Part 15

265 27 4
                                    

*** 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*** 

'Hotel Airlangga' Bandung di jaga ketat oleh para satuan TNI ketika mendapat kabar dari pusat bahwa Alex Airlangga, Putra tunggal Presiden Republik Indonesia menginap disana bersama sang istri dalam rangka kunjungan bisnis di kantor cabangnya yang berada di kota Bandung. Sekitar dua puluh personil TNI dari Bandung di kirim ke hotel yang memang notabene nya adalah milik Al pribadi.

Wajah Yuki terlihat berseri-seri ketika Dokter Citra memberitahukan kepadanya bahwa ia telah positif mengandung. Usia kandungan Yuki sendiri baru memasuki tiga minggu. Sebelum berangkat ke kantor cabangnya pagi tadi, Al sempat menelfon salah satu dokter yang bekerja di Rumah Sakit nya yang memang juga ada di Bandung, khusus untuk memeriksa Yuki. Mengingat kemarin Yuki mengeluh bahwa ia sering merasa sakit di bagian kepala membuat Al khawatir.

"Kalau begitu saya permisi dulu ya Nyonya Yuki. Ingat pesan saya tadi, Nyonya enggak boleh capek-capek. Rajin mengkonsumsi buah-buahan." Dokter cantik itu berbicara sangat sopan kepada Yuki sebelum berpamitan dari hotel mewah milik Airlangga Group tersebut. Yuki tersenyum. "Iya dok, terima kasih." ...

Kantor cabang milik Airlangga Group di Bandung kembali heboh pagi ini. Kedatangan Al yang di jaga oleh lebih dari delapan orang bodyguard membuat keadaan kantor menjadi heboh sendiri. Semua mata tertuju padanya. Ada yang terpesona karena ketampanannya, dan ada yang menunduk takut melihat auranya yang cukup menyeramkan.

Ketampanan, keangkuhan, kesombongan, dan wataknya yang cukup keras seperti sudah menjadi satu paket untuk dirinya. Semua orang di dunia ini juga akan paham dengan semua itu. Dan mereka justru menilai bahwa Al sah-sah aja seperti itu. Mengingat di usianya yang masih terbilang muda, kesuksesan telah ia dapatkan. Harta yang Al miliki saat ini jika di hitung tidak akan ada habisnya sampai tujuh turunan. Semua usaha-usaha yang Al miliki seperti Rumah Sakit, penginapan-penginapan mewah, tempat kuliner, tempat rekreasi, perkebunan, pusat perbelanjaan, keseluruhannya berkembang dengan sangat pesat. Dan selain itu, Al juga merupakan anak tunggal orang nomor satu di Indonesia. Hingga membuat keangkuhan terpancar jelas di dalam dirinya.

"Selamat pagi.." Suaranya mengalun tenang dan sangat berwibawa, membuat seluruh staf yang berada di dalam ruangan meeting berdiri serempak menyambut Tuan nya yang baru memasuki ruangan meeting.

"Silahkan duduk kembali!" Al menatap satu per satu seluruh staf yang ada di ruangan meeting, hingga pada akhirnya pandangan Al tertuju pada satu wanita yang baru pertama kali ia lihat di kantor cabangnya dan sebagai pegawainya.

Wanita itu. Wanita itu adalah Keyna Amanta. Wanita yang pernah mengisi hatinya beberapa tahun yang lalu. Dan wanita yang sudah menjadi korban kekhilafannya di masa remaja. Kenapa dia bisa disini? Bekerja di perusahaannya? Bukannya dia di Malaysia?

"Siapa dia? Kenapa dia ada di kantor ini?"

Keyna tersentak ketika mendengar nada suara Al yang seolah merasa tidak suka dengan keberadaannya. Al bertanya pada kepala staf kantor tentang keberadaan Keyna. Keyna terus menunduk. Menunduk dan menahan cairan bening itu agar tidak tumpah dan mengalir di pipinya. Keyna tidak mau terlihat lemah di hadapan Al.

"Dia Keyna. Keyna adalah salah satu staf pemasaran di kantor cabang kita Tuan Al." Kepala staf itu menjawab dengan sangat sopan kepada bos besarnya.

"Kalau begitu, meeting kita tunda besok! Dan sekarang tinggalkan saya berdua dengan dia di ruangan ini."

Suara dingin Al membuat para staf-staf itu keluar dari dalam ruangan. Saat ini hanya ada Keyna dan Al yang berada di ruangan tersebut.

"Apa tujuan mu muncul kembali dan bekerja di perusahaan ku?"

Kalimat pembuka itu membuat hati Keyna semakin tertusuk. Benar Key.. Dia sudah tidak pernah membutuhkanmu lagi. Batinnya. Dengan lantang, Keyna mendongakkan wajahnya memandang Al.

"Demi Tuhan.. Demi Tuhan, aku tidak tau kalau perusahaan ini adalah milikmu. Dan aku sangat menyesal menginjakkan kaki di perusahaan mu. Perusahaan orang yang sudah sangat tidak bertanggung jawab. Orang yang tidak punya hati telah mencampakkan wanita yang sudah ia nodai!"

"Cukup!" Al membentak. Keyna terisak disana. Terisak, ia sudah tidak sanggup dengan keadaan ini. "Siapa yang tidak bertanggung jawab? Bukannya kamu yang memutuskan untuk pergi? Jadi jangan pernah salahkan aku."

Keyna mendekat pada Al. "Kamu tau? Aku hamil, aku di usir oleh orangtua ku, aku mengurus anakku sendiri, aku mencari nafkah kesana-sini sampai sekarang untuk membesarkannya. Aku bener-bener hancur Al. Kamu enggak punya hati."

Al mematung di tempat. Keyna hamil? Keyna sudah memiliki anak? Berarti anak itu?

"Dan itu anak kamu!" Ucap Keyna seolah mengetahui pemikiran Al. Ia mengusap airmata nya sebelum kembali bergumam. "Tapi ya sudah, toh kamu nggak peduli sana anak aku. Kamu sudah bahagia dengan hidupmu yang sekarang. Kamu sudah bahagia dengan wanita itu. Dengan istri tercintamu."

"Dia punya nama. Namanya Yuki. Jangan sebut dia dengan wanita itu. Jangan bawa-bawa istri aku. Dia nggak tau apa-apa." Al menatap Keyna dengan tatapan tidak suka. Lalu melanjutkan kembali ucapannya.

"Kenalkan aku dengan anakku. Aku ingin melihatnya. Aku akan mencukupi kebutuhan dia, dan aku akan memberi sebagian harta ku untuk dia."

Keyna tersenyum. Tersenyum penuh luka. "Aku tidak butuh hartamu Tuan Alex Airlangga yang terhormat. Aku cuma butuh TANGGUNG JAWABMU!"

...

Yuki tersenyum sumringah menyambut kedatangan suaminya yang baru saja pulang dari kantor. Lelaki itu hanya membalasnya dengan ekspresi seperti biasa.

"Sayang.. Liat nih." Yuki menunjukkan testpack pada Al. Lelaki itu menerimanya dengan kerutan di dahi. Bingung dengan apa yang di maksud oleh sang istri. Tetapi ketika ia melihat bahwa hasilnya positif, Al mengerti.

"Kamu hamil?" Yuki mengangguk. Lelaki itu mengangkat Yuki ke dalam gendongan.

Wanita itu dengan manja langsung mengalungkan tangannya di leher sang suami. Sementara Al menyangga paha Yuki agar tidak terjatuh. Al menggendong Yuki di depan, hingga membuat keduanya bisa saling menatap. (Tau Justin Bieber yang ngegendong Selena di pantai kan? Nah gendongannya kayak begitu.)

"Enggak boleh capek." Al mengecup pipi kanan Yuki. "Enggak boleh bandel, ok?" Lalu mengecup bibir Yuki.

Yuki mengangguk, lalu memanyunkan bibirnya hingga membuat sang suami yang menatapnya menjadi bingung.

"Kenapa?" Al bertanya lembut.

"Sebel, tadi enggak di ajak ke kantor." Al terkekeh. Lelaki itu melumat bibir sang istri kemudian membaringkannya di atas ranjang. Sepasang suami - istri itu sangat menikmati ciuman mesra di sore hari.

"Bukan enggak di ajak. Aku takut kamu bosen." Dengan nada dinginnya Al bergumam. Lelaki itu bangkit dari tempat tidur, dan mulai melepas kancing-kancing kemeja nya. Lalu segera melangkah ke kamar mandi.

"Mau kemana, sayang?" Al menoleh, lalu menjawab.

"Mandi dong."

Yuki lalu bangkit dari tempat tidur, dan berdiri di pinggir ranjang. Ia merentangkan kedua tangannya sambil bergumam.

"Ikut.." Rengeknya.

Lelaki itu terkekeh. Dengan gemas ia menghampiri Yuki di ranjang. Bukannya menggendong Yuki untuk dibawa ke kamar mandi, Al justru membaringkan wanita itu lagi di ranjang. Menjahili Yuki, hingga membuat wanita cantik itu berteriak meminta ampun kepada suaminya karena tak tahan geli.

*** 

2023-

story, alkivers mom's

Inilah AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang