The faker

103 7 0
                                    

Lima hari terakhir kak danar selalu datang kerumah untuk meminta maaf dan ingin menjelaskan semuanya, tapi aku tidak pernah mau menemuinya, aku lebih memilih mengunci diri didalam kamar. Karena jika aku memutuskan untuk menemui kak danar aku takut akan menggoyahkan keputusanku. Kak danar tidak salah, dari awal aku lah yang salah karena telah menganggu dan mengacaukan perasaan sahabatku hana, aku juga telah merebut kak danar darinya selama ini, seharusnya aku sadar dari awal, agar semuanya tidak terasa sesakit ini.

Aku egois memang karena telah mengambil keputusan sepihak dan tidak menghiraukan perasaan kak danar. Tapi semua ini demi kebaikan kak danar, aku dan juga hana, karena hana adalah satu-satunya sahabatku dan aku tidak mau menyakitinya.

Besok kak danar akan berangkat kesingapur, sebelumnya aku sudah berjanji dengan kak danar akan mengantarkan keberangkatannya, tapi dengan semua keadaan ini, mungkin aku tidak bisa menepati janjiku.

"Dev waktu istirahat sudah habis, lo nggak masuk kelas ?"

"Lo duluan aja kev"

"Mau dilihatin sampe seminggupun tuh pohon nggak mungkin geser dev"

Aku terkekeh mendengar komentar kevin, memang akhir-akhir ini setiap istirahat aku akan duduk-duduk ditaman belakang, tidak seprti istirahat bisanya yang aku akan selalu ke kantin dengan hana. Sejak kejadian itu aku sudah tidak pernah berbicara lagi dengan hana, tepatnya dia yang mendiamkanku bahkan hana juga menukar tempat duduk ku denga jenny yang duduk dibaris paling belakang dan alhasil aku sekarang duduk dibangku paling belakang.

Aku sempat protes pada hana tentang tindakannya yang menurutku kekanakan tapi dia mengacuhkanku dan memilih untuk pergi daripada mendengarkanku.

"Malah ngelamun, cepet masuk"

Teriakan dari kevin membuaku bangkit dari dudukku dan berjalan menuju kelas.

Aku duduk di sebelah anne teman sebangkuku yang baru yang kerjaannya dikelas cuma ngaca dan tidak pernah mendengarkan guru yang sedang mengajar di depan kelas.

"Sebenernya lo kenapa sih dev sama si hana ? berantem ?" tanya anne yang masi asik dengan kacanya.

"Kita baik-baik aja kok"

"Trus kenapa lo pindah duduknya ?"

"Pengen cari suasana baru aja"

Anne hanya manggut-manggut mendengar jawabanku.

"Eh dev nanti pulang sekolah ikut gue sama anak-anak yuk"

"Kemana ?"

"Makan di cafe baru kakak gue"

"Sama siapa aja ?"

"Banyak"

Jujur sebenernya aku tidak sering keluar bareng sama anak-anak kelas, jadi aku merasa sedikit canggung walupun aku mengenal mereka tapi cuma sekedar mengenal dikelas atau satu organisasi dan ekstra kulikuler, diluar itu aku jarang berinteraksi dengan mereka.

"Gimana dev ?" tanya anne lagi ketika tidak mendpatkan jawaban dariku.

"Emm iya deh nanti gue ikut" dengan aku berada dilingkungan banyak orang mungkin aku bisa sedikit melupakan semua yang selalu melintas difikiranku.

###

Kami sampai di cafe kakak anne, ternyata untuk golongan cafe baru cafe ini terbilang cukup ramai, pengunjungnya rata-rata dari kalangan anak sekolahan sampai anak kuliahan.

Kami duduk di meja yang terletak diujung ruangan, ada anne duduk disebelah kananku sedangkan diseberangnku ada si kembar ela dan lea.

"Kita mesen duluan lah sambil nunggu anak-anak yang lain" ucap anne sambil membolak-balik buku menu.

ADEEVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang