Prolog

534 18 0
                                    

Deva hanya terdiam menatap dua batu nisan dihadapannya tanpa mengeluarkan air mata sedikitpun, mungkin air matanya sudah habis karena semalam deva menangis tanpa henti, di sebelahnya vero kakaknya yang masi menangis tersedu-sedu menatap dua nisan di hadapannya yang terukir nama Yohanes Afsheen dan Fransisca Afsheen, mereka adalah orang tua deva dan vero.

###

Deva tidak menyangka hidupnya akan berubah secepat ini, kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan mobil yang mereka alami, masi belum hilang jesedihan yang dialami deva sebulan setelah kepergian orangtuanya, vero kakaknya harus terbang ke New York karena dapat panggilan dari salah satu butik yang ternama disana, deva tidak bisa menghalangi kepergian kakaknya karena menjadi desainer ternama di dunia adalah impian kakaknya sejak dulu.
Deva memeluk erat kakaknya "jaga kesehatan kak" vero mengangguk dan mengecup kening deva lalu melepaskan pelukannya "kamu jangan bandel disini, kakak akan langsung pulang kalo dapat libur" deva mengangguk dan melepas kepergian kakaknya dengan tatapan sendu.

####

Hello gaes ini cerita pertamaku di sini,

Masi sedikit kaku gimana gitu lah, masi agak nggak pede juga tulisan dibaca orang. akibatnya banyak naskah cerita yang masi ngumpet di.lepi.

Karena ini cerita pertamaku tolong kasi comment nya ya gaes. makasih :*

*3 juni 2015*

ADEEVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang