Elegi ?

106 7 0
                                    

Sial aku baru sampai sekolah dan batraiku sudah habis, semalam aku lupa men-charg-nya.

Aku melangkah menuju taman belakang sekolah, karena hari ini aku telat jadi aku memutuskan untuk pergi kesini daripada masuk kadang macan. karena jam pertama hari ini adalah mom nadhin pelajaran bahasa inggris yang gurunya galaknya mengalahkan ibu tiri. jika aku memilih tetap masuk kelas pasti aku akan terkena hukuman karena sudah telat. yah bukan berarti kalo nggak masuk nggak kena hukuman ya. pasti akan dapat, karena telat dan tidak masuk hukumnya sama jadi aku memutuskan tidak masuk saja.

Aku mengambil powerbank dari tas yang masi bertengger di punggungku.

Aku melangkah kearah pohon yang terletak di tengah taman ini, pohon yang menjadi saksi semua ceritaku di sekolah ini.

Langkahku semakin mendekat, dari jarak sedekat ini aku bisa melihat dengan jelas ada dua orang siswa siswi yang sedang duduk dibalik pohon dan mereka sedang berpelukan, sepertinya si cewek sedang menangis dalam pelukan cowok itu. dari jarak sedekat ini juga aku bisa melihat sangat jelas siapa mereka, ya! mereka adalah kak danar dengan hana.

Aku masi terpaku melihat pemandangan di depanku itu. rasa aneh itu kembali muncul, tapi aku segera membuang jauh-jauh perasaan itu, karena aku sadar sebelum aku dan kak danar pacaran kami bertiga memang sangat dekat, aku dan hana sudah seperti adik kak danar, apalagi hana dengan kak danar sudah kenal sejak mereka smp.

Aku ragu harus bersikap seperti apa, aku harus melanjutkan langkahku dan menghampiri mereka atau berbalik dan pergi tanpa mengganggu mereka.

Dengan hati mantap aku memutuskan menghapiri mereka, tapi langkahku kembali terhenti ketika melihat adegan di depanku ini. dengan perlahan dan tanpa menimbulkan suara aku berbalik meninggalkan mereka.

###

"mau gue temenin main ?" aku menoleh pada seorang yang telah merebut bola dari tanganku.

"kevin, ngapain loh disini" tanyaku geram, ketika tau siapa tersangkanya.

"Ya mau main basket lah, masak gue mau lomba balap karung"

"Nggak lucu kevin, sini deh bolanya jangan ganggu gue"

"Gue nggak ganggu kali dev, gue cuma pengen nemenin lo main aja"

"Gue nggak butuh temen" aku meninggalkan kevin dan berniat naik ke atap gedung sekolah. satu-satunya tempat yang jarang didatangi siswa di sekolah ini.

"Gue lihat semuanya kali dev" aku langsung menghentikan langkahku. aku berbalik dan menatap kevin yang sudah ada tepat di belakangku.

"Ngapain lo ngikutin gue" aku semakin geram melihat tingkahnya.

"Sebenernya gue juga nggak mau kali dev ngikutin atapun ganggu lo. tapi gue tau lo butuh temen buat cerita dan gue mau dengerin semua cerita lo"

Wajahku semakin memanas mendengar pernyataan kevin, kemana sebenernya arah pembicaraan dia.

"Gue nggak butuh curhat sama lo"

"Oke" jawabnya sambil mengangakat bahu "Kalo mau cerita gue ada dev" kevin berbalik dan pergi.

Dengan masi heran aku melanjutkan langkahku ke atap untuk mencari ketenangan. sekelebat kejadian tadi pagi melintas di fikiranku. yah bayang adegan kak danar berpelukan dengan hana lalu kak danar mencium puncak kepala dan pipi hana kemudian mengusap air mata yang membasahi pipi hana.

Semua kejadian itu membuat dadaku terasa sesak dan nyeri.

Ditambah lagi kevin yang bersikap aneh dengan menawarkan diri sebagai teman curhat ? dia nggak salah makan kan ?.

Memang aku di sekolah ini tidak punya banyak teman dekat, yang paling dekat deangku ya hana dan kak danar, selebihnya hanya sekedar teman biasa.

Ah, sudahlah aku tidak mau memikirkannya lebih jauh. aku duduk bersila dan bersandar pada dinding tidak menghiraukan seragamku yang akan kotor, aku mengeluarkan earphone dari saku seragam dan menautkannya di telinga dan langsung menyalakan musik keras-keras dari ponselku.

###

Aku terbangun ketika langit sudah menjadi gelap, aku menggeliat di balik selimut yang membungkus tubuhku.

"Neng ayo makan malam neng nanti sakit" ini sudah kesekian kalinya mbak asri membangunkanku untuk makan malam.

"Iya mbak bentar aku mandi dulu" aku bangkit dari tempat tidurku dan beranjak ke kamar mandi.

Aku turun menuju meja makan dengan handuk kecil berwarna biru masih membungkus rambutku yang masih basah.

"Tadi kenapa pulang sekolahnya lebih awal neng ?" tanya mbak asri sambil membersihkan piring.

"Lagi gak enak badan tadi mbak"

"Neng deva sakit ?" mbak asri langsung menghampiriku.

"Enggak mbak uda enakan kok"

"Beneran neng ?"

"Iya mbak"

Aku menyelesaikan makanku dengan cepat, kemabali ke kamar dan mengecek ponselku yang tergeletak di atas nakas. Ternyata tidak ada pesan maupun panggilan dari siapapun.

Aku berjalan dengan malas menuju balkon dan duduk di kursi yang terletak disana.

Seharian ini aku tidak masuk kelas. aku di sekokah hanya sampai jam 11 siang kemudian langsung pulang dan langsung tidur. Dan kak danar maupun hana tidak ada yang menanyakan kebaradaanku. padahal buasanya merekalah yang selalu menghubungiku jika aku tidak berada di kelas ataupun sekolah.

Ada apa ini ? apa aku harus mencari kejelasan dari kejadian tadi pagi atau hanya diam tanpa perduli dengan itu ?. ah sudahlah lihat besok saja.

###

__ DANAR __

"Apa gue hanya harus diam melihatmu seperti ini ?" aku mengusap wajahku frustasi "Semua butuh kejelasan, dan yang bisa menjelaskan semua ini hanya kita.

ADEEVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang