Streetball

143 10 0
                                    

Aku berjalan memasuki cafe tempat biasanya aku dengan hana maupun dengan kak danar sering bertemu. tapi kali ini aku sendirian. aku naik kelantai dua dan memilih tempat duduk paling ujung dekat jendela.

Aku meletakan kamera yang sedari tadi bergelantung di leherku ke atas meja, lalu aku memesan coklat hangat dengan waffle favoritku.

Lima belas menit pesananku datang, tapi aku hanya melirik hidangan yang ada di depanku tanpa ada niatan untuk hanya sekedar menyicipinya, aku tiba-tiba nafsu makanku hilang.

Memang niat awal aku datang kesini bukan untuk makan atau sekedar nongkrong seperti kebanyakan orang lainnya yang datang kesini. aku hanya ingin membunuh waktu sebelum berangkat ketempat tujuan utamaku. aku melirik jam tangan yang aku pakai ternyata masi menunjukan jam delapan lebih duapuluh tiga malam. aku mendengus kesal, kenapa waktu akan berjalan begitu lama jika digunakan untuk menunggu.

"sendirian, apa lagi nunggu orang ?" aku tersentak kaget mendengar suara yang kedengarannya tepat di sebelah kanan telingaku. aku langsung menoleh kesumber suara dan menemukan seorang laki-laki yang sudah berdiri disebelahku dengan menenteng piring dan gelas di tangannya.

"lagi nunggu temen" jawabku bohong, semabari menoleh kembali kearah jendela.

"sambil lo nunggu temen lo, gue ikut gabung ya" aku langsung menoleh dan menatap tajam kearahnya.

"emang nggak ada meja lain ?" tanyaku ketus

"semua meja penuh, dan tadi ada sedikit masalah dengan mejaku" jelasnya sambil menunjuk kearah salah satu meja yang sedang dibersihkan, yah memang terlihat habis terjadi sedikit masalah disana.

Aku belum mengiyakan tapi cowok itu sudah duduk di kursi depanku dan langsung menyantap makanannya. aku mendengus kesal tapi aku membiarkannya saja, anggap saja dia tidak ada.

"lo suka fotografi ?" aku menoleh ke arah cowok tadi yang ternyata sedang mentapku menunggu jawaban.

"sedikit"

"gue juga loh" dia menenteng tas kamera yang sedari tadi dia bawa. aku hanya mengangguk kecil.

"biasanya suka motret apa ?"

"apa aja yang menarik" jawabku sambil kembali menoleh ke arah jendela.

"kalo gue sih lebih suka motret orang gitu, kalo kayak pemandangan-pemandangan gitu jadinya kurang bagus" gue nggak nayak kali, gerutuku dalam hati, lama-lama cowok ini menjengkelkan. kita belum juga kenal baru juga ketemu uda nyerocos kemana-mana.

Aku memang bukan tipe cewek yang gampang akarab sama orang, apa lagi baru ketemu. walupun aku suka fotografi tapi aku tidak suka membahasnya dengan orang yang belum aku kenal.

"sory gue ganggu" dari ujung mataku aku bisa melihat cowok itu bangkit dari duduknya "makasih ya" ucapnya sambil mengacak rambutku, aku langsung menepisnya tapi cowok itu hanya tersenyum tipis dan berlalu pergi. menyebalkan.

###

Disinilah tujuan utamaku, disalah satu sudut kota jakarta, tempat semua orang-orang berkumpul mencari kebahagian dengan cara mereka sendiri.

Aku menemukan tempat ini setahun yang lalu, dan sejak itu aku sering berkunjung kesini untuk ikut bermain ataupun sekedar duduk dan menonton mereka. setiap kesini aku tidak pernah lupa membawa kamera kesayanganku, untuk mengabadikan semua kebahagiaan yang tercipta di tempat ini. dari tempat dimana aku duduk aku bisa melihat para pemain basket sudah menenteng bola dan bersiap-siap untuk bermain streetball.

Ya. ini tempat dimana orang-orang bermain ataupun hanya sekedar menonton permainan streetball.

Streetball bukan hanya permainan basket biasa. disini mereka punya cara bermain mereke sendiri-sendiri Permainan ini mempunyai sesuatu yang istimewa, yaitu tentang kecintaan dan respect baik itu ditujukan untuk para pemain maupun orang-orang yang menonton permainan mereka.

Streetball adalah salah satu cara bermain bola basket, tetapi dalam bermain, jiwa kita seakan masuk dalam permainan itu. hal itu yang membuatku merasa bahagia disini.

"nggak main dev ?" seorang menepuk pundakku, ternyata jonny dia salah satu pemain yang aku kenal.

"enggak jon, lagi pengen nonton aja"

"oke, gue kesana dulu ya"

"main yang bagus jon, nanti gue abadiin di kamera gue" jonny tertawa dan mengacungkan jempol sambil berlari pergi.

Aku berjalan mendekati kerumunan. aku melihat permainan sudah di mulai, aku.mengambil beberapa gambar dari pemain juga dari penonton yang menunjukan wajah-wajah ceria mereka.

"lo suka kesini juga ?" aku kaget sampai hampir menjatuhkan kameraku, ketika merasakan pundakku di tepuk oleh seseorang. aku menoleh pada si pelaku, aku menggernyit melihat cowok dihadapanku.

"lo ngomong sama gue ?" tayaku.padanya karena memang aku tidak kenal siapa cowok ini.

"enggak, gue lagi ngomong sama aspal" dia mendengus kesal "ya iya gue ngomong sama lo"

Aku mengerucutkan bibir membentuk huruf sambil mengangguk-angguk.

"lo lupa sama gue ?" tanyanya lagi "gue cowok yang di cafe tadi"

"oh, sorry gue lupa"

"kenalin gue ata" cowok itu mengulurkan tangannya kearahku.

Dengan ragu aku menyambutnya "gue adeeva panggil aja deva"

Setelah perkenalan singkat kami. aku dan ata langsung tengggelam dengan kamera masing-masing.

ADEEVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang