The truth

114 8 0
                                    

___ DANAR __

Aku tau hari ini deva tidak sakit dan tidak sedang dirumah, kenapa deva berbohong ?. Deva tidak pernah seperti ini sebelumnya.

Seharian disekolah aku smasekali tidak bisa fokus karena memikirkan keberadaan dan keadaan deva.

Saat jam istirahat aku langsung menelfonnya yang langsung dijawab oleh deva tapi aku tau deva sedang menyembunyikan sesuatu.

Aku tau sikapku beberapa hari ini telah menyakiti deva, aku tidak berniat menyakitinya sama sekali, aku bodoh karena tidak peka dengan sikap deva. Aku tau dia kuat, tapi aku sangat tau dibalik kuatnya deva dia menyimpan banyak luka dan aku ikut andil membuat luka dihati deva.
Dan semua ini karena kebodohanku.

Sepulang sekolah aku langsung kerumah deva dan benar dugaanku deva tidak dirumah, bahkan mbak asri tidak tau deva dimana.

Aku mencoba menghubunginya tapi nomornya tidak aktif, jadi aku memutuskan untuk menunggunya karena aku tau kebiasaan deva, kalo dia keluar dari pagi nggak mungkin dia pulangnya malem.

"Den danar mau saya buatin makan siang ?" Suara mbak asri membuyarkan semua lamunanku.

"Makasih mbak, tidak usah, saya tadi sudah makan"

"Kalo gitu saya buatin minum ya den"

"Mbakasih mbak"

Aku merebahkan tubuhku disofa sambil terus mencoba menghubungi deva yang masi tetap sama tergubung dengan mailbox.

Hari sudah mulai gelap tapi deva masi juga belum pulang, aku mengacak rambutku frustasi, kemana dia sbenarnya ?.

"Kak danar ?"

Aku langsung duduk tegak menatap kesumber suara. Aku menghela nafas lega, seperti semua benanku sudah terangkat ketika melihat deva berdiri disana.

"Kenapa kakak disi-"

Deva tidak melanjutkan ucapanya ketika aku berdiri dan langsung merengkuh tubuhnya.

"Kenapa wajah kakak kusut kayak gitu ?" Tanya deva sambil mencoba melepaskan tanganku darinya.

Dan saat seperti ini pun dia masi mengkhawatirkanku.

"Kak danar pulang sekolah langsung kesini ?"

Aku mengangguk "Aku mencemaskanmu"

Deva menghela nafas berat "Sekarang kakak tau kan aku baik-baik saja, lebih baik kak danar pulang dan beristirahat, wajah kakak terlihat sangat lelah"

"Aku akan pulang stelah berbicara sesuatu denganmu"

"Ada apa kak ?" Aku melihat ekspresi cemas dan takut tersirat di wajahnya.

"Kamu mandi dulu, setelah itu kita bicara"

###

Kami sedang duduk bersila diayunan yang terletak dihalaman belakang rumah deva dengan deva yang duduk disampingku dengan segelas coklat hangat di tangannya.

"Hana dulu pacar kakak aku". Aku merasakan tubuh deva menegang disebelahku. "Aku pernah cerita kan, almarhum kak reza" deva mengangguk.

"Saat tahun pertama kak reza masuk SMA dia harus pindah ke bogor untuk menemani nenek kami yang hanya tinggal sendiri"

"Lalu kak reza menitipkan hana padaku, kak reza ingin aku menjaganya seperi kak reza menjaga hana"

"Pada suatu malam sehari sebelum kak reza brangkat ke jawa tengah untuk tour anggota osis, kak reza menelfonku, dia menanyakan kabar kami dan juga hana, kak danar berpesan padaku untuk selalu menjaga hana selama dia nggak ada dan aku menyanggupinya"

Aku mengusap wajahku frustasi, mengingat kejadian itu.

Aku merasakan tangan hana menyentuh lenganku, aku menoleh dan memberikan senyum tipis padanya.

"Dan ternyata itu permintaan terakhir kak reza dev, karena setelah itu saat kak reza pamit pergi tour, ternyata kak reza pamit untuk pergi selamamya".

"Ada sebuah toko yang sedang kebakaran besar. Karena kak reza yang mempunyai jiwa penolong yang tinggi, dia pun membantu menyelamatkan orang-orang yang masih berada dalam toko sembari menunggu pemadam kebakaran datang"

Aku tersenyum sendiri mengingat sifat keingin tahuan kakak ku yang sangat tinggi, dia selalu ingin tahu urusan orang lain, tapi disamping sifat kak reza yang suka kepo, kak reza juga mempunyai jiwa penolong yang tinggi juga.

"Tapi saat kak reza menolong seorang anak yang masi terjebak di dalam toko... tiba-tiba toko itu meledak dan membakar habis semua yang berada di dalam".

Dadaku semakin sesak mengingat semua kejadian itu, mataku terasa panas tapi aku enggan untuk menangis. Aku merasakan tangan kanan deva di punggungku dan mengusap-usapnya pelan dengan tangan kirinya yang menggenggam tanganku erat seakan ingin menyalurkan sedikit kekuatannya padaku.

"Dan saat itu aku berjanji pada diriku sendiri untuk menjaga hana seprti kak reza menjaganya. Dari situ aku dan hana menjadi sangat dekat dan hana yang selalu tergantung padaku, sampai suatu hari kami kira ada rasa lebih selain tanggung jawab dan peesahabatan, sampai aku dan hana memutuskan untuk berpacaran.... ternyata setelah itu kami sadar bahwa itu salah, lebih tepatnya aku sadar dan merasa telah menghianati kak reza dan kamipun akhirnya menyudahi hubungan kami"

"Tapi aku tidak bisa melepaskan hana seutuhnya dev" aku menggengam erat jari-jari deva "karena aku punya janji dengan kak reza yang harus aku tepati"

"Aku sayang hana dev" aku menatap wajah deva yang seketika memucat mendengar pernyataanku "Sayang seorang kakak kepada adiknya yang ingin menjaga adiknya yang tidak ingin adiknya tersakiti"

Aku masi merasakan tubuh deva yang menegang dan genggamannya dI tanganku melonggar "Tapi aku sayang kamu lebih besar dari itu dev, aku menyayangimu seprerti adiku juga kakakku, aku menyayangimu sperti sahabatku yang terkadang berubah menjadi musuhku, aku menyayangimu sebagai perempuan yang bisa menyempurnakan semua kekuranganku dev, aku menyayangimu karena yang selalu bisa menerima aku tanpa menuntut apapun, dan yang paling penting aku menyayangimu sebagai kekasihku dev"

Wajah deva yang tadinya memucat kini berubah memerah karena menahan isakan yang sebentar lagi akan keluar. Deva mengulurkan tangannya lalu memeluk leherku dan membenamkan kepalanya di dadaku, dia menangis tubuhnya bergetar dalam pelukanku.

"Aku sayang kamu dev" bisikku "I love you"

Aku menyayanginya jauh sebelum dia menyayangiku, aku ingin menjaganya dengan segenap jiwa dan ragaku. Aku ingin menghapus semua luka darinya, luka yang juga pernah aku rasakan, luka atas rasa kehilangan orang yang kita sangat sayangi.

###

Makin absurd ?
Feel nya nggak dapet ya ?

ADEEVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang