Part 32

214 18 0
                                    

***

Didalam kediaman mewah milik putra Presiden RI tengah terjadi kehebohan. Suara jeritan tangis Tristan terdengar menggema didalam rumah, beberapa mainan anak-anak berserak dimana-mana, entahlah setiap saat akan makan kehebohan selalu terjadi di rumah Alex Airlangga.

"Makan dulu dong, sayang. Enggak boleh kayak gitu." Yuki mengejar Tristan yang terus menghindari suapan makanan darinya.

"Hemmm.. Balikin dulu mobilan Tlistan. Aahh Mama jahat.." Putra mahkota Al itu terus merengek, menangis manja kepada Mama nya. Dia kesal karena sang Mama merampas mainan miliknya.

Tristan Sandiego Airlangga, baru memasuki usia yang ke empat tahun. Dia tumbuh menjadi anak yang sangat tampan, menggemaskan, cerdas, namun sedikit cengeng. Tristan sangat gampang menangis. Mungkin karena sejak kecil, Al sangat memanjakan dirinya. Tristan sendiri juga lebih terlihat manja kepada Al ketimbang Yuki. Ketika ingin meminta sesuatu, Tristan selalu merengek kepada Al bukan pada Mama nya.

...

Gerbang yang menjulang tinggi itu terbuka secara otomatis ketika terdengar suara klakson mobil Al dari luar gerbang. Tak lama, mobil BMW hitam itu melenggang pelan melewati taman, air mancur, hingga pada akhirnya berhenti di halaman rumah.

Kening Al berkerut melihat sosok mungil yang sangat tampan hanya mengenakan pakaian dalam hingga memperlihatkan kulitnya yang putih mulus berjalan ke arah mobilnya sambil terisak.

"Kenapa nak? Kenapa nangis? Siapa yang jahat sayang? Bilang sama Papa." Al bergumam setelah menurunkan kaca mobilnya. Tristan menangis, merengek-rengek manja pada Al hingga membuat Papa muda itu gemas melihatnya.

"Eeeemmm.. Papa..."

"Ya nak. Sebentar ya nak ya? Minggir dulu sayang, Papa mau keluar nanti jagoan Papa kena pintu mobil."

Sambil menangis Tristan menggeser sedikit tubuhnya agar Papa nya bisa keluar dari dalam mobil. Sejak tadi ia memang berada tepat disamping pintu kemudi Papa nya, hingga Al tak bisa keluar dari dalam mobil.

"Sini sayang. Oh anak Papa Al manja banget yah?" Al menutup pintu mobilnya lalu membawa Tristan ke dalam gendongannya.

"Emmm... Papa.. Mama jahat." Rengek Tristan.

"Iya-iya. Nanti Papa marahin Mama ya sayang ya."

Al menggendong Tristan dan membawanya masuk ke dalam rumah.

...

"Ngaduh deh pasti sama Papa nya."

Ibu muda itu menggerutu ketika melihat Al masuk kedalam rumah sambil menggendong buah hatinya. Yuki masih memegang semangkuk nasi yang dicampur dengan kuah sup ayam dan memegang mainan Tristan yang dirampasnya karena Tristan menolak untuk makan.

"Kenapa sampai nangis gini dibiarin aja?" Al bertanya dengan nada dinginnya kepada sang istri. Terlihat kesal.

Yuki menarik nafas. Kalau sudah begini dirinya lah yang terkena imbasnya. Ketika Tristan menangis, maka Yuki lah yang terkena omelan dari Al.

"Papa.. Tristan enggak mau makan, kok nyalahin Mama sih?"

"Jadi kalo mau makan, anaknya harus dibuat nangis dulu gitu?" Nada suara Al masih terdengar dingin.

"Yah, maaf Pa.." Gumam sang istri meminta maaf.

Al mengambil mainan Tristan yang dirampas oleh Yuki, kemudian mengembalikannya lagi kepada sang jagoan tampan.

"Ini sayang. Makan dulu sama Mama ya, enggak boleh nakal ya jagoan Papa mau mandi dulu." Tristan mengangguk.

Jagoan kecil Alex Airlangga itu sudah berhenti menangis karena mainan kesayangan yang dirampas Mama nya sudah dikembalikan padanya. Yuki mulai menyuapi Tristan, dan Al melangkah ke lantai atas untuk membersihkan tubuhnya.

...

Yuki masuk ke dalam kamar dan melihat sang suami berdiri didepan meja rias masih mengenakan handuk yang menggantung di pinggangnya. Sepertinya lelaki itu baru saja selesai mandi.

"Sayang.."

"Hemm.." Al menjawab dengan deheman.

Yuki memeluk Al dari belakang dan meletakkan dagunya di bahu polos sang suami. Dia menghirup aroma segar disana.

"Papa Al.. Papa Al masih marah ya sama Mama?"

Al berusaha agar tidak tertawa tetapi yang dilakukan Yuki saat ini mau tidak mau membuat Al tertawa. Bagaimana tidak? Yuki dengan sengaja menggesek-gesekan hidung mancungnya di leher Al. Hingga membuat lelaki itu tertawa karena tak tahan menahan geli.

"Dasar jahil!" Al memutar tubuhnya hingga berhadapan dengan sang istri. Yuki tersenyum melihat wajah tampan suaminya. Dengan mesra, dia merangkulkan kedua tangannya di leher sang suami sambil sesekali mengecup bibir Al.

"Sayang.. Aku cuma pakai handuk jadi jangan mancing-mancing, ok?" Bisik Al dengan mesra.

Yuki menunduk ke bawah dan.. O. Ow!

"Eitsss.. Mau kemana? Enggak bisa kabur kamu udah mancing-mancing aku."

"Aahhh Papa turuniiiinnnnnn... Ampuuuunnnnn.!!!"

...

Tepat pada pukul delapan malam. Al, Yuki, dan juga Tristan sedang berada di ruang keluarga. Yuki dan Tristan duduk meleseh diatas karpet, sedang Al berada di atas sofa dengan pandangan fokus ke arah laptop. Yah, si tampan itu sedang mengerjakan tugas kantor. Sesekali penguasa Airlangga Group itu melirik ke arah istrinya dan tersenyum. Rupanya Yuki tengah merajuk pada Al karena membuatnya harus mandi lagi malam-malam begini. Padahal ketika Al baru saja pulang dari kantor sore tadi, Yuki baru saja selesai mandi. Dan karena ulah genit Al juga, Yuki harus mandi untuk yang kesekian kalinya.

"Jagoan Mama udah makan malam belum sayang?" Yuki bertanya sambil mengelus rambut Tristan yang berada dipangkuannya.

"Udah."

Dari sofa Al tersenyum mendengar jawaban cuek dari Tristan kepada Yuki. Bukan hanya wajahnya saja, bahkan sikap dingin Al juga menurun kepada putranya.

"Siapa yang nyuapin, nak?" Lagi-lagi Yuki bertanya dan Tristan menjawab dengan cueknya.

"Bibi."

Tristan bangun dari pangkuan Yuki, mengecup pipi Mama nya dengan sayang dan menghampiri Al. Sudah pada tau kan, bagaimana pun juga Tristan lebih manja kepada Papa nya ketimbang Mama nya.

"Papa." Si tampan itu merangkulkan kedua tangan mungilnya di leher Al, lalu mengecup pipi sang Papa dengan sayang. Dan hal itu membuat Al harus menunda terlebih dahulu pekerjaannya. Dia mendudukkan Tristan di pangkuannya.

"Ya sayang. Kenapa sayangnya Papa?" Tanya Al tanpa melepas hidung mancungnya dari pipi tembem Tristan.

Al memang sangat menyayangi dan sangat memanjakan Tristan. Rasa sayang Al kepada putra semata wayangnya itu benar-benar terbukti. Nama putranya, 'Tristan Sandiego Airlangga' telah Al gunakan untuk dua hotel berbintangnya yang terletak di Bali dan di Jakarta.

"Papa ngapain?"

"Papa lagi kerja nak, kerjaan Papa dikantor numpuk banget sampai harus dilanjut dirumah."

"Papa kelja telus ci." Tristan bergumam dengan gaya bicaranya yang masih cadel. Al tersenyum dan mengikuti cara bicara putranya.

"Ya halus kelja dong, sayang. Cali uang buat jagoan Papa. Papa lanjut kerja ya nak ya. Jangan nakal ya."

"Tapi Tlistan di cini aja ya Pa."

Al mengangguk menuruti permintaan anaknya. Tristan tidak mau pergi dari pangkuan Al. Hingga membuat lelaki itu harus mengerjakan tugas kantor dengan Tristan berada dipangkuannya. Namun hal itu tidak membuat Al merasa terganggu. Dia merasa nyaman-nyaman saja dengan keberadaan Tristan di pangkuannya.

Al memutar lagu dari Harris J yang berjudul 'You Are My Life' di ponselnya dan memberikan ponsel itu kepada Tristan. Ketika mendengar lagu tersebut Tristan semakin anteng di pangkuan Papanya. Putra Al itu memang sangat menyukai lagu tersebut, bahkan ketika akan tidur Tristan harus mendengar lagu itu terlebih dahulu baru bisa tertidur.

***

2023-

story, alkivers mom's

Inilah AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang