik yang terkenal ini? Wajah rupawan mereka tentu saja tidak bisa di lupakan bagi siapapun.

"Sayang, kita ke tempat boneka dulu yah?" Gadis itu mendekat, melingkarkan kedua tangannya ke lengan sang kekasih.

"Aku mau nambah koleksi panda lagi." Katanya, melanjutkan. Lelaki itu hanya berdehem sembari mengangguk menyetujui.

Alex Airlangga memang terkenal dingin, tidak berekspresi, bahkan ada pula yang menganggapnya tidak punya hati. Namun, tidak semua orang tau jika Al memiliki cinta yang besar untuk kekasihnya. Gadis cantik yang mampu mencuri hatinya. Kadang, untuk membuktikan kita mencintai seseorang itu bukan hanya dengan ucapan 'I love you' setiap harinya, tapi bagaimana kita bisa konsisten untuk mempertahankan orang yang kita cintai terus berada di hati kita, selamanya.

Seperti Al, dia mempunyai cara sendiri untuk menunjukkan cintanya pada sang kekasih. Meski terkadang, cara dia kurang wajar. Namun Yuki tahu, kalau hanya dia yang berada di hati lelaki itu.

Al setia, dengan caranya.

Al melirik arloji mahal di pergelangan tangannya, lalu menghela nafas. Seharusnya, dia berada di ruang rapat saat ini untuk membicarakan proyek-proyek yang penting. Namun sekarang lelaki itu justru berada di sini, di salah satu mall bersama kekasihnya. Al rela membatalkan rapat dan acara kantor lainnya untuk hari ini. Dia sudah berjanji pada gadisnya untuk memberi waktu sehari kebersamaan mereka. Lagi pula, Al merasa bersalah karena ketika Yuki sakit, dia tidak ada untuk menemani gadis itu. Anggap saja ini untuk menebus kesalahannya.

"Iihh kok panda nya sedikit sih? Nggak ada yang baru. Aku kan udah punya yang ini." Terdengar keluhan manja dari gadisnya. Al mendecakkan lidah lalu memutar tubuhnya.

"Mau kemana?" Yuki bertanya, membuat Al yang siap melangkah pun kembali menoleh padanya.

"Ke toilet." Jawab singkat Al, setelah nya dia pergi meninggalkan gadis itu di tempat boneka.

......

Al menuju gudang mall tersebut, dan menemukan dua orang lelaki baru saja menutup pintu gudang tersebut. Dua orang itu tercengang, mendapati Putra mahkota dari pemimpin Negara mereka sedang berada di hadapan mereka saat ini.

"Ada boneka panda baru?" Tanya Al tanpa basa-basi. Lelaki setengah baya yang mengenakan kemeja biru garis-garis itu pun terperagap.

"Oh, em. Ada, Tuan. Kebetulan baru datang." Lelaki itu memberi kode pada pria muda berseragam seperti pegawai mall lainnya untuk membuka pintu gudangnya kembali.

......

Yuki mendengus untuk kesekian kalinya. Kakinya mengetuk-ketuk ke lantai dengan kesal. Sudah berapa lama kekasihnya ijin ke toilet tapi tak kunjung datang. Dia sudah seperti orang hilang menunggu seseorang datang menyelamatkannya. Mood nya sudah rusak karena boneka panda yang ia cari tak ada, dan di tambah lagi dengan orang-orang yang tiba-tiba datang meminta foto ketika Al baru saja pergi meninggalkannya. Yuki kembali mengipas wajah nya yang lelah menggunakan satu telapak tangannya. Dia kehausan tapi takut untuk meninggalkan Al.

"Ehem." Seseorang dari belakang berdehem, namun Yuki tau siapa pemilik suara itu dan oleh karena nya, gadis itu memilih untuk tidak menoleh. Dia ingin merajuk.

"Kenapa?" Al bertanya dari samping.

Tak ada jawaban dari kekasihnya, justru ia mendapat wanita itu membuang muka. Al pun menggeleng dengan menahan senyum nya. Dia tahu kalau gadisnya pasti sedang merajuk karena menunggu terlalu lama. Maka, tanpa kata apapun lagi Al mengulurkan bingkisan ke hadapan Yuki, yang membuat kedua mata gadis itu membeliak dengan wajah terkejut serta bahagianya.

Yuki menoleh.

"Ka--kamu dap--pet ini dari mana?" Yuki mengambil boneka di bingkis seperti kado itu dari tangan Al.

Itu adalah boneka keluaran terbaru. Satu boneka panda besar yang sedang duduk, dan di atas pangkuannya terdapat keranjang berisi empat anak panda yang mungil-mungil.

Masih dengan wajah berbinar, gadis itu meletakkan bingkisannya ke lantai lalu memeluk leher Al dengan erat.

"Makasih sayang. Aku nggak mau tau kamu dapet ini dari mana. Bahkan kalau kamu mencuri pun, aku enggak peduli. Karena sekarang aku tau satu hal. Kamu akan ngelakuin apapun asal aku bahagia." Ujar gadis itu seraya menyenderkan pipi nya di atas pundak Al.

"Suka?" Al bertanya. Lelaki itu membalas pelukan Yuki tak kalah erat.

"He-em. Aku suka. Makasih, aku mencintaimu sayang."

Kecupan di pelipis Yuki sebagai jawaban Al. Kedua nya terlihat menikmati pelukan mereka, meski sepenuhnya sadar jika saat ini kedua nya menjadi pusat perhatian para pengunjung mall, namun siapa peduli? Kadang, kita perlu menutup mata untuk melupakan hal yang tidak penting di sekitar kita. 

*** 

2023-

story, alkivers mom's

Inilah AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang