BAB 19 - Wanita yang selalu ada di hatinya

116 10 0
                                    

PS : Terdapat banyak kesalahan dalam penulisan dan kata-kata yang tidak sesuai dengan EYD

***

Motor yang di kendarai oleh Estelle sampai di suatu Rumah sakit Jiwa yang terpencil di Pinggiran kota, Ia pun memasuki Rumah Sakit itu dan berjalan menelusuri lorong-lorong Rumah Sakit tersebut, Sampai ia berhenti di depan pintu ruangan yang bertuliskan “Momma”. Estelle tersenyum hangat lalu membuka pintu tersebut.

Suasana yang begitu indah, dimana Ruangan itu berisi mainan anak perempuan yang terpajang di mana-mana, Di dalam ruangan itu juga terdapat seorang wanita yang terlihat berusia 40 tahunan tengah duduk di atas tempat tidur. Wajahnya terlihat sayu, dan terdapat sedikit kerutan di wajahnya. Meski sudah tua, Namun masih terlihat jelas bahwa wajah nya sangat cantik.

Estelle datang langsung memeluk Ibunya, Airmata nya berlinang ketika mengetahui bahwa ibunya telah pulih. Kemarin, Estelle kewalahan karena ibunya menggores lengannya dan mengeluarkan darah yang sangat banyak.

Untungnya para perawat disini sigap, dan langsung membawa ibunya ke Rumah Sakit untuk di operasi, sehingga nyawa ibunya bisa di selamatkan.

“Ibu, Elle Takut ibu kenapa-kenapa..”ujar Estelle Manja.

Ibunya hanya menatap lurus kedepan, Matanya membengkak karena menangis terus menerus. Beberapa saat kemudian, Ibunya pun mengelus kepala Estelle. “Maafkan ibu sayang, Ibu sudah keterlaluan, dan tidak berpikir lebih jauh, bahwa masih ada kamu di sini, maafkan ibu ya..”

Ibunya mencium kening Estelle, Estelle pun naik ke tempat tidur dan memeluk ibunya, Aroma bunga melati yang khas yang di miliki oleh ibunya membuat Estelle menjadi Candu, dan ia tidak bisa membayangkan jika dia harus kehilangan Aroma ini.

Pernah satu kali, saat hari kelulusan nya, dan saat itu terdapat acara sekolah yang begitu Meriah, hingga membuatnya pulang malam, dan saat dia sampai di rumahnya, ia melihat ibunya telah meminum banyak pil. Ia pun saat itu langsung menelpon Ambulans dan untungnya ia tidak terlambat, jika saja terlambat satu menit saja, maka akan di pastikan nyawa ibunya tidak bisa di selamatkan.

Pada akhirnya, Estelle membawa ibunya ke RSJ. Meski berat, Estelle Akhirnya meninggalkan ibunya di Rumah Sakit Jiwa, karena Setelah Dirinya lulus SMA, penyakit Bipolar yang di miliki ibunya semakin menjadi-jadi dan Estelle yang tidak tau harus berbuat apa pun mengirimkan ibunya ketempat ini.

Mereka yang hidup berdua, membuat Estelle tidak bisa menjaga ibunya 24 Jam, pikirnya dengan mengirim ibunya ketempat ini, setidaknya ibunya di Rawat dan di Jaga oleh para Perawat di tempat ini.

Percobaan bunuh diri yang di lakukan oleh ibunya juga sudah berkali-kali. Bahkan saat usianya masih kecil pun, sang ibu berkali-kali mencoba membunuh dirinya sendiri, Namun aksi itu gagal, karena ada sang Paman yang sering datang ke tempat tinggal mereka, sehingga Nyawa ibunya bisa tertolong.

“Ibu, Kapan-kapan kita jalan keluar, ya. Sudah lama sekali kita tidak Jalan-jalan ke Taman.” Ujar Estelle.

“Estelle mau jalan keluar? Maafkan ibu ya, Ibu tidak bisa menjadi orang tua yang baik buat kamu.” Ibunya menyelipkan Rambut Estelle di belakang kuping nya, Estelle pun tersenyum hangat.

“Tidak, Ibu adalah Orang tua yang paling baik sedunia, dan ibu adalah Satu-satunya orang yang paling berharga dalam hidupku.”
Perkataan Estelle membuat ibunya meneteskan airmata nya.

“Estelle, Kamu ingat, jika aku tidak ada lagi di dunia ini, maka kamu harus mencari kakak mu. Karena dia satu-satunya orang yang akan menjaga mu.”

“Ibu, aku tidak akan mencari sosok yang telah membuang kita, Aku sudah dewasa dan bisa mencari uang sendiri. Aku Tidak butuh mereka.” Ujar Estelle tegas.

Ya, dia tidak ingin bertemu dengan orang yang telah membuang nya, untuk apa kembali ke tempat orang yang telah membuang nya? Itu hanyalah membuang-buang waktunya.

Meski Estelle juga ingin bertemu dengan mereka, tapi kebencian Estelle sangat besar, hingga ia tidak ingin bertemu dengan mereka.

Estelle tahu, ibunya menderita penyakit Bipolar karena mereka semua, jika saja saat itu ibunya tidak di salahkan atas perbuatan yang tidak pernah di lakukan olehnya, maka sampai saat ini, mental ibunya sehat.
Semua orang saat itu melimpahkan kesalahan mereka kepada ibunya, sehingga membuat ibunya menjadi depresi.

Meski semua cerita ini berasal dari ibunya dan melihat Riset di Internet tentang keluarga itu, Estelle percaya bahwa apa yang di ceritakan oleh ibunya, itu adalah kebenaran.

Orang-orang kaya membuat Estelle muak, dan ingin segera menjadi kaya, agar dia bisa mengalahkan dan menutup mulut mereka yang sombong, Dan selalu menimpali kesalahan mereka kepada orang lain.

Ibunya memang terlahir dari orang biasa, Namun ibunya adalah seorang penjahit dan perancang busana saat itu. Pada masa itu, Ibunya mulai di kenal karena hasil rancangannya yang ikonik. Namun hasil kerja keras ibunya hancur, karena Sebuah kejadian yang membuat ibunya harus pergi meninggalkan keluarga itu.

Di tengah-tengah Depresi nya, Ibunya melahirkan nya dan membesarkan dirinya hingga dewasa, membuka toko jahit kecil dan merubah semua identitas mereka. Mereka hidup dengan pas-pasan, Estelle hidup mandiri dan mengembangkan Bakat Anggarnya dari kecil, dan kebetulan pamannya adalah Seorang pemain Anggar. Jadi, Estelle bisa mengasah bakatnya dengan Pamannya.

Estelle sudah tidak peduli lagi dengan semua yang telah terjadi dalam hidupnya, Bahkan jika bertemu atau mengetahui tentang mereka yang muncul di media, Maka Estelle dan ibunya menganggap itu hanyalah orang lain. Saat ini, Yang Diinginkan Estelle adalah umur yang panjang untuk ibunya, itu saja.

Estelle pun tertidur di pelukan ibunya, dan bermimpi. Mimpi yang sangat indah, yang Estelle sendiri tidak tau darimana mimpi itu berasal.

***


Sebuah mobil Sport berhenti di depan Halte bus, Estelle yang mengetahui mobil siapa itu, pun langsung berdiri dan menghampiri mobil tersebut.

Estelle mengetuk kaca jendela mobil tersebut dan kaca mobil tersebut pun terbuka, Menampilkan sosok pria tampan yang tengah memakai kemeja hitam dan celana hitam panjang, ia juga memakai kacamata hitam dan Jam tangan Rolex di tangan kirinya. Penampilan yang maskulin ini membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona.

“Tuan Edward, bukankah berlebihan memakai mobil ini?” ujar Estelle.

“Tidak, kenapa memangnya?”

“Bukankah kita hanya ke rumah sakit? Terlalu berlebihan jika anda memakai barang semewah ini.”

“Tidak usah banyak bicara, lebih baik masuk saja. Dan obati lengan mu itu, karena aku ingin melihat pertandingan mu lagi.” Ujar Edward.

Deg.

Perkataan Edward membuat Estelle terdiam dan memasuki mobilnya. Edward melihat Estelle sejenak, lalu mendekati wajah Estelle, jarak mereka hanya beberapa centi, sangat dekat hingga nafas Edward yang beraroma mint tercium oleh Estelle.

Melihat Edward yang mendekatinya tiba-tiba itu, Membuat Estelle reflek memundurkan tubuhnya.

“Anda terlalu dekat, Tuan.” Ujar Estelle sambil menatap ke arah lain.

Edward bingung dengan wajah Estelle yang memerah. Apa yang telah terjadi kepadanya? Dia hanya ingin memakaikan Estelle sabuk pengaman, itu saja. Tidak ada maksud yang lain.
“Maaf jika membuat mu tidak nyaman, tapi aku hanya ingin memakaikan mu sabuk pengaman.” Ujar Edward.

Wajah Estelle lagi-lagi semakin memerah, ia tak tau harus berkata apalagi, dirinya malu karena sudah berpikir yang tidak-tidak.

Sedangkan Edward, di dalam hatinya tersenyum puas. Akhirnya ia bisa mengerjai Estelle, melihat wajah Estelle yang memerah seperti itu membuatnya ingin mencubit pipinya.

Edward sengaja mendekati wajah Estelle dari dekat dan menatap matanya yang sebiru lautan itu.
Edward meyakinkan dirinya sendiri, bahwa wanita ini adalah wanita yang selama ini ia cari. Meski Estelle tidak mengetahui siapa dirinya, Edward akan tetap menganggap Estelle adalah wanita yang sama.

Wanita yang selalu ada di hatinya.

***
TBC.
See you again ❤️

Edward: I found You For This life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang