Part 5

380 41 1
                                    

*** 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*** 

"Kamu kenapa sih?"

Suara itu membuat si manusia es Al menoleh sekilas ke samping kirinya, tepat dimana seorang wanita cantik duduk disana. Tampak Yuki sedang menatapnya, menunggu Al untuk segera menjawab pertanyaannya. Al tampak bergeming. Pria tampan itu kembali memfokuskan pandangannya kedepan, tanpa sedikitpun berniat menjawab pertanyaan kekasihnya. Yuki menghapus airmatanya. Mendapati sikap Al yang selalu acuh kepadanya, membuat wanita itu tak bisa menahan kesedihannya. Yuki tidak tahu harus berbuat apa. Ia ingin menyerah, namun rasa cintanya terhadap Al membuatnya menjadi lemah, dan serba salah.

"Ck!"

Pria tampan itu mendecakkan lidah. Suara isakan tangisan Yuki disebelahnya, membuat ia menjadi tambah pusing saja. Al paling tidak bisa melihat kekasihnya itu menangis. Di liriknya Yuki sekilas, kemudian menyapa kekasihnya itu dengan lembut.

"Ki.."

Yuki masih terlihat menunduk, menumpahkan tetes demi tetes airmatanya. Wanita itu tidak memperdulikan panggilan Al. Hingga membuat Al kembali mengeluarkan suaranya.

"Aku sibuk. Ngerti dong." Yuki menoleh kasar pada Al. Wanita itu menghapus airmatanya sebelum kemudian bersuara.

"Sibuk? Sesibuk-sibuknya kamu, apa kamu enggak sempet telfon aku, bales sms aku." Yuki menarik nafas, sebelum melanjutkan. "Kamu nggak nganggep aku. Aku ini sebenernya pacar kamu atau bukan sih? Apa dimata kamu aku enggak berarti apa-apa?"

"Aku beneran sibuk. Ngerti dong ah."

"Yahh.. Kamu emang sibuk. Sibuk ngurusin selingkuhan kamu. Aku ngerti kok!" Ucapan ketus dari Yuki membuat Al yang tengah menatapnya hanya bisa menggelengkan kepala. Ia tak mengerti dengan kecurigaan Yuki yang selalu menuduhnya berselingkuh.

Al memijat pelipisnya dengan sebelah tangan. Berdebat dengan Yuki membuat kepalanya semakin sakit saja. Ia belum selesai mengurus pekerjaannya dikantor, belum men-survey pembangunan hotel-hotelnya, belum bertemu dengan rekan-rekan bisnisnya, belum menyelesaikan meeting-meeting pentingnya. Seharusnya Yuki mengerti akan itu. Mengerti kesibukan seorang Alex Airlangga. Itu yang Al mau. Bukan malah mencurigai Al dengan wanita lain. Lagi-lagi Al menarik nafas. Menurutnya diam lebih baik, daripada harus menanggapi ucapan Yuki yang nantinya malah menyebabkan 'pertengkaran' dihubungannya.

......

Tak perlu memerlukan waktu yang lama bagi Al untuk sampai dirumahnya. Setelah mengantar Yuki, Al langsung tancap gas pulang ke rumahnya untuk beristirahat. Ia bergegas turun dari mobil setelah sebelumnya memasukan terlebih dahulu mobilnya ke dalam garasi. Al berlari kecil memasuki rumah. Langkahnya tiba-tiba terhenti ketika mendengar sapaan seseorang sesampainya ia di ruang tengah.

"Dari mana, sayang?" Al menoleh, dan mendapati Mama Maia tengah duduk di sofa. Mama Maia tersenyum seraya melambai pada Al. Al menghampiri Mamanya, dan duduk tepat di sebelah wanita cantik itu.

"Dari mana kesayangan Mama?" Mama Maia mengulangi pertanyaannya. Di elusnya rambut Al dengan penuh kasih sayang. Al menyesap teh hangat Mamanya yang bertengger diatas meja, sebelum kemudian menjawab.

"Jemput Yuki, Ma." Mama Maia mengangguk-anggukan kepala. Ia menatap Al, wajah tampan putranya tampak kusut. Tidak seperti biasa. Membuatnya penasaran, dan menanyakan keadaan putranya.

"Kamu sakit sayang? Mukanya kok lesu gitu?"

Sambil menyandarkan punggungnya ke sofa, Al bergumam. "Al nggak ngerti sama Yuki, Ma." Mama Maia mengerutkan kening. "Yuki? Kenapa Yuki?"

"Semakin curiga. Al nggak suka!"

"Sayang.. Kalau Yuki curiga, seharusnya kamu seneng dong. Itu tandanya dia sayang sama kamu. Tapi, yaudah deh. Ntar kalau Mama ada waktu, biar Mama ngobrol sama Yuki. Gimana?" Al mengangkat kedua bahunya. "Terserah Mama." Kemudian ia beranjak dari tempatnya berniat menaiki anak tangga untuk pergi ke kamar.

"Atau, langsung Mama nikahin aja kalian berdua ya." Mama Maia menggoda Al. Al menghentikan langkahnya, menoleh sekilas ke arah Mamanya sambil menggumamkan sesuatu yang sama sekali tidak di duga oleh Mama Maia.

"Lebih bagus. Biar dia nggak curiga terus!"

Al yang biasanya selalu marah jika sang Mama mengucapkan kata 'menikah' kini malah sebaliknya. Apa kecurigaan Yuki membuat Al merasa pusing sendiri? 

*** 

2023-

story, alkivers mom's

Inilah AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang