When you're gone

73 6 0
                                    

__ DEVA __
Ponselku terus bergetar sejak limabelas menit yang lalu, tapi aku samasekali tidak berniat untuk mengangkatnya karena aku sudah tau semua panggilan itu berasal dari kevin yang dari kemaren selalu membujukku untuk mengantarkan keberangkatan kak danar ke singapur siang ini. Ck sejak kapan si kevin perduli denganku dan kak danar ? bukannya dia hanya menginginkan hana hanya untuk sekedar melihatnya ?.

'Ceklek'

Tiba-tiba pintu kamarku terbuka dan menampakan seorang yang sedaritadi panggilannya aku abaikan. Dengan berkacak pinggang kevin menatap tajam kearahku.

"Keras kepala banget sih lo" kevin melangkah menghampiriku.

"Ngapain sih lo kesini" geramku

"Cepet ganti baju sana, ayo gue anter ke bandara"

"Nggak mau kev"

"Harus mau"

Kevin menarikku turun dari ranjang lalu mendorongku menuju kamar mandi.

"Gue tunggu di bawah, awas lo kalo nggak turun, gue yang akan gantiin baju lo" ancamnya.

###

Dan disinilah aku sekarang. Berdiri ditengah kerumunan orang yang akan berpisah maupun baru bertemu, aku hanya berani menatap dia dari kejauhan tanpa berani mendekat, diasana sudah ada semua yang di butuhkan, dia sudah tidak butuh aku lagi disebelahnya.

Aku tersentak ketika tiba-tiba tanganku di tarik oleh seseorang, dan aku baru menyadari ada kevin yang sedari tadi berdiri di sampingku.

"Lo cuma mau lihatin dari sini aja ?"

"Buat apa gue kesana kev ? gue cuma mau lihat dia untuk yang terakhir kalinya aja"

"Gue ngajak lo kesini bukan untuk itu dev"

"Tapi kev-"

Ucapanku terhenti karena kevin sudah menarik tanganku mendekat kearah kerumunan kecil itu.

Yang tadinya hana sedang sesenggukan di depan kak danar, seketika mendongak menatapku yang berdiri tidak jauh dari mereka.

"Ngapain lo kesini ?" tanya hana sarkatis.

Semua mata kini menatapku dan kevin bergantian.

"Dev" kak danar berniat menghampiriku tapi tangan hana langsung mencekal tangnnya erat.

"Kakak nggak lupa janji kakak kan ?" aku masi bisa mendengar pertanyaan hana yang diucpakan dengan sangat lirih. Kak danar mengangguk dan melangkah menghampiriku.

"Hai dev" aku tidak berani menatap kak danar yang aku yakini sekarang sedang menatap lurus kearahaku, aku hanya bisa menunduk menatapi sneakers hitamku, aku takut ketika aku melihat matanya peetahanku akan runtuh sekita.

"Aku minta maaf untuk semuanya" lanjutnya ketika tidak mendengar tanggapanku "aku juga berterimakasih untuk semua hari-hari bahagiaku karenamu dan sampai jumpa"

Kak danar berbalik meninggalkanku, dengan masi menunduk aku masi bisa melihat hari ujung matakau ketika kak danar berpamitan pada kedua orang tuanya dan juga arina adiknya, kemudian kak danar menghampiri hana dan berbicara sebentar padanya dan memeluknya sekilas, ada rasa nyeri ketika aku melihat kejadian itu, tapi aku sadar aku sudah tidak punya hak apapun atas kak danar.

Aku baru mendongak ketika kak danar sudah benar-benar pergi, aku merasakan mataku memanas, aku semakin mendingakkan kepalaku mencegah butiran bening itu terjatuh, kak danar sudah pergi tanpa aku mengatakan satu katahpun untuknya, aku belum mintak maaf bahkan berterimakasih padanya atas semua kebaikan yang telah kak danar berikan untukku selama ini.

ADEEVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang