Part 33

277 18 0
                                    

***

Pasangan suami / istri itu sedang berada di kediaman Mama Maia dan Papa Jeremy. Tadi, saat Al sedang mengerjakan tugas kantor, Papa Jeremy menelfon Al untuk segera datang karena Papa Jeremy sudah sangat merindukan Tristan, mengingat sudah dua minggu mereka tidak bertemu dengan cucu tersayangnya itu. Dan hal itu membuat Al mau tak mau harus menuruti permintaan Papa nya walau waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam.

Dan disana, diruang keluarga nan megah itu keluarga Airlangga sedang berkumpul. Papa Jeremy sedang berbincang bersama Al mengenai artis dangdut yang melecehkan lambang negara. Mama Maia dan juga Yuki duduk meleseh diatas karpet sambil menyantap bakso. Tadi dalam perjalanan menuju kediaman Mama Maia, Yuki sempat mampir ke restoran untuk membeli bakso favorit Mama Maia. Tristan, putra tampan Al itu nampak tidak tenang. Dia sedang bermain mobil remote didekat Mama Maia, tetapi entah apa yang membuatnya sebentar-bentar merengek. Bahkan hanya karena laju mobilnya tidak sesuai dengan yang ia inginkan, si tampan itu langsung merengek tak jelas. Awalnya Yuki masih sabar menghadapi Tristan, namun lama-kelamaan tanpa sadar Yuki membentak Tristan karena sudah tak tahan dan tak mengerti apa yang Tristan inginkan.

"Eeemmmm...." Rengekkan Tristan membuat Al seketika menoleh ke arah dimana putranya berada.

"Kenapa sih sayang, jangan rewel banget deh." Yuki menegur putranya masih sambil mengunyah bakso.

"Enggak mau jalannya kayak gitu, Ma. Tlistan nggak mau." Si tampan itu menjawab dengan rengekan manjanya.

Al masih menatap ke arah putranya.

"Jadi maunya kayak gimana sayang? Jangan gitu megang remote nya. Sini Mama ajarin, ayo." Ibu muda itupun mulai mengajari cara melajukan mobil remote control itu kepada putranya masih dengan sabar. Dan sang suami masih mengawasinya.

"Emmm.. Enggak mau gitu." Gumam Tristan masih tidak terima, hingga membuat kesabaran sang Mama pun habis.

"Jadi maunya gimana Tristan? Maunya apa? Kok rewel banget dari tadi!"

"Eeemmm... Papa... Hiks.. Papa..."

Al berdecak, nampak tidak suka melihat sang istri membuat putranya menangis. Dari sejak Tristan bayi hingga saat ini, Al paling tidak suka melihat putranya menangis. Ia pun bangun dari sofa, lalu mengambil Tristan dan menggendongnya.

"Enggak bisa sabar dikit ngadepin anaknya, hmm? Hobby banget kayaknya kamu bikin anak nangis! Enggak bisa sabar dikit jadi orang!"

Gumaman Al membuat Yuki hanya bisa diam. Saat Al memanggilnya dengan sebutan 'kamu', maka Yuki sudah paham jika suaminya benar-benar marah padanya. Dan jika sudah begitu, Yuki tak ingin memperpanjang masalah. Dia hanya bisa diam.

Sebenernya, Yuki membentak Tristan bukan karena tidak sabar menghadapi putranya seperti yang dikatakan Al barusan. Hanya saja Yuki tak ingin begitu memanjakan Tristan, seperti Al memanjakan putranya. Akan jadi apa putranya nanti jika Mama dan Papa nya begitu memanjakannya?

...

"Pa, Yuki enggak ngerti lagi deh liat Al. Dia terlalu memanjakan Tristan. Coba deh Pa. Tolong Papa beri nasehat untuk Al, supaya dia enggak terlalu manjain Tristan. Bisa gawat kan Pa kalau Tristan sudah besar nanti?"

Papa Jeremy mendengar curahan hati dari menantunya. Memang apa yang dikatakan menantunya itu ada benarnya juga. Tristan tidak bisa terus dimanjakan seperti yang dilakukan Al. Tetapi dia bisa apa? Dia sudah sangat mengenal betul bagaimana putranya. Jika Al sudah berani melakukan sesuatu, maka Al pasti sudah memikirkan dan menerima resiko dari apa yang dia lakukan. Termasuk soal untuk memanjakan putra semata wayangnya itu. Lagipula sejak dulu Al sangat mengidam-idamkan seorang anak laki-laki. Dan Yuki sudah memberinya. Wajar saja jika Al sangat menyayangi dan memanjakan Tristan. Toh Tuhan telah mengabulkan permintaannya dengan memberinya putra tampan seperti Tristan.

"Memang benar apa yang kamu katakan. Tapi kamu tau Al kan sayang? Kamu sudah bertahun-tahun menjadi istrinya. Dia sangat keras kepala. Papa sendiri juga bingung melihatnya. Lagian Al juga sangat menginginkan seorang putra, dan kamu melahirkannya. Memberikan seorang putra yang luar biasa untuk Al."

"Papa benar sayang. Al sangat keras kepala. Kita enggak bisa menentang dia. Jika Al sudah berani memanjakan Tristan, berarti Al juga siap menerima resikonya."

Saat Papa Jeremy, Mama Maia, dan Yuki sedang berbincang. Al masuk dan bergabung bersama mereka. Tadi Al membawa Tristan ke taman belakang untuk melihat ikan di kolam agar putranya itu berhenti menangis. Dan ternyata benar, si kecil nan tampan itupun seketika terdiam.

Al mengambil posisi duduk disebelah istrinya. Dia merasa bersalah juga karena tadi sudah membentak Yuki. Al pun menyerahkan Tristan pada sang istri.

"Bobok ya sayang ya? Iya Tristan mau bobok ya nak ya."

"Eemm.."

"Eemm?" Yuki mengulangi kata-kata Tristan. Lalu menggendong putra tampannya itu dan menimang-nimangnya.

Sudah menjadi ritual, setiap Tristan mau tidur. Harus digendong dulu, ditimang-timang dulu, di nyanyiin dulu. Baru dia bisa tertidur. Hal itu yang setiap malam dilakukan Yuki maupun Al.

"O Allah. You're the light that shines above. You're the reason I never give up. You're the one I try for live my life. For give up all I have. You're the mighty all the key. All the inspiration I need. And when times get tough. I know you'll stand by me."

Yuki menyanyikan lagu Harris J - You Are My Life. Lagu penghantar tidur favorit Tristan.

Tristan sudah akan terlelap, namun saat mendengar suara mesin mobil Al menyala, si tampan itu mulai rewel kembali. Yuki dan Al akan menginap dirumah Mama Maia dan Papa Jeremy malam ini. Dan Al menyalakan mobilnya karena akan memasukan Pajero Sport putih miliknya itu ke dalam garasi.

"Eeemmmmm.. Aaahhh.. Papa.. Papa.."

"Sssttt.. Sayang.. Papa nya masih mau masukin mobil ke garasi, ok? Nanti Papa balik lagi." Yuki mencoba menenangkan putranya. Namun si tampan itu tak kunjung menghentikan tangisannya jika belum melihat wajah Papanya. Maklum saja, anak Papa.

"Tlistan mau Papa, Ma. Papa.. Hmmm.."

"Iya-iya. Yuk lihat Papa yuk. Anak Papa Al manja banget yah." Gumam Yuki menciumi anaknya dengan gemas, lalu membawanya keluar.

Papa Jeremy dan Mama Maia tersenyum dan menggelengkan kepala. Cucunya yang sangat lucu. Sepintas keduanya mengingat ketika Yuki sedang mengandung Tristan. Pada saat itu Al juga sedang akan memindahkan mobil ke dalam garasi, namun dari dalam rumah Yuki berlari keluar karena takut Al akan pergi.

...

Didalam mobil, Al tersenyum dan menggelengkan kepala melihat Yuki menggendong Tristan keluar. Dan Tristan, putranya itu dalam keadaan menangis. Al sudah tau pasti kenapa si kecil itu menangis.

Al menurunkan kaca mobilnya. "Ssstt.. Sayang.."

"Emmm Papa.."

"Iya.. Sebentar ya.. Papa masukin mobil dulu ya sayang ya."

***

2023-

story, alkivers mom's

Inilah AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang