Part 26

343 23 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Rasya memukul roda kemudi nya dengan keras. Lelaki itu terus mengumpat di dalam mobil karena merasa tidak terima dengan sikap dan perkataan Yuki beberapa saat lalu. Wanita itu sangat keras kepala, emosian, dan tidak memberi kesempatan kepada Maxime untuk berbicara mengenai kondisi Al. Tak tahukah wanita itu jika nyawa suaminya sudah berada di ujung tanduk?

"Sya, udah dong. Enggak perlu emosi-emosi gitu." Maxime memperingati Rasya yang sedang mengemudikan mobil. Lelaki itu benar-benar sudah sangat emosi.

"Gimana gue enggak emosi, Max. Yuki itu terlalu keras kepala banget. Dia enggak kasih kesempatan lo buat ngomong. Gue bener-bener khawatir banget sama kondisi Al, Max. Gue enggak mau Al kenapa-kenapa. Kalo Yuki enggak dengan kepalanya yang keras itu mau berkunjung ke rumah sakit, gue yakin Al akan sadar dari koma nya." Ucap Rasya dengan frustasi. Maxime mengelus lengan Rasya.

"Lo tenang aja. Kita berdoa aja untuk kesembuhan Al. Lo tadi juga udah nyaranin Yuki kan buat nonton tv? Gue yakin Yuki secepatnya akan datang ke rumah sakit setelah melihat kondisi Al di televisi."

...

Dan benar apa yang dikatakan Maxime. Setelah melihat kondisi Al yang jauh dari kata baik di layar televisi, Yuki segera memutuskan untuk pergi ke rumah sakit. Untuk saat ini dia melupakan seluruh kekecewaannya terhadap Al. Yang terpenting sekarang adalah kesembuhan Al, kesembuhan suaminya. Yah, bagaimana pun juga Al adalah suaminya. Ayah dari janin yang sedang ia kandung.

Mobil Yuki baru saja tiba di rumah sakit. Dari kejauhan tampak kamera para awak media mengarah ke mobilnya. Seperti yang sedang di beritakan saat-saat ini, ketidak hadiran Yuki di rumah sakit menjadi pertanyaan besar para media. Selama ini yang tampak di kamera mereka hanyalah kehadiran orangtua Al, mertua Al, rekan Papa Al, dan sahabat-sahabat Al. Tak pernah sedikit pun mereka menangkap kehadiran Yuki, padahal 24 jam para awak media itu mengintai keadaan rumah sakit.

Wanita itu keluar dari dalam mobil dengan wajah sembab. Rambut panjangnya hanya ia sisir dengan seadanya saja. Tampilannya saat ini sangat jauh dari penampilan menantu orang nomor satu di indonesia dan sangat jauh dari penampilan istri seorang CEO kaya raya. Penampilan Yuki, benar-benar penampilan yang seada-adanya.

Ketika Yuki keluar dari dalam mobil, seluruh anggota satuan TNI POLRI memberikan hormat kepadanya. Mereka membungkukkan tubuhnya sopan kepada menantu Presiden RI tersebut, dan mengantarkan Yuki ke ruangan dimana Al masih terbaring tak sadarkan diri.

...

Seluruh pandangan semua orang yang berada di ruang rawat Al tertuju kepada pintu yang baru saja terbuka. Mereka semua terkejut melihat kedatangan seorang wanita berperut buncit itu disana. Mama Natasha hendak mendekati Yuki, namun dengan cepat Mama Maia menahannya. Sambil melangkah pelan mendekati suaminya yang masih terbaring tak sadarkan diri itu, mata Yuki tampak sudah berkaca-kaca. Tepat disaat itu juga kondisi Al tiba-tiba memburuk. Mesin pemonitor detak jantung Al kembali berbunyi dengan tidak normal dan sedikit lebih cepat. Nafas Al juga tak terdengar teratur. Hingga membuat semua orang yang ada di ruangan tersebut menjadi panik. Digo memencet tombol panggilan darurat yang berada di sebelah ranjang Al, namun tak ada satupun dokter yang tampak masuk ke ruang dimana putra orang nomor satu itu di rawat. Verrell yang tak sabar pun segera berlari keluar untuk memanggil dokter karena kondisi Al benar-benar kritis.

"Yuki..!!!" Maxime menjerit ketika melihat Yuki yang hampir terkulai di lantai. Lelaki itu berlari secepatnya agar Yuki tidak terjatuh ke lantai. Wanita itu pingsan.

...

Dokter baru selesai memeriksa Al, dan dia berkata kondisi Al benar-benar kritis. Dokter menyarankan agar seluruh pihak keluarga sama-sama berdoa untuk kesembuhan putra tunggal Presiden RI tersebut. Detak jantung Al sudah benar-benar lemah saat ini.

Yuki yang mendengar perkataan dokter langsung menangis histeris. Wanita itu sudah sadar kembali dari pingsannya setelah para medis memeriksa. Dokter bilang Yuki hanya terlalu banyak pikiran, kurang menjaga pola makan, dan juga syok atas musibah kecelakaan yang menimpa suaminya. Mama Maia dan Mama Natasha yang kebetulan berada di sebelahnya terus berusaha menenangkan Yuki.

"Al.. Suamiku.." Gumamnya diiringi isak tangis yang memilukan. Tangis Yuki benar-benar pecah di dalam ruangan itu. Hingga membuat semua orang yang berada didalam sana ikut dalam suasana haru dari tangis Yuki.

Yuki berdiri di bantu oleh Mama Natasha, lalu berjalan ke arah ranjang Al di bantu oleh Maxime, karena tubuh Yuki masih terasa lemas paska pingsannya tadi. Maxime terus mengelus bahu Yuki mencoba menyabarkan dan menenangkan wanita itu. Tetapi usaha Maxime sepertinya sia-sia. Yuki terlanjur sedih ketika mendengar dokter mengatakan bahwa kondisi Al benar-benar memburuk. Dia butuh suaminya, dia ingin di manja suaminya, dia ingin selalu di elus perutnya dengan suaminya, dan dia merindukan suaminya.

"Babyyy banguunn. Jangan tidur terus babyyy aku takut liat kamu kayak giniii.. Huhuuu. Bangunn sayaannggg.. Aku butuh kamuuu... Aku kangenn sama kamuu byyy.. Aku kangeeennnn..."

Tangisan Yuki benar-benar pecah di ruangan itu, hingga menular kepada Mama Maia.

*** 

2023-

story, alkivers mom's

Inilah AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang