BAB 28 - Edward De Amber (6)

67 6 0
                                    

Ps: Terdapat banyak kesalahan dalam penulisan dan Kata-kata yang Tidak Sesuai dengan EYD.

***

Kediaman Sol Artie.

Estelle kini tengah Sparing bersama para Prajurit Kediaman Sol Artie.
Fokusnya teralihkan, ketika melihat Jean datang membawa sebuah surat yang entah berasal dari mana.

“Jean, Surat dari mana itu?” tanya Estelle.

“Ini Dari Putra mahkota, Nona.”Ujar Jean.

Estelle pun terkejut dan langsung mengambil surat tersebut, ia membukanya secara perlahan. Estelle mencium wangi bunga Daisy yang keluar dari kertas tersebut. Perasaan Estelle menghangat ketika mengetahui bahwa Edward lah pengirimnya, dan juga mengetahui bunga kesukaannya.

Jean melihat wajah Estelle yang tersenyum tulus bahagia, Selama ini setelah kematian kedua orang tuanya, Estelle tidak pernah menunjukkan Kebahagiaan nya seperti saat ini. Ia selalu tersenyum, tetapi memiliki kesedihan di dalamnya.

Setelah Estelle mengenal Edward, Estelle seperti wanita yang telah menemukan sesuatu yang berharga di dalam hidup nya.

“Jean, Aku di undang oleh Yangmulia Edward.” Ujar Estelle dengan raut wajah yang bahagia.

“Benarkah? Wah, Nona anda harus berdandan dengan sangat cantik besok.” Ujar Jean.

“Ya, aku akan berdandan dengan sangat cantik.” Ujar Estelle sembari memeluk kertas tersebut.

Ternyata, seperti ini rasanya ketika Jatuh cinta itu. Perasaan bahagia yang menyelimuti nya saat ini, tidak bisa diungkapkan oleh kata-kata. Kalau dipikir-pikir, dia selalu tersenyum sendiri sembari membayangkan hidupnya bersama Edward kelak, Mungkin orang berpikir saat ini bahwa dia sudah gila, karena sering tersenyum sendiri.


***


Sebuah kereta kuda yang berwarna putih dan di lapisi oleh motif bunga yang berwarna Emas sampai di depan gerbang istana kerajaan.

Sosok wanita cantik yang Memakai gaun berwarna Navi, keluar dari kereta kuda tersebut. Para pengawal yang berada di tempat itu langsung menyambut wanita itu, dan langsung mengantarkan nya ke taman yang telah di perintahkan oleh Putra mahkota.

Di taman itu, kesan pertama saat Estelle melihatnya adalah, Indah. Taman yang di selimuti berbagai macam jenis bunga itu di tanam dan di rawat dengan sangat baik, sehingga ketika mata memandangnya akan terasa Segar.

Estelle berjalan menuju Gazebo yang terbuat dari Kayu, Warna Gazebo itu terlihat sangat menyatu dengan Taman yang ada di sini.

Edward termenung melihat kecantikan yang di miliki oleh Estelle. Gayanya yang Anggun sekaligus Tegas itu memberikan kesan tersendiri di hati Edward. Rambut Emas itu semakin menyala terang saat mentari menyinari nya. Seolah-olah Estelle adalah Dewi yang datang menghampiri nya.

Estelle membungkukkan badannya dan memberikan salam hormat kepada Edward. Begitupun dengan Edward yang membalas salam Estelle.

“Salam Yangmulia Putra mahkota Edward De Amber, semoga Dewi cahaya selalu memberkati Anda dan Kerajaan Amber.” Ujar Estelle dengan Anggun.

“Salam Tuan Putri Estelle Sol Artie, Terimakasih atas Doanya.” Ujar Edward sembari mengecup singkat tangan Estelle.

Estelle dan Edward saling memandang sejenak. Mereka saling terpukau akan keindahan yang Mereka lihat saat ini. Bagi Estelle, Edward merupakan pria tampan yang sanggup membuat hatinya melembut. Sedangkan bagi Edward, Estelle adalah seorang wanita yang tegas dan tanpa kenal takut. Ketegasan yang ada di dalam raut wajahnya itulah yang membuat Edward Jatuh hati.

“Silahkan duduk, Nona.” Ujar Edward.

Estelle pun duduk, di ikuti dengan Edward yang duduk di hadapannya. Para pelayan menyediakan Teh dan beberapa Cemilan untuk mereka berdua.

Edward memberikan sinyal untuk membiarkan mereka berdua di taman itu. Saat semua orang telah pergi, dan meninggalkan Estelle dan Edward yang tengah duduk berhadapan, menikmati suasana Taman yang indah itu.

Estelle menyesap tehnya dengan Elegan, Sedangkan Edward hanya menatap wajah Estelle, hal ini membuat Estelle bingung harus apa.

Beberapa saat kemudian, Edward mulai bersuara.”Nona Estelle, Maafkan saya sebelumnya karena telah mengirim undangan untuk datang ke sini secara tiba-tiba. Sebenarnya, ada Hal yang harus saya bicarakan kepada anda.”

“Apa itu, Yangmulia? Saya akan mendengarkan perkataan Anda.” Ujar Estelle yang kini menatap wajah Edward.

Estelle dapat melihat terdapat raut yang tidak bahagia di wajah Edward, ada kegelisahan, dan juga kebingungan yang tercetak di wajahnya. Perasaan Estelle mulai acak-acakan, ia takut atas apa yang ingin di bicarakan oleh Edward.

“Nona, Bagaimana jika kita menghilangkan acara pertunangan dan langsung mengadakan pernikahan?”

Deg.

Perkataan Edward membuat jantung Estelle berhenti sejenak. Kenapa? Apa yang terjadi? Estelle Rasanya ingin segera menanyakan hal tersebut, Namun ia tahu batasan. Di hadapannya ini adalah seorang putra mahkota yang di hormati oleh semua orang. Tidak mungkin ia berbicara informal, hubungan mereka belum sedekat itu hingga sampai menyebutkan nama masing-masing, mereka hanya bertemu beberapa kali, dan tidak mungkin bagi Estelle bahwa Edward juga tertarik pada nya.

“Maafkan saya sebelumnya, Namun kerajaan League memberikan sebuah undangan untuk merayakan berdirinya kerajaan League, Kondisi Raja sedang tidak memungkinkan untuk pergi, Jika tidak ada perwakilan dari kerajaan Amber, Maka Hubungan yang telah di bangun oleh leluhur akan lenyap begitu saja, Jadi saya yang memutuskan pergi.”

“Namun di sisi lain, bulan depan adalah Pernikahan kita dilaksanakan, semua sudah di atur dan tidak mungkin di undur. Semua Orang akan bertanya-tanya jika kita memundurkan tanggal pernikahan.”

“Alasan saya menghilangkan Acara pertunangan kita, karena Waktu yang saya punya tidak akan cukup. Pertama, Jarak tempuh dari kerajaan Amber dan league sangatlah jauh, hingga memakan waktu 1 minggu untuk sampai di sana. Dan acara tersebut akan di laksanakan selama satu Minggu, atau mungkin bisa lebih, Belum lagi pulang ke Kerajaan Amber lagi, semua setidaknya menghabiskan waktu 3 minggu. Tidak mungkin bisa mengejar hari pertunangan, saya yakin sekali bahwa itu tidak bisa di kejar.”

“Jadi, tidak apa-apa kan kalau kita menghilangkan acara pertunangan?” ujar Edward.

Meski perasaan Estelle tidak rela jika mereka harus menghilangkan hari pertunangan mereka, Tapi Estelle tidak bisa berbuat apa-apa selain mengikuti arus yang ada. Ia mengerti bahwa Di posisi Edward tidaklah mudah, ia sangat sibuk. Sebagai Putra mahkota, Edward lah yang kelak akan menggantikan sang Raja. Estelle tahu, bahwa perjuangan Edward selama ini bukan main-main, dia dikenal dan di akui pada saat dia membunuh para bangsawan yang terlibat akan korupsi dan berjasa menaklukkan Utara yang di kenal dengan penuh monster. Berkatnya, wilayah Utara bisa di huni kembali.

“Baiklah, Yangmulia. Saya akan mengikuti yang menurut anda baik.” Ujar Estelle sembari tersenyum. Senyuman yang di ikuti dengan angin yang menyapu Rambutnya, Surai yang berwarna Emas itu, melayang mengikuti irama angin yang menyentuh kulit putihnya.

Edward masih terpana akan sosok Estelle yang menurutnya indah. Lama Edward menatap Estelle, ia pun tersadar akan sesuatu. Ia mengambil di dalam kantung nya, sebuah kotak kecil yang berwarna merah di buka olehnya, Menampilkan sebuah cincin yang sangat indah. Cincin itu, memiliki permata yang berwarna biru, sama seperti mata milik Estelle.
Edward yang Gugup pun memanggil nama Estelle. Kali ini, ia akan berbicara informal kepada Estelle, karena dengan inilah Dirinya bisa perlahan dekat dengan Estelle.

“Estelle sol Artie.”

“Hm...”

Estelle menoleh ke arah Edward, mata mereka saling beradu pandang. Mata yang sama-sama menjadi favorit bagi mereka. Mata yang membuat mereka berdua terhanyut akan sebuah perasaan yang bernama, Cinta.

Edward dan Estelle berpikir bahwa mereka saling tidak menyukai. Padahal, pada kenyataan nya mereka berdua saling mencintai, hanya saja Mereka memilih untuk memandang tanpa memberitahu apa yang telah mereka rasakan. Edward yang berpikir bahwa Estelle yang memiliki segalanya, tidak mungkin mencintai dirinya yang berasal dari anak setengah bangsawan. Sedangkan Estelle yang berpikir, Bahwa Edward tidak mungkin jatuh hati kepadanya, karena Edward selalu menunjukkan wajahnya yang dingin. Tidak ada yang menunjukkan sesuatu bahwa dirinya tertarik kepadanya.

Edward memegang lengan Estelle dan menyematkan cincin tersebut di Jemari Estelle. Perasaan yang bercampur aduk menguasai Estelle, ia tidak tau bahwa Edward akan memperlakukan dirinya seperti ini.

“Ini adalah Bentuk bahwa Kita telah terikat satu sama lain, Estelle.” Ujar Edward.

Estelle memandang wajah Edward, sepertinya kali ini, ia akan benar-benar jatuh hati kepada pemilik mata Amber tersebut. Ia pun tersenyum bahagia, ia tidak menyangka Edward seperti ini. Kemudian Estelle meletakkan sebuah kepercayaan dan sebuah harapan, bahwa Edward akan mencintai nya. Seperti dirinya yang mencintai Edward.

“Ya, Yangmulia.”

Pembicaraan di akhiri dengan Estelle yang berpamitan untuk pergi ke wilayah Duke. Karena tiba-tiba saja Elang pembawa surat datang kepada dirinya, Dan memberitahu bahwa Terjadi pemberontakan di wilayah Duke.

***
TBC.
SEE YOU AGAIN 😍

Maaf ya guys baru bisa update..
Soalnya Aku tiba-tiba saja sakit, so.. Istirahat deh.
Terlebih di tempat kerja, lagi banyak kerjaan... Jadi Lembur. Dan gak bisa update.
Makasih udh nunggu dan dukung Edward.
Jaga kesehatan kalian semua ya, makan dan tidur yang teratur. Biar badan tetep sehat..

Mueheheheheh i love you❤❤‍🩹

Edward: I found You For This life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang