Aku berjalan menyusuri koridor menuju kelasku yang terlatak paling ujung earphone bertengger di telingaku, tanpa memperhatikan sekeliling aku terus berjalan. aku sangat sadar banyak pasang mata yang mengekori langkahku aku tidak perduli dengan tatapan mereka. aku juga tidak tau arti dari tatapan mereka apa dan aku tidak mau tau, selagi mereka tidak mengganggu hidupku.
Aku memasuki kelas dengan masih tidak memerhatikan sekelilingku, ada beberapa teman sekelasku yang menyapa kedatanganku dan hanya aku jawab dengan senyuman dan anggukan kecil. aku meletakan tas dimeja dan duduk di bangkuku yang terletak di deratan nomer tiga dari depan yang cukup strategis, teman sebangku ku belum datang, tumben biasanya juga aku yang telat.
"dev.." seorang menepukku dari belakang, aku hanya memirungkan sedikit kepalaku kebelakang sebagai jawaban.
"kapan lo sama danar putus ?" aku sekarang benar-benar menoleh kebelakang dan melotot mendengar pertanyaan cowok itu. ternyata kevin biang kerok di kelas ini.
"lo nggak salah makan kan tadi pagi" sahutku cuek sambil kembali memainkan ponselku
"enggak kok dev" sekarang kevin pindah di sebelagku "kan gue mau tanya aja, kali aja lo udah putus kan gue bisa gantiin". aku tak menghiraukan kevin yang terus mengoceh dan meninggalkannya keluar kelas.Aku berjalan menuju taman belakang sekolah, aku sedang tidak dalam mood yang bagus untuk ikut pelajaran. aku berhenti ketika tanganku ditahan oleh seorang, ternyata kak danar, dia melepaskan earphone yang sedari tadi bertengger di telingaku. "mau bolos lagi ? kenapa ?" aku nyengir kuda mendengar pertanyaan kak danar "ayo balik ke kelas" kak danar menarik tanganku kembali menuju kelas. kak danar mengantarkan aku sampai aku duduk di bangkuku. kak danar duduk di depanku, menatap lurus kearahku, aku merasa kikuk ditatap seperti itu.
"kenapa sih kak ?" tanyaku, kak danar hanya tersenyum dan menggeleng, "aku balik kelas dulu ya" kak danar mengacak rambutku pelan kemudian berjalan keluar kelas.###
"gue lagi berantem sama riko dev" hana mengaduk-aduk bakso di depanya.
"kenapa lagi sih han ?"
"gara-gara gue kemaren kan nungguin dia dikelas pas dia futsal, ehaku dianya lupa malah aku ditinggal pulang"
aku tertawa memdengar ceritanya "kasian banget sih lo han, punya pacar cuek banget"
"sialan lo dev, nggak malah ngasi semangat gue malah ngetawain"
"nikmatin aja sih han". hana tambah cemberut mendengar jawabanku.
"ngomongin gue ya" tiba-tiba riko duduk di sebelah hana. aku tambah tertawa terbahak melihat wajah hana yang semakin di tekuk, "gue nggak ikutan deh" aku bangkit dan meninggalkan mereka berdua.Aku berjalan menuju UKS, kepalaku pusing, perutku terasa perih, sepertinya maagku kambuh, aku langsung berbaring di tempat tudur paling ujung lalu menarik selimut sampai menetupi sebagian tubuhku.
"sakit apa dev ?" aku berbalik ke sumber suara, aku mendapati cewek berambut hitam sebahu sedang menatap lurus kearahku,aku tidak kenal siapa cewek ini tapi dari badge di bajunya menunjukan dia kelas XII IPA 2. "nggak papa kok kak, lagi gak enak badan dikit aja" aku kembali berbalik membelakanginya dan menarik selimut semakin keatas sampai di bawah daguku.
"udah minum obat ?" ternyata kakak itu masi disini, aku kembali menoleh dan tersenyum kearahnya "udah kak" dia mengangguk angguk lalu pergi keluar dari UKS.Aku memang tidak bisa ramah dengan orang yang belum aku kenal, tapi berhubung kakak tadi baik jadi aku berusaha bersikap baik juga padanya.
Aku semakin meringkuk dibawah selimut yang terasa semakin dingin, disaat seperti ini aku selalu teringat dengan mommy yang akan selalu ada disampingku saat aku sakit bahkan tidak enak badan sedikitpun mommy selalu ada disampingku disela-sela jadwal keejanya yang padat, mommy dulu seorang desainer, mommy selalu berharap aku dan kak vero bisa meneruskan butik-butik yang dimuali mommy dari nol, tapi aku bahagia karena kak vero bisa melanjutkan semua yang telah dimulai oleh mommy.Tidak terasa air mata sudah membasahi pipiku bahkan bantal yang aku pakai juga telah basah oleh air mataku. aku segera menghapus air mataku, aku tidak suka ada yang melihatku menangis, aku tidak suka nantinya akan ada yang merasa kasihan terhadapku, kak vero dan hanpun tidak pernah melihatku menangis, kecuali kak danar dia pernah memergokiku menangis di taman belakang sekolah.
Ponsel di sebelahku bergetar, aku meliriknya sekilas ternyata nama kak vero yang tertera di layar lcd nya.
"hallo kak" sapaku tak bersemangat.
"kamu kenapa sayang" kak vero seperti khawatir mendengar nada jawabku, aku langsung berubah nada bicaraku dengan bersemangat seperti biasanya.
"nggak papa kak, gimana kabar kakak disana. ? kerjanya lanacar ?" aku mencoba mengalihkan pembicaraan. kak vero tertawa renyah "sangat baik sweety, kamu masi istirahat kan ini ?".
"uda mau masuk ini kak" bohongku. "oh yasudah sayang naanti kakak telfon lagi kalo kamu sudah pulang sekolah aja, bye sayang jaga kesehatan"
"bye kak". aku meletakkan ponsel di sebelahku, tidak terasa air mataku menetes lagi, sekarang aku tidak hanya merindukan mommy dan papa tapi juga kak vero.
"kamu sakit apa sayang ?" aku merasakan usapan pelan di bahuku, tanpa menoleh aku sudah tau itu siapa aku sudah hafal dengan suara itu. itu kak danar dan ini keduakalinya dia melihat aku menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADEEVA
Teen FictionHidup tidak selalu berjalan seperti yang kita inginkan, dalam hidup kita akan dihadapkan pada kenyataan yang menyenangkan bahkan yang menyakitkan, tapi kita tidak bisa menghindar dari semua kenyataan itu. Selain itu dalam hidup juga kita akan dihada...