BAB 17- Teka teki yang Tidak berperasaan

107 7 1
                                    

PS : Terdapat banyak kesalahan dalam penulisan dan kata-kata yang tidak sesuai dengan EYD

***

Edward saat ini tengah berada di dalam ruangannya, dan juga beberapa kali mengecek notifikasi di handphone nya, Apakah ada pesan masuk dari seseorang.

Ia tau bahwa hari ini adalah hari Yang telah di tentukan untuk pertarungan Anggar antara Estelle dan Dirinya. Dia juga telah mengatur jadwal nya hari ini dan menyelesaikan pekerjaannya dari kemarin, agar hari ini ia dengan leluasa menghabiskan waktunya dengan damai.

Jam menunjukkan pukul setengah 10, dan ini sudah lewat dari yang di janjikan, Estelle juga tidak mengirimkan pesan, atau panggilan dari Resepsionis untuknya.

Edward merasa kesal, karena merasa sudah di tipu oleh Estelle, ia pun mengambil tasnya dan keluar dari ruangannya untuk menenangkan hatinya yang tidak karuan.

Edward memasuki lift dan langsung memencet tombol yang menuju langsung ke lantai satu.

Ting.

Ketika pintu lift terbuka, langkah kakinya hendak menuju pintu keluar, Namun entah mengapa hatinya menyuruhnya untuk pergi ke sebuah Ruangan yang berada di sudut.

Pintu ruangan itu terbuka, dan Edward menyempatkan dirinya untuk menghampiri Ruangan tersebut. Ia juga merasa bahwa dirinya hari ini merasa aneh, kenapa ia merasa hatinya menyuruh untuk memeriksa tempat ini?

Namun, saat ia hendak memasuki ruangan itu, Dari kejauhan Ia mendapati bahwa Ada Estelle yang tengah di peluk oleh Seseorang.
Edward merasa hatinya nyeri, entah mengapa saat Estelle di peluk oleh pria itu, sebuah kepingan ingatan memasuki otaknya. Ia pun memegang kepalanya yang pusing dan memegang dadanya yang nyeri.

Ingatan tentang seseorang wanita tengah di peluk oleh seorang pria, dan Edward tau betul siapa wanita itu. Dia adalah Estelle yang sering ia lihat di dalam mimpinya. Namun kali ini, ingatan itu masuk begitu saja, karena biasanya ia mendapati semua ingatan itu melalui mimpinya.

Lama ia menahan sakit di kepalanya,  Hingga beberapa saat kemudian, Setelah semua rasa sakitnya mereda, ia pun memasuki ruangan itu dan menahan perasaan emosi di hatinya.

“Biarkan aku seperti ini, Aku sangat merindukan mu.”

Edward yang mendengar kata-kata itu merasa muak. Estelle melihat Edward menghampiri nya dan mencoba untuk melepaskan pelukan Dante, Namun Dante tidak mengizinkan Estelle untuk melepaskan pelukannya.

“Oh, ternyata wanita yang membuat janji dan telat setengah jam ini tengah berada di tempat ini, dan sedang asik berpelukan.”ujar Edward dengan raut wajah yang dingin.

Dante yang sadar bahwa ada Edward di belakangnya pun dengan cepat melepaskan pelukan nya dan menunduk. “Maaf, Tuan Edward.” Ujar Dante.

Edward tidak memandang Dante, justru melihat Estelle yang menatap Edward dengan tatapan bingung. Estelle yang sadar akan raut wajah Edward yang berubah itupun, hanya diam. Dia tau bahwa dia telah salah dan tidak menepati janji.

Tanpa pikir panjang, Edward menarik lengan Estelle dan menyuruh Estelle untuk mengikuti nya.
Dante hendak mencegah Edward membawa Estelle, Namun di cegah oleh Jessie dan menyuruhnya untuk membiarkan Estelle pergi bersama Edward.

Edward menarik lengan Estelle dengan agak kasar, Estelle yang meminta di lepaskan pun tidak di indahkan oleh Edward, dan tetap memaksa Estelle untuk ikut dengannya.

“T..tuan, lepaskan saya, anda sudah menyakiti lengan saya.”ujar Estelle.
Edward hanya diam dan tetap menarik Estelle untuk ikut dengannya.

Pemandangan ini di lihat oleh orang-orang yang bekerja di perusahaan tersebut, dan bingung atas apa yang telah terjadi. Mengapa Bossnya itu terlihat tengah menarik paksa lengan seorang wanita? Terlebih dengan raut wajah yang marah.

Estelle terus memberontak minta di lepaskan, Namun Edward masih tidak ingin mendengarkan Estelle. Sampai suatu ketika, Estelle telah hilang kesabaran nya dan meminta Edward melepaskannya untuk yang terakhir kalinya dengan nada suara yang sangat rendah. Itu bukan suara biasa, melainkan suara yang penuh amarah.

“Lepaskan aku, Tuan Edward Christian Hansel.”

Mendengar suara Estelle yang berubah, membuat Edward menghentikan langkah kakinya dan melihat kearah Estelle yang tengah menatapnya dingin.

Edward baru tersadar atas apa yang telah ia lakukan, ia pun dengan cepat melepaskan pergelangan tangan Estelle yang memerah akibat cengkraman nya.

“Maaf. Aku tidak sengaja.” Ujar Edward sembari memegang tangan Estelle yang memerah.

“Kenapa anda menjadi seperti ini?” Tanya Estelle sembari menatap tajam Edward.

Edward hanya diam. Ia Tidak ingin menjawab pertanyaan Estelle. Sejujurnya Ia sangat kesal melihat Estelle di peluk oleh seorang pria seperti tadi, terlebih Estelle juga melupakan janjinya.

“Baiklah, kalau anda diam saja. Maka saya akan membatalkan perjanjian di antara kita. Terserah anda mau lapor ke polisi karena saya telah menampar anda waktu itu atau tidak, Saya sudah tidak peduli. Seharusnya sebelum anda marah, anda lihat terlebih dulu situasi dan kondisi. Saya sudah dari tadi menunggu di ruang tunggu dan menyuruh Resepsionis untuk memanggil Anda. Namun anda tidak muncul, dan kebetulan disini ada teman saya, jadi sambil menunggu anda, saya berbincang dengan Teman-teman saya. Dan apa yang terjadi? Saya malah di tuduh yang tidak-tidak, heh Lucu sekali Anda tuan.” Ujar Estelle

Edward hanya diam. Dia tau kalau ia salah, karena telah menarik lengan Estelle secara paksa. Tapi, kenapa dia sangat marah hanya karena melihat Estelle di peluk oleh seorang pria?
Apa yang sebenarnya terjadi?
Mengapa hatinya sangat marah? Ya, ia tau bahwa mungkin saja Estelle dan dia memiliki suatu hubungan di masa lalu, Namun kenapa dia merasa semarah ini?

“Maaf.” Hanya itu kata-kata yang keluar dari mulut Edward. Ia pun meninggalkan Estelle sendiri dan langsung memasuki mobil nya.
Estelle kesal dan melihat lengannya yang memerah.” Dasar bajingan! Bisa-bisanya dia menyakiti lengan ku.”

Estelle membungkus pergelangan tangannya dengan perban Elastis dan kembali ke tempat parkir motornya. Sebenarnya, Kejadian ini Sangat menguntungkan baginya, karena dia bisa menghindari pertarungan anggar bersama Edward.

Meski begitu, sebenarnya Estelle merasa sangat bersalah atas apa yang telah terjadi, melihat Edward yang sangat gusar seperti itu membuat hatinya tidak nyaman. Ia pun melihat lengannya yang telah terbungkus oleh perban elastis dan menyentuh dadanya.

“Kamu harus kuat Estelle, jangan lemah.” Ujar Estelle menguatkan dirinya sendiri. Lalu, setelah itu ia pergi meninggalkan gedung Tersebut dan kembali menjalani rutinitas nya.

Di sisi lain, Edward yang tengah mengendarai mobilnya, masih kepikiran akan yang terjadi kepada dirinya. Mengapa dia bisa semarah itu? Apakah ini karena perasaan nya yang masih terhubung dari masa lalu dan sekarang?

Edward tidak tau harus berbuat apa, dia hanya bisa terdiam dan menyadari kesalahannya.
“seharusnya aku tidak semarah itu, hanya karena dia memiliki wajah yang sama dengan Estelle, bukan berarti dia orang yang sama.” Gumam Edward sembari menghentikan mobilnya, dan menepi di tepi jalan.
Pikiran nya tertuju pada sebuah ingatan yang tadi memasuki pikiran nya. Sebuah ingatan yang menjadi titik terang bahwa dia dulunya adalah seorang pria yang mencintai wanita bernama Estelle.

Dan perasaan yang tertinggal di masa lalu itu penyebab dirinya tidak bisa mencintai atau menyukai seorang wanita manapun hingga sekarang, selain wanita bernama Estelle.
Edward akui, bahwa wajah Estelle yang selalu ia mimpikan sama persis dengan wajah Estelle yang saat ini ia temui. Namun, Edward belum yakin, apakah wanita yang bernama Estelle itu benar-benar Estelle nya? Atau bukan?

Meski begitu, ingatannya hanya separuh yang kembali, ia tidak tau penyebab kejadian perang tersebut, dan mengapa Estelle menghilang setelah ia menulis di Buku harian Estelle yang ia temukan di dalam mimpinya.

Semua ini, Tentang ini, Itu semua membuatnya sangat frustasi. Terlebih ketika ingatan itu kembali muncul, meski hanya sepotong, tapi hal itu akan sangat menyakitkan hatinya.

Dan Edward menangis ketika ia mengingat kembali ingatan tersebut.

Apa yang harus ia lakukan? Mengapa Tuhan memberikan teka teki yang sangat tidak berperasaan seperti ini?

Edward menatap bintang yang ada di langit. Menenangkan hatinya yang tidak karuan.

Di dalam mobil itu, ia bersender sembari melihat langit yang di taburi oleh bintang. kemudian, Edward memejamkan kedua matanya. Tanpa sadar, ia meneteskan airmata nya. Seolah-olah hari ini, ia Menunjukkan sisinya yang lemah, Bahwa Edward yang berhati dingin itu, tengah merindukan sesuatu. Sesuatu yang sangat membekas di hatinya, hingga sanggup membuat dirinya menjadi seperti ini.

"Aku merindukanmu, Estelle -ku."

***
TBC
See you again ❤️

Edward: I found You For This life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang