34. penuh rasa khawatir

4.6K 222 18
                                    

"Nona tadi malam tidak mau makan tuan, nona hanya mau makan mie ayam yang dibelikan oleh tuan Al. Tapi sepertinya tuan Al lupa untuk membelikan pesanan nona" jelas asisten itu.

Al yang mendengar penuturan asistennya itu menjadi tegang, mengapa ia bisa melupakan janjinya pada Aca? Hatinya menjadi resah dan penuh sesal.

"BANGSAT"
______________________________________

Umpat Arka dengan mata tajamnya yang mengarah kepada Al yang tengah diam mematung.

"Apa benar Al?" Tanya Nadia masih berusaha sabar.

"Al, mama tanya sama kamu!" ucap Nadia saat Al tak menjawab pertanyaannya.

"Maaf" lirih Al.

PLAK...

"Apa yang ada dipikiran kamu hah? Adek kamu nunggu kamu di rumah nahan laper, sedangkan kamu, kamu malah kemana?" Marah Nadia.

"Sudah ma kita tenang dulu, sekarang keselamatan Aca yang terpenting" lerai Aksa.

Al tak bisa menahan sesak di dada, bayang bayang Aca yang tengah menunggunya dengan mata berbinar menanti makanan pesanannya.

Air mata tanpa sadar lolos dari mata tajam Al, dimana sosok Al yang terkenal dingin dan tegas? Kini ia tampak sangat lemah dengan perasaan yang kacau memikirkan sang adik yang tengah berjuang.

"Hiks... Aca pasti baik baik aja kan mas?" Tanya Nadia dengan air mata yang mulai turun.

"Aca anak yang kuat, Aca akan baik baik saja, percayalah" ucap Aditya menenangkan sang istri, meski tak bisa dipungkiri bahwa perasaannya juga tengah dilanda khawatir tentang keadaan putri kecil dari Erlangga, adik laki lakinya.

"Apa kita udah boleh masuk?" Tanya Aksa.

"Boleh, tapi jangan membuat istirahat Aca terganggu, Aca saat ini belum sadar dan akan sadar mungkin sebentar lagi" jelas Reno.

Setelah mendapat izin dari Reno kennan langsung melenggang masuk tanpa memperdulikan keluarganya yang lain.

Kennan menatap princess kecilnya yang kini terbaring lemah dengan wajah pucatnya, tatapannya beralih menatap punggung tangan Aca yang terdapat infus.

Dielusnya pelan dan kecupan singkat hinggap di punggung tangan Aca yang bebas infus, sungguh Kennan rela jika posisi Aca digantikan olehnya, ia tak sanggup melihat keadaan Aca yang lemah seperti ini.

"Aca" gumam Al dengan bibir bergetar, Aca kembali terbaring lemah di ranjang rumah sakit, dan kali ini karena ulahnya.

"Abang Aca ngga mau lagi tangannya ditusuk tusuk, itu sakit abanggg"

"Abang Aca janji ngga akan cape cape lagi, Aca ngga mau kalau nanti balik ke ruangan yang bau itu lagi, hiii Aca ngga suka baunya abanggg"

Curhatan Aca setelah keluar dari rumah sakit bulan lalu kembali berputar di kepalanya yang membuat rasa penyesalan Al semakin memuncak.

Mata bulat Aca mulai terbuka sedikit demi sedikit menyesuaikan Cahaya lampu yang tepat berada di atasnya.

"Aca, mas Aca sudah sadar mas" beritahu Nadia yang langsung membuyarkan lamunan mereka.

"Hiks..."

"Kenapa? Ada yang sakit hm?" Panik Kennan.

"Mana yang sakit sayang?" Lanjut arka.

"Lepas hiks... Aca ngga mau pake ini hiks... Lepasss" rengek Aca dengan tangan yang mencoba untuk mencabut paksa infusnya.

ME AND MY possesive FAMILYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang