Danar's POV
Dengan yakin aku berjalan masuk ke dalam gedung sendirian tanpa di temani hana di sampingku. Aku memutuskan pulang ke indonesia ketika mendapat undangan pernikahan kak vero, awalnya aku sedikit ragu untuk menghadiri undangan ini, pertama aku tidak tau harus bersikap seperti apa jika bertemu dengan deva, kedua dengan aku pulang ke indonesia dan menghadiri pernikahan kak vero, itu akan menyakiti hana.
Tapi entah apa yang merasuki hana, dia melepaskan aku untuk pulang ke indonesia dan datang kesini. Sebenarnya bukan cuma aku yang mendapatkan undangan. Hana juga, tapi dia hanya menyuruhku berangkat sendiri dan meninggalkannya. Hana berpesan ketika aku pulang ke indonesia aku harus menyelesaikan semua urusanku dan kembali ke singapura sebagai danarnya.
Aku sangat faham yang di maksud hana. Dia ingin aku datang ke sini untuk menyelesaikan semua urusanku dengan deva dan ketika kembali aku harus benar-benar fokus dengannya tanpa ada beban lagi. Jujur aku sangat berterimakasih dengan sikap hana yang mulai dewasa dan aku tidak mau mengecewakannya. Dan mulai saat itu aku bertekat akan menjaga dan mempertahankan hatiku untuknya.
Aku merapikan dasiku sembari berjalan masuk ke arah gedung. Belum sampai di pintu utama langkahku terhenti ketika aku melihat seseorang bediri di sana. Dibalut gaun silver dengan rambut di sanggul dia kelihatan begitu anggun dan cantik malam ini, dia manatapku dengan pandangan yang sendu, melihatnya dadaku terasa sangat sesak. Apa aku telah menyakitinya sedalam itu ?.
"Dev" aku maju menghampirinya namun deva bergerak mundur, dengan sigap seseorang di sampingnya menahan pergelangan tangannya dan melarangnya untuk pergi. Dan aku baru sadar kalo orang itu adalah athalaric. Dia membisikkan sesuatu pada deva lalu berbalik dan pergi.
"Kenapa kamu ada di sini ?" Deva bertanya tanpa menatap ke arahku. Aku menunjukan undangan yang sedaritadi aku pegang padanya.
"Yaudah kakak masuk aja"
"Kamu nggak masuk ?"
"Aku mau ketemu orang dulu" Deva langsung pergi tanpa menunggu jawabanku.
***
Aku melihat deva duduk menunduk dengan gelisah, entah apa yang membuat dia tidak tenang seperti itu, dia tersenyum kepada semua orang yang menyapanya tapi fikirannya tidak fokus. Apa yang membuat dia seperti itu, apa karena kehadiranku dia seperti itu, apa dia merasakan seperti apa yang aku rasakan sekarang. Gelisah, bingung dan tidak tau harus bersikap seperti apa. Apa yang harus aku lakukan sekarang, apa aku harus menghampirinya sekarang, atau harus menunggu sampai acara ini selesai ?.
Aku sudah tidak sabar dan langsung menghampiri deva. "Deva" dia terlonjak kaget mendengar panggilanku, dengan cepat dia memutar tubuhnya kebelakang dan menghadapku.
"I.. iya ada apa ?"
"Aku mau ngomong sebentar"
"Iya ngomong aja kak, ada apa ?"
"Bisa keluar sebentar ?"
Deva terlihat bingung dan menoleh kesebelah kanannya, ya dia athalaric, apa hubungan deva dengan dia sekarang ? Apa mungkin mereka sudah menjalin sebuah hubungan. Kenapa aku masih merasa sesak membayangkan sudah ada laki-laki lain di hidup deva, apa mungkin ini hanya perasaa iri saja karena selama ini deva tidak pernah dekat dengan laki-laki lain selain aku, atau rasa sesak ini lebih dari itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADEEVA
أدب المراهقينHidup tidak selalu berjalan seperti yang kita inginkan, dalam hidup kita akan dihadapkan pada kenyataan yang menyenangkan bahkan yang menyakitkan, tapi kita tidak bisa menghindar dari semua kenyataan itu. Selain itu dalam hidup juga kita akan dihada...