Prom (II : I lost you)

88 7 0
                                    

Deva berjalan dengan sedikit terseok mengikuti langkah sesorang yang mencengkeram pergelangan tangannya dengan kuat, deva hanya terdiam dan mengikuti kemana orang itu akan membawanya pergi, dengan pandangan yang sedikit buram karena terhalang butiran bening yang siap untuk membasahi kedua pipinya deva tidak bisa melihat sosok yang berjalan satu langkah didepannya.

Mereka berhenti didepan lorong kelas di lantai dua yang gelap, hanya tersinari sesikit cahaya lampu dari halaman depan sekolah.

"Gue nggak nyangka hana bakal berbuat nekat kayak gitu" ucap laki-laki yang sedari tadi mencengkeram tangan deva lalu bersandar pada dinding kelas dibelakangnya.

"Soory kalo tanganlo jadi sakit gara-gara gue tarik tadi" lanjutnya "kalo hana sampe tau lo tadi lihat dia, pasti hana akan berbuat lebih nekat lagi"

"Gue tau pasti lo nggak nyangka hana bisa kayak gitu, yah karena selama ini lo memang belum tau sifat asli hana kayak apa, gue lihat didalam pertemanan kalian, hana masi menyembunyikan banyak hal dari lo"

Mereka berdiam beberapa lama, hingga akhirnya laki-laki itu menoleh kearah kanannya dimana deva juga ikut bersandar di sebelahnya, karena sedaritadi deva hanya diam dan menatap kosong kedepan tanpa membalas atau menanggapi perkataannya.

"Kevin ?"

Laki-laki bernama kevin itu seketika menoleh kembali kearah deva karena akhirnya deva mengeluarkan suara untuk pertamakalinya dari beberap menit yang lalu mereka disini.

"Apa gue lepasin kak danar aja ya"

Kevin langsung berdiri tegak mendengar peenyataan deva.

"Apa lo bisa ngelepas orang yang lo cintai dev ? nggak semudah itu dev lihat orang yang lo cintai bersama dengan orang lain"

"Tapi itu lebih baik kev, daripada seperti sekarang" deva mengusap wajahnya fustasi "hana satu-satunya temen gue kev, dia selalu ada disaat gue susah. Gue nggak mau menyakiti dia lebih dalam lagi kalo gue tetap sama kak danar"

"Tapi dev-"

"Deva"

Deva dan kevin seketika menoleh kesumber suara. Disana berdiri danar yang sedang menatap deva nanar dengan nafas terengah.

"Dev" danar maju dan meraih deva kedalam pelukannya "Maafin aku dev, itu semua tidak seperti yang kamu lihat"

Deva mendorong pelan tubuh danar dan mundur selangkah untuk menatap wajah danar.

"Aku mintak maaf kak"

"Kamu nggak salah apa-apa dev" danar maju selangkah tapi deva ikut mundur untuk menghindari danar.

"Aku rasa sebaiknya kita akhiri saja hubungan ini kak-"

Danar membeku ditempat dia tidak bisa menangkap apa yang dikatakan oleh deva selanjutnya. Danar hanya bisa diam menatap deva yang berjalan menjauh dan ditelan kegelapan malam, danar tidak bisa mencerna dengan jernih apa yang telah terjadi. Ketika danar sudah terasadar sepenuhnya dia hanya berdiri sendiri dilorong gelap itu, kevin yang sebelumnya bersiri tak jauh darinyapun sudah tidak ada di tempatnya.

###

__ DEVA __

Aku masi tidak yakin dengan ucapanku tadi, aku masi berharap kak danar akan mengejarku dan memintaku untuk tidak pergi. Tapi aku rasa aku akan sangat egois jika tetap mengharapkan itu, aku akan memantapkan hatiku untuk melepaskan kak danar dan aku yakin aku bisa menjalani proses ini dengan mudah karena setelah ini kak danar akan berada jauh dari sekitarku.

Aku berjalan kearah taman belakang yang sepi dan hanya diterangi lampu taman yang redup.

Mataku panas dan dadaku terasa sangat sesak, tapi butiran bening itu tidak juga keluar dan menghilangkan sedikit sesak di dadaku ini.

"Dev"

Aku tidak tau sejak kapan ata berada disana, dia sedang berdiri bersandar pada pohon tidak jauh didepanku duduk, kemudian dia mendekat dan iku duduk disebelahku.

"Gue lihat semuanya tadi"

Seketika aku menoleh kearah ata yang sedang menatap lurus kedepan.

"Maksud lo ?" aku masih tidak faham dengan apa yang dikatakan oleh ata.

"Gue lihat cowok lo dan..."

Ata tidak melanjutkan kalimatnya, tapi aku sangat tau apa yang dia maksud, aku tidak berniat menjawabnya. Aku mengusap wajahku yang terasa semakin panas.

"Nangis aja kali dev kalo lo pengen nangis" ata menepuk punggungku pengen.

"Gue pengen ta" aku menoleh kearah ata "tapi air mata gue nggak mau keluar ta" aku mencengkeram ujung kemeja ata karena dadaku yang terasa semakin sesak.

Ata malah tersenyum dan mengusap pipiku "lo udah nangis kali dev". Seketika aku memegang kedua pipiku yang ternyata sudah basah.

Ata menarikku kedalam pelukannya "gue memang nggak tau apa sebenernya yang sedang terjadi diantara lo sama cowok lo, tapi yang pasti gue nggak suka lihat lo kayak gini". Ata semakin mengeratkan pekukannya padaku yang membuatku semakin terisak didadanya.

Tiba-tiba tubuhku tertarik lalu ata tersungkur disebelahku.

"Jangan deketin cewek gue" aku menjerit dan meloncat kearah ata ketika sekalilagi kak danar melayangkan pukulan kearah ata.

"Apa yang kakak lakukan!"

"Aku nggak suka kamu deket sama dia dev" kak danar kembali menarikku kearahnya "maafin aku dev"

"Nggak ada yang perlu dimaafkan kak, kak danar tidak salah"

Kak danar menarikku dalam pelukannya "Jangan tinggalin aku dev"

Aku menjauhkan tubuh kak danar pelan "tapi kita harus tetap mengakhiri ini semua sekarang kak kalo tidak mau ada yang tersakiti lagi"

"Tapi dev-"

"Maaf kak aku harus pergi, aku akan mengobati luka ata dulu". Aku menarik ata dan meninggalkan kak danar.

ADEEVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang