Hidup tidak selalu berjalan seperti yang kita inginkan, dalam hidup kita akan dihadapkan pada kenyataan yang menyenangkan bahkan yang menyakitkan, tapi kita tidak bisa menghindar dari semua kenyataan itu. Selain itu dalam hidup juga kita akan dihadapkan pada tantangan yang mungkin akan menyulitkan langkah kita, namun dengan semua tantangan itu hidup akan terasa lebih baik.
Aku sempat berfikir dalam hidupku hanya terdapat sedikit kebahagiaan dan dipenuhi dengan kesedihan dan kehilangan, tapi dengan berjalannya waktu aku bisa memahami masalah terbesar dalam hidupku yaitu aku kurang bersyukur, aku selalu menyalahkan keadaan atas semua kejadian yang menimpaku selama ini sampai aku tutup mata dengan semua yang telah aku miliki, menutup mata terhadap orang-orang disekitarku yang menyayangiku dan terlalu fokus pada orang-orang yang telah pergi dari hidupku, kedua orang tuaku dan kedua sahabatku.
Tapi sejak aku bertemu dengan dia, aku bisa menikmati hidupku, aku belajar tentang yang namanya dewasa bersama dia, dia mengajariku banyak hal, mengajariku bagaimana cara bersyukur dan menikmati hidup yang sedang aku jalani, dari dia juga aku belajar bagaimana cara menyanyangi dengan tulus tanpa menuntut balasan apapun. Aku memang masih anak remaja yang labil dan belum bisa mensyukuri semua yang telah aku punya yang belum tentu dimiliki orang lain, aku memiliki kakak yang hebat dan sahabat-sahabat yang hebat pula.
Berbicara mengenai kakak ku dia akan pulang dari NY besok, kali ini kak vero akan benar-benar pulang dan akan menetap disini, dia sudah menyelesaikan semua pekerjaannya di NY dan akan menyerahkan butik disana kepada salahsatu karyawan yang di percayai kakak dan kakak hanya akan mengawasinya dari sini.
"Besok kakak brangkat dari sini jam dua siang dev, kamu nggak usah jemput kakak nanti kita bertemu dirumah saja" terdengar suara kak vero sangat lelah.
"Iya kak aku akan menunggu kakak dirumah, sekarang kakak harus istirahat deva nggak mau besok melihat wajah kakak yang kelelahan" aku melirik jam di atas nakas disebelah tempat tidur yang menunjukan pukul 15:00 berarti disana pukul jam tiga dini hari dan kakak belum juga tidur.
"Iya dev kakak sangat lelah sebaiknya kakak istirahat sekarang, kamu juga istirahat dan jangan lupa makan. Oh iya jangan lupa satu lagi nanti kalo kakak sudah sampai rumah jangan lupa kenalkan kakak pada laki-laki yang sering kamu ceritakan itu" kakak tertawa diakhir kalimatnya, yah dia memang selalu menggodaku.
Aku tersenyum membayangkan wajah jahil kakak " iya nanti deva kenalin deh, bye kak"
"Bye sayang"
Aku melemparkan ponselku asal dan kembali bersembunyi dibalik selimut yang sedari tadi menutupi tubuhku. Sehariam ini aku hanya bermalas-malasan dan tidak keluar dari kamar sedari pagi akupun melewatkan rutinitas joggingku di minggu pagi.
Ponselku kembali berdering, dengan malas aku mengambilnya dan langsung menempelkannya ditelingaku tanpa melihat terlebih dahulu siapa yang menelfon.
"Dirumah ?" Ata
"Hmm" jawabku malas
"Lagi tidur ya ?"
"Hmmm"
"Yaudah deh kalo gitu gue nggak jadi kerumah, padahal gue pengen ngajak lucy main kerumah lo"
Mendengar nama lucy disebut oleh ata seketika aku langsung bangun dari tidurku "oke main sini aja ajak lucy ya" jawabku semangat.
Aku bisa mendengar ata terkekeh pelan diseberang sana "oke lima menit lagi kita brangkat"
Aku langsung melempar ponselku ke atas tempat tidur dan langsung berlari kecil kearah kamar mandi.
Lima belas menit kemudian ata dan lucy datang dan ternyata mereka tidak hanya datang berdua. Lucy membawa kucing kesayangnnya joseph dan ata membawa anjing kesayangnnya si jony, haha dasar mereka itu tidak terpisahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADEEVA
Teen FictionHidup tidak selalu berjalan seperti yang kita inginkan, dalam hidup kita akan dihadapkan pada kenyataan yang menyenangkan bahkan yang menyakitkan, tapi kita tidak bisa menghindar dari semua kenyataan itu. Selain itu dalam hidup juga kita akan dihada...