Guardian Angel

139 11 0
                                    

__ DANAR __

Aku membuka pintu UKS lebar-lebar mencari sosok deva, aku menemukanya sedang meringkuk di ranjang paling pojok, aku melihat punggungnya yang bergetar bertanda kalau dia sedag menangis, aku berniat menghampirinya tapi segera ku urungkan ketika melihat deva sedang berbicara dengan seorang diseberang sana. ternyata kak vero kakak deva.

Dari sini aku tidak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan, tapi aku dapat sedikit memdengar suara deva, dari nada bicaranya deva terlihat menutupi apa yang dia rasakan pada kakaknya dan berusaha terlihat ceria seperti biasanya.

Deva memang selalu menyembunyikan kesedihanya di depan semua orang termasuk kakaknya.

Setelah aku melihat deva meletakan ponsel disebelahnya aku langsung melangkah dan duduk di kursi samping ranjangnya, deva belum menyadari kedatanganku, aku mengusap pelan bahunya yang masih bergetar "kamu kenapa sayang ?"

Deva tidak menoleh, dia semakin meringkuk di bawah selimut yang menutupi sebagian tubuhya, aku tau dia sedang menahan tangisnya. aku bangkit dan duduk di sebelahnya, menariknya untuk menatap kearahku, perlahan deva berbalik dan menatapku sendu sembari menunjukan senyuman yang dipaksakan. aku hancur melihat deva seperti ini, deva yang selalu menunjukan keceriaannya kini menghilang, aku merengkuhnya kedalam pelukaanku.

"aku selalu disini dev, jangan pernah merasa sendirian" aku semakin mengeratkan pelukanku.

###

Aku menatap jengkel deva yang kini tengah berdiri di tengah lapangan basket dengan bola yang siap untuk di lempar pada teman diseberangnya.

Hari ini memang jadwalnya untuk ekskul basket dan deva nggak pernah absen maupun telat hadir dalam ekskul ini, tapi hari ini deva sedang sakit dan sekarang dia sudah berada di lapangan dan menenteng bola ditangannya.

"kamu ngapain disini ?" deva tidak menoleh dan tetap mendribel bolanya "dev.." deva memiringkan sedikit kepalanya. "kenapa kak ?" deve melempar bola pada teman di depannya dan berjalan menghampiriku.

"kenapa disini ?" tanyaku lagi

"kan waktunya ekskul kak"

"iya, tapi kan kamu sakit, istirahat aja, izin kan juga nggak papa, nanti aku izinin ke shela"

"nggak usah kak, aku uda enakan kok, tadi kan cuma sakit perut aja sih"

Selalu begini, deva selalu berusaha terlihat kuat dan ingin menutupi semua rasa sakitnya sendiri, dan semua itu semakin membuat aku ingin melindunginya.

Deva, aku selalu ingin melihatnya tersenyum, aku ingin menjadi sumber kebahagiaan untuknya, aku juga ingin menghilangkan semua kesedihannya.

Karena aku merasa bertanggung jawab untuk mengembalikan semua tawa dan kebahagiaan dalam hidup deva.

__ DEVA __

Aku hanya bisa menonton yang lain berlatih dan duduk di samping lapangan mengamati mereka.

Yah, ini semua gara-gara kak danar. dia bersikeras melarangku untuk ikut latihan, yah aku tau ini semua memang demi kebaikanku jadi aku menurutinya dan duduk disini menunggunya.

Aku bangkit dan berniat menunggu kak danar di kelas.

Sampai dikelas aku mengeluarkan ponselku dan memasang earphone di telingaku.

I'm in love, love

Lagu mengalun pelan..

Did you see that shooting star tonight?

Were you dazzled by the same constellation ?

Did you and Jupiter conspire to get me?

I think you and the Moon and Neptune got it right

'Cause now I'm shining bright, (oh) so bright

And I get lost (oh) in your eyes.

Aku tersenyum mendengar kata demi kata dari lagu ini. ini lagu favorit kak danar.

Cause now I'm shining bright, so bright

Bright, so bright, Bright, so bright

And I get lost in your eyes ton....

earphone di telingaku di lepas oleh seorang, seketika aku mendongak melihat si pelaku ternyata kak danar.

"udah selsai kak ?"

"belom sih, cuma aku izin duluan aja, takut kamu bosen" jawab kak danar sembari duduk di sebelahku.

Aku memang merasa senang dengan semua perhatian kak danar, tapi terkadang aku heran karena menurutku semua perhatian kak danar ini terlalu berlebihan dan terkadang juga terasa agak possessive.

ADEEVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang