BAB 15 - Sebuah kunci yang membuka ingatan

107 12 0
                                    

PS : Terdapat banyak kesalahan dalam penulisan dan kata-kata yang tidak sesuai dengan EYD

***

Mobil yang mereka kendarai sampai di halaman depan mansion Edward. Rasa penat merasuki mereka, Edward,Kenny dan Xaviera pun memasuki Mansion dengan wajah yang penuh dengan kelelahan.

Para pelayan dan penjaga yang bekerja di mansion Edward, membawa Barang-barang mereka. Edward langsung menjatuhkan dirinya di sofa yang terdapat di Ruang Tamu.

“Haaa.... akhirnya sampai juga.” Ujar Edward sembari meregangkan otot-otot di tubuhnya.

Kenny dan Xaviera hanya duduk sembari meminum Air putih yang telah di sediakan di atas meja.

“Oh iya, Sebaiknya kalian berdua langsung ke kamar kalian. Aku ingin ke kamar ku dan langsung tidur.”ujar Edward yang hendak berjalan menaiki tangga menuju Kamarnya.

“Baiklah, Ed.” Ujar Kenny sedangkan Xaviera hanya menganggukkan kepalanya.

“Kalau begitu, selamat Tidur.” Ujar Edward.

Edward yang telah sampai di tempat tidur nya, langsung merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Matanya yang sayu akibat kelelahan, membuat dirinya terlelap begitu cepat.

Pada akhirnya, perjalanan mereka yang singkat, Namun begitu menyenangkan itu adalah hal yang paling membahagiakan bagi Edward, Meski terdapat beberapa kendala. Namun, itu semua tidak membuat kebahagiaan nya luntur seketika. Terlebih, saat ia bertemu dengan Estelle kembali, ia merasa nyaman dan Aman.

Hari Rabu, Adalah hari yang paling dinantikan oleh Edward, Karena saat itu, ia bisa bertemu kembali dengan Estelle.

***

Hamparan bunga Daisy begitu indah di lihatnya saat ini, jari jemarinya menyentuh bunga Daisy yang terlihat sangat segar. Ia saat ini Senang bahwa dirinya telah berhasil menumbuhkan bunga Daisy Dan di jadikan taman pribadi miliknya. Meski awalnya ia tidak suka, namun mengingatnya yang menyukai bunga Daisy, membuat dirinya menanam bunga Daisy, dengan maksud saat orang itu berkunjung ke Tempat ini, dia betah untuk berlama-lama disini. Karena baginya, melihat dia tersenyum saat melihat sebuah bunga Daisy saja, membuat hatinya bahagia. Meski ia tau, bahwa senyum itu untuk orang lain.

Perasaan nya semakin lama semakin menjadi-jadi, ia tau bahwa orang itu mencintai orang lain, dan sangat mencintai nya. Namun, perasaan ini terus memberontak keluar dan membuatnya semakin gila. Ia tidak tau harus apa lagi ia meredam rasa frustasi ini, yang ia tau hanyalah terus mencintai nya, meski cinta itu milik orang lain.
Semua tentangnya, ia sangat menyukai nya. Dan ia tidak ingin kehilangan tentangnya. Meski awalnya ia merasa baik-baik saja saat dia membicarakan orang yang di cintai nya. Namun, lama kelamaan rasa iri, sakit dan sedih mulai merasuki dan membuatnya ingin membunuh orang itu. Tapi, ia tau bahwa dia tidak bisa. Dirinya hanyalah seorang yang tidak memiliki apa-apa. Sedangkan dia, dia memiliki kekuatan yang begitu besar. Dan dia pantas mendapatkan sosok pria seperti dia.

Kini, saat ia mencoba melupakan nya, ingatan itu muncul kembali seperti sebuah virus yang mematikan. Ia benci, ia benci bahwa di dunia ini pun, dia harus bertemu dengan orang itu lagi.

***

Xaviera bangkit dari tidurnya, dan berjalan menuju dapur, untuk mengambil air putih. Rasa haus yang melanda dirinya di tengah malam membuatnya mau tidak mau berjalan menuju dapur. Ia lupa, seharusnya sebelum tidur, ia meletakkan air putih di atas nakas yang berada di samping tempat tidurnya. Namun, karena kelelahan, ia akhirnya langsung tidur.

Karena susah tidur kembali, Xaviera mencoba mencari pengalihan dengan berjalan-jalan sebentar untuk melihat Mansion Edward kembali. Langkah kakinya berjalan menuju sebuah Ruangan yang entah dia sendiri tidak tahu, Di mana sekarang dia berada. Xaviera pun terus berjalan dengan penuh Rasa penasaran, Rasa penasaran itu membuat Xaviera berakhir di sebuah taman yang berada di belakang mansion Edward.
Dirinya melihat taman itu di selimuti oleh bunga Daisy yang begitu indah.Di gelapnya Malam yang bertabur bintang, warna putih yang dimiliki oleh Bunga Daisy membuat suasana menjadi lebih sendu. Air matanya jatuh seketika, gelas yang masih berada di tangan kanannya terjatuh.
Untungnya yang ia pegang bukan gelas beling, melainkan gelas stainless, sehingga mengeluarkan bunyi yang membuat para pelayan dan penjaga yang bekerja di mansion ini bergegas mencari sumber suara.

“Ada apa nona?” tanya seorang pelayan yang bekerja di bagian dapur.

“Tidak, tidak apa-apa. Tangan saya hanya licin, jadi gelas ini terjatuh.”ujar Xaviera sembari mengambil gelas yang telah ia jatuhkan.

Pelayan itu hanya mengangguk, dan setelah memastikan semuanya baik-baik saja, ia pun kembali ke dapur.

Xaviera yang masih berada di tempat itu pun, berjalan menelusuri taman bunga Daisy itu, aroma bunga Daisy yang khas membuat Xaviera merindukan momen itu, momen saat dirinya mulai dekat dengan sosok yang sangat ia cintai itu.

“Ternyata, disini tidak ada bedanya dengan di dunia kita, Ku kira berbeda.” Gumam Xaviera sembari berjalan-jalan menelusuri seberapa luas taman ini.

Dan, tanpa ia sadari, dari kejauhan, terdapat Edward yang tengah melihat pemandangan taman Bunga Daisy miliknya, menemukan Sosok Xaviera yang berlari-lari kecil dengan wajah nya yang tersenyum.

Edward Tersenyum tipis dan bergumam.”Dasar anak-anak.”
Malam itu, Edward melihat tingkah Xaviera yang menari, berjalan dan berlari kecil, dengan tersenyum. Entah mengapa, melihat Xaviera seperti itu, membuat perasaan nya senang.

Ia teringat, di salah satu mimpinya, ia melihat sosok seperti Xaviera. Meski samar, Edward bisa merasakan bahwa pemandangan ini, pernah ia lihat.

“Apakah, kamu juga salah satu kunci dari ingatan ku?”Gumam Edward.

Meski ia tidak asing dengan semua tingkah Xaviera, tapi Wajah Estelle tidak bisa ia lupakan. Wajah itu, adalah wajah yang sama seperti yang ia lihat di dalam mimpinya. Wajah yang sangat cantik. Yang sanggup membuat jantung nya berdetak dua kali lipat. Saat pertama kali melihat Estelle pun, ia juga sudah merasa tidak asing dengan kehadiran nya, dan ternyata Edward baru sadar bahwa wajah Estelle sama dengan yang selalu menghantui mimpinya.

“Jika Kalian berdua adalah kunci untuk membuka satu-persatu ingatan ku, maka Aku akan mencoba segala cara untuk membuat semua pintu itu terbuka. Meski itu adalah hal yang sangat di larang.”

Edward tau, bahwa ingatannya yang tidak sengaja kembali itu adalah sebuah ingatan yang tanpa sengaja terbuka oleh nya. Karena mungkin saja, sebelum usianya 17 tahun, ia selalu bermimpi tengah berada di hamparan Padang rumput yang indah. Dirinya tengah berdiri sembari menghadap matahari yang menyinari wajahnya. Di hadapannya, terdapat sebuah pedang yang ia tancapkan ke tanah. Saat itu juga, saat usianya belum 17 tahun, ia mencoba keluar dari mimpi yang berulang seperti itu. Namun ia tidak bisa bergerak, tubuhnya kaku dan dia seperti di paksa untuk berada di tempat itu. Meski pada awalnya ia merasa nyaman saat berada di tempat itu, Namun ia sangat penasaran akan sesuatu hal yang ada di sekitarnya. Dan ia ingin mencari tau dimana dia saat ini.

Akan tetapi, tubuhnya dipaksa untuk diam dan tetap diam seperti Yang sudah di terapkan. Ia mencoba segala cara dan meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia bisa, pada akhirnya setelah kekuatan nya seperti kembali, dan keyakinan di hatinya sudah teguh, ia pun berhasil menggerakkan tubuhnya dan memegang pedang tersebut.
Ia Baru sadar, bahwa setelah ia berhasil menggerakkan tubuh nya di dunia mimpi, ingatan-ingatan asing itu muncul seperti sebuah virus yang membuatnya hampir gila.

Namun, sekarang ia bisa menerima semuanya. Ketidak masuk akal yang membuatnya frustasi itu terkadang membuatnya memilih untuk tidak tidur, demi menghindari mimpi itu. Namun, karena hal itu tidak baik, maka Edward menerima semuanya dengan lapang dada, Ia mencoba mencari tau tentang fenomena yang terjadi kepada dirinya. Namun, itu tidak pernah ada yang berhasil meyakinkannya tentang perjalanan waktu.

Satu-satunya cara agar ingatannya kembali hanyalah dirinya sendiri, itu sebabnya ia akan mencari tahu tentang mereka dan apa hubungan mereka sehingga berkaitan dengan Masa lalunya.

***
TBC
See you again ❤️

Edward: I found You For This life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang