Part 7

339 44 0
                                    

*** 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*** 

Al baru saja memarkirkan mobilnya di pelataran bangunan mewah bertingkat tinggi dengan plang 'Yuki Alea Rajasa' yang melengkung indah di pangkal bangunan. Yah, pemuda tampan itu saat ini tengah berada di Rumah Sakit milik pengusaha sukses Tommy Rajasa orangtua dari Yuki--kekasihnya. Beberapa saat yang lalu Al mendapat telefon dari sang Mama, dan memberitahukan bahwa Yuki tengah dirawat di Rumah Sakit. Al yang panik dengan segera bergegas ke Rumah Sakit, dan meninggalkan sahabat-sahabatnya yang kebetulan pada saat itu tengah berkumpul dirumahnya begitu saja.

Sesampainya di pintu utama, Al di sambut sopan oleh para anggota satuan BRIMOB yang memang ditugaskan untuk menjaga Mama Maia dan keamanan Rumah Sakit selama Mama Maia berada disana. Mengingat Mama Maia adalah istri dari orang nomor satu di indonesia, membuat kemana pun ia pergi harus selalu ada yang menjaganya dengan ekstra ketat. Sebenarnya Mama Maia tidak begitu suka dengan hal tersebut, karena menurutnya sangat berlebihan. Tetapi apa mau dikata, semua itu sudah menjadi kewajiban dan tanggung jawab negara.

"Tante.." Al menyapa seraya mencium tangan Mama Natasha. Mama Natasha balas dengan mengelus rambut pemuda tampan itu dengan lembut. Pemuda itu kini sudah berada di ruangan tepat dimana kekasihnya dirawat. Hanya ada Mama Maia dan Mama Natasha yang berada di ruangan itu. Suasana hening menyambut kedatangan Al disana. Di atas ranjang, tampak sosok wanita cantik tengah terlelap disana. Wajahnya tampak tenang, namun masih terlihat sedikit memucat. Al meringis ketika merasakan panas saat telapak tangannya menempel dipipi Yuki. Perlahan Al menundukkan kepalanya agar lebih dekat pada Yuki, lalu mengecup kening wanitanya itu cukup lama.

Pemuda itu lantas melangkah mendekati dua wanita paruh baya yang sejak tadi memandangnya. Al menempatkan posisi duduknya tepat disamping Mama Maia. Diam, tenang, dingin, kaku, begitulah Al. Mama Maia menarik nafas berat melihat sikap tenang bin dingin dari Al, putra semata wayangnya yang kini duduk disebelahnya. Mama Maia menyadari jika Al memiliki sikap dingin yang benar-benar akut. Tak heran jika selama ini ia sering mendengar keluhan dari Yuki yang selalu berisi tentang kecuekan Al. Mama Maia juga sering bertanya-tanya pada dirinya sendiri. Dahulu semasa-masa ia mengandung Al, apakah ia pernah salah makan makanan? Salah minum? Atau mungkin salah dalam posisi persalinan? Hingga membuatnya memiliki putra yang sangat dingin, kaku, dan pelit berbicara itu? Entahlah. Memikirkan hal itu hanya membuatnya semakin pusing saja.

"Mama.." Suara serak itu membuat Mama Natasha, Mama Maia, dan juga Al menoleh pada sumber suara. Tampak Yuki sedang memijat-mijat kepalanya sambil terus memanggil-manggil sang Mama. Mama Natasha hendak bangun berniat menghampiri putrinya, namun dengan cepat Al mencegahnya.

"Biar Al aja, Tante." Mama Natasha Tersenyum.

"Iya sayang."

"Kenapa? Mana yang sakit?" Sayub-sayub Yuki mendengar suara berat yang sudah tidak asing lagi di telinganya. Namun, Yuki memilih untuk tetap memejamkan mata tanpa berniat menjawab pertanyaan dari seseorang yang saat ini duduk ditepi ranjangnya sambil mengelus dan memijat kepalanya dengan lembut.

Al memandangi wajah cantik gadis dihadapannya dengan jarak yang begitu dekat. Matanya bergerak intens mengamati setiap bagian wajah gadisnya itu. Cantik, Al mengakui itu. Al mengakui jika gadis yang berprofesi sebagai model itu memang amat sangat cantik. Tak heran jika sebegitu banyaknya wanita yang mencoba mendekatinya selama ini, belum ada yang berhasil menggantikan posisi Yuki dihatinya.

Perlahan tangan Al terulur, menyentuh pipi Yuki dan memberi usapan lembut pada permukaan halus itu. Dari sentuhan itu, Al dapat merasakan suhu tubuh Yuki yang masih belum stabil. Kemudian Al menundukkan wajah dan memberikan ciuman pada kening Yuki.

"Hal seperti ini mungkin yang selalu menjadi penyebab pertengkaran di hubungan mereka, penyebab kemarahan Yuki. Al yang selalu sibuk dengan perusahaannya." Mama Maia bergumam dengan nada sedikit keras. Ia kesal, kesal pada putranya yang dalam situasi seperti ini masih sibuk mementingkan pekerjaan. Beberapa saat yang lalu, Al meminta ijin padanya untuk ke kantor karena rekan bisnisnya dari New York telah tiba di indonesia.

"Ya sudahlah, Maia. Aku ngerti kok kalo Al itu orang yang super sibuk. Seharusnya kamu bangga memiliki putra yang gigih, cerdas, dan bertanggung jawab. Bayangin aja, di usianya yang masih terbilang cukup muda, Al berhasil memimpin beberapa perusahaannya hingga membuatnya menjadi seperti sekarang ini. Seharusnya kamu bangga, bukan malah marah-marah seperti ini, Maia."

Mama Maia menarik nafas. "Yah.. Aku tau dia itu sibuk. Sibuk sekali malah. Tapi, Yuki kan lagi sakit. Yuki butuh dia, butuh perhatian dia. Ngerti kan maksud aku, Ta? Bener-bener nggak ngerti lagi deh liat tuh anak."

*** 



2023-

story, alkivers mom's

Inilah AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang