Berdamai

113 9 0
                                    

Tubuhku tersungkur ke lantai ketika seorang menabrakku dengan keras dari belakang.

"Kalo jalan liat-liat dong" aku berdiri sembari membersihkan rokku yang kotor

"Sorry banget dev, gue nggak tau kalo lo mau masuk"

"Gimana mau tau kalo jalan aja nggak liat kiri kanan" aku berjalan menuju bangkuku yang ternyata sudah ada hana yang sudah duduk di bangkunya.

"Yaelah santai aja kali dev"

Aku menepis tangan cowok itu yang mengacak rambuku "apaan deh kev"

Kevin terkekeh dan berjalan ke bangkunya.

Aku mendengus kesal dan duduk di bangkuku, tepat disebelah hana yang masih sibuk dengan ponselnya. "pagi han" sapaku berniat mengakhiri rasa canggung diantara kami.

Hampir dua minggu aku dan hana seperti kucing kucingan. tidak saling berbicara ataupun menyapa. beberapa kali juga hana tidak masuk sekolah, begitu juga aku yang sempat lari kebogor untuk melepas semua.sesak yang beberapa hari ini aku rasakan.

"Pagi" jawab hana singkat tanpa menoleh sedikitpun kearahku.

Sial! gue benci banget awkward moment kayak gini.

Padahal aku sudah mencoba berdamai, beradamai dengan diriku sendiri juga dengan orang-orang yang aku sayangi. tapi sepertinya aku masih harus bersabar karena hana masi dingun terhadapku.

Tiba-tiba aku teringat kak danar, apa kabar dia sekarang ?. Sejak malam itu aku tidak pernah lagi menghabiskan waktu bersamanya karena dia sedang sibuk belajar untuk ujian akhir nanti.

Tapi aku merasa kak danar masi menghindariku karena sedang berfikir sesuatu dan menggunakan alasan belajar untuk menutupinya.

Aku menghela nafas berat sembari menatap guru didepan yang entah sedang menjelaskan apa, aku tidak bisa fokus saat ini.

Aku masi bingung kenapa hana dan kak danar seperti menghindariku, bahkan hana seperi marah padaku ?.

Apa aku sudah membuat kesalahan ? tapi apa ?. Bukannya mereka yang sudah membuat kesalahan padaku dengan menyembunyikan kenyataan itu ?. Bukankah seharusnya aku yang marah, tapi kenapa aku malah merasa sepeti orang yang paling bersalah disini.

Aku melirik hana yang fokus menatap kedepan, kurasa hana juga sama tidak fokusnya denganku.

Sepertinya memang aku yang harus meluruskan semua ini.

Ahirnya bell istirahat berbunyi setelah melewati tiga jam pelajatan bagaikan tiga bulan.

Semua dikarenakan konser dadakan dalam perutku yang sudah berteriak-teriak mengalahkan mick jagger karena dari pagi belum terisi makanan apapun, jangan sampe deh maag kambuh lagi.

"Kekantin yuk han" ajakku pada hana yang masi saja khusyuk dengan ponselnya.

Hana hanya mengangguk lalu berdiri keluar kelas. aku mengikutinya dan berjalan di sampingnya, biasanya sepanjang jalan menuju kantin kami akan terus bercerita. bahkan sambil makanpun kami tetap bercetita, entah apapun itu.

Yah tapi aku tetap besyukur, setidaknya hana sudah tidak menghindariku lagi. Waulaupun kali ini hana tetap diam dan terus fokus pada ponselnya.

"Hana, lo kenapa sih ?" hana mendongak dan menatapku.

"Nggak papa kok. emang kenapa ?" tanya hana balik.

Yah memang setelah kejadian itu aku tidak pernah membahasnya dengan hana, Secara kita ngomong aja enggak. Jadi aku masi belum mendapatkan kejelasan, dan sekarang aku harus mendapat kejelasan dan meliruskan semuanya.

ADEEVATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang