"Pegangin dulu kak" aku menyerahkan ponsel dan tasku pada kak danar lalu masuk kekamar mandi, aku membasuh wajah dan mengeringkannya dengan handuk kecil yang aku bawa.
Hari sudah mulai gelap tapi semua kelas sebelas baru keluar dari kelasnya dengan wajah kusut dan ditekuk efek dari praktikum yang melelahkan.
Aku dan kak danar berjalan ke ke parkiran tanpa berbicara satu
patah katahpun. nggak tau kenapa hari ini kak danar lebih banyak diam dari biasanya."kak danar kenapa ?" kak danar berhenti dan menggernyit menatapku.
"nggak kenapa-napa kok, emang ada yang salah ?
"enggak sih kak, cuma hari ini kak danar lebih banyak diem aja sih, kakak nggak sakit kan ?"
kak danar tertawa hambar "enggak dev, aku nggak sakit kok, cuma lagi banyak fikiran aja ini"
Sampai di parkiran, aku langsung masuk mobil kak danar tanpa bertanya lebih lanjut, karena kalau kak danar sedang ada masalah pasti dia akan cerita padaku, kalau tidak cerita mungkin kak danar belum mau membaginya.
###
Aku berlari dengan earphone terpasang di telingku. ini sudah menjadi rutinitasku setiap hari minggu, aku terbiasa jogging mengelilingi komplek perumahanku sendiri, kadang hana menemaniku, tidak jarang juga kak danar ikut jogging bersamaku.
Aku sampai di taman komplek, disini begitu ramai dengan anak kecil yang berlari-lari dengan gembiranya. banyak keluarga-keluarga kecil yang sedang berjalan pagi, ada beberapa yang hanya duduk dan bercanda bersama teman maupun keluarga mereka.
Jujur saja aku sempat merasa sedikit iri dengan mereka, tapi segera kubuang jauh-jauh perasaanku itu. karena memang seharusnya aku bersyukur dengan semua yang sudah aku punya.
"kakak punya permen ?" tiba-tiba sudah ada anak perempuan sekitar berumur 4 tahunan duduk di kursi kosong sebelahku. aku tidak menyadari kedatangan anak ini, mungkin aku kebanyakan melamun.
Aku mengacak rambut anak itu pelan "kakak nggak punya permen sayang". anak itu cemberut mendengar hawabanku.
"aku pengen permen kak" rengeknya "tapi mama bilang kalo aku makan permen gigiku nanti bolong. emang iya ya kak ?"
Aku menggeser dudukku kebih mendekat pada anak itu "iya sayang nanti kalo kamu makan terlalu banyak permen nanti giginya bolong loh, kayak nenek ompong mau ?"
Anak itu menggidik ngeri "nggak mau lah kak. kakak nggak bohong kan ?"
"enggak dek kakak nggak boong"
Ternyata anak ini namanya lucy. dia sangat lucu dan menggemaskan, lucy juga sangat cerdas. aku terus bercanda dengan lucy, sampai mamanya datang dan menjemputnya.
Ternyata lucy kabur dari mamanya karena tidak di belikan permen. aku terkekeh mendengar cerita dari mama lucy, ternyata kecil-kecil ngambeknya uda main kabur-kaburan aja.
Setelah lucy dan mamanya pergi aku memutuskan kembali kerumah lalu mandi dan sarapan. tidak ada rencana mau kemana aku hari ini. mungkin weekend ku kali ini akan kuhabiskan dirumah dengan menonton film atau baca novel juga kedengarannya bagus.
Biasanya setiap weekend kak danar selalu mengajakku keluar, terkadang juga hanya menemaniku dirumah.
Tapi kali ini kak danar tidak ada kabar. terahir dia mengirim pesan katanya dia sedang subuk belajar untuk try out jadi dia nggak bisa keluar.
###
Aku masi meringkuk di atas tempat tudurku, hari ini memang hari senin, tapi hari ini adalah tanggal merah tapi kenapa mbak asri sudah membagunkanku sepagi ini.
Aku melirik jam dinakas sebelah tempat tudurku, sial ini masi jam empat pagi mbak, rutukku dalam hati. tapi aku tetap membuka pintu kamar dengan sedikit dongkol dan nyawa yang belum terkumpul semuanya.
"mbak, ini kan masi jam empat pagi" gerutuku
"hei, buka dulu matanya" aku langsung terbelalak mendengar suara yang sangat aku kenal itu.
"kak danar ? ngapain disini ?" tanyaku sedikit menjerit karena kaget.
"nanyak nya nanti aja. sekarang cepat mandi" kak danar menarikku masuk kedalam kamar mandi dan menutup pintunya. "aku tunggu di bawah,.lima belas menit kamu sudah harus siap dev"
Aku menggernyit heran, tapi aku langsung mandi dengan cepat. selsai mandi aku langsung menarik kaos pendek hitam, yang kalo aku pakai akan sedikit kegedean, tapi aku menyukanya, aku mengambil celana jeans berwarna hitam juga lalu memadukanya dengan snekers berwarna pink.
Tepat limabelas menit aku turun dan menemui kak danar sembari mengikat rambutku asal.
Melihat kedatanganku kak danar langsung bangkit dan keluar, aku mengekor di belakangnya.
"mau kemana sih kak, pagi-pagi gini ?"
"udah nanti kamu akan tau sendiri kita bakal kemana"
"kak danar nggak mau nyulik aku kan ?"
Kak danar terkekeh dan berbalik menatapku "mana ada orang diculik jalan sendiri mengikuti penculiknya"
Aku mendengus kesal lalu mengikuti kak danar masuk mobil.
Kak danar berkendara dengan kecepatan tinghi, jalanan jakarta masi agak sepi jam segini.
###
Aku terbangun ketika merasakan tepukan pelan di pipiku. ternyata dalam perjalanan tadi aku tertidur.
"ayo turun" kak danar membukakan pintu mobil untukku. aku keluar dan melihat sekelilingku. ternyata kami sedang berada di bandara. seketika aku menggernyit dan menatap kak danar heran.
"ngapain kita kesini kak ?. kak danar mau jemput siapa ?" kak danar tidak menjawab pertanyaanku, dia malah berbalik meninggalkanku dan masuk kedalam ruang tunggu.
Jangan-jangan kak danar yang mau pergi. "kak danar mau pergi kemana ?" aku menarik tangan kak danar, tapi lagi-lagi kak danar tidak msenjawab pertanyaanku. kak danar hanya menggenggam tanganku dan menarikku untuk mengikutinya masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADEEVA
Teen FictionHidup tidak selalu berjalan seperti yang kita inginkan, dalam hidup kita akan dihadapkan pada kenyataan yang menyenangkan bahkan yang menyakitkan, tapi kita tidak bisa menghindar dari semua kenyataan itu. Selain itu dalam hidup juga kita akan dihada...