A L A M 3

2.3K 206 7
                                    

07.15 tepat bel masuk berkumandang. Siswa berseragam yang masih berada di luar gerbang itu berbondong-bondong agar pagar yang mau tertutup itu tidak menghadang mereka. Leonor termasuk di antara siswa-siswi tersebut. Gadis itu menghebuskan napas lega saat ia berhasil melewati gerbang.

Brum brum brum

Leonor berbalik menatap ke belakang. Di sana enam unit motor sport melaju kencang melewati pagar yang tinggal seperempat terbuka. Gadis itu memejamkan mata saat cipratan dari genangan air mengenai kaos kakinya dan sebagian baju seragamnya. Leonor membuka matanya dengan gigi bergemelutuk. Ia menatap tajam motor-motor yang kini meleset menjauhinya menuju parkiran.

Gadis itu menunduk menatap nanar tubuhnya. Leonor kemudian membuang napas kasar saat mendengar pekikan kencang dari pengagum pemilik motor-motor itu. Sekali lagi ia melayangkan tatapan tajam pada pangeran-pangeran SMK Dandelion. Leonor memilih bungkam karena tidak ingin menarik perhatian dan membuat hidup nyamannya di SMK ini kacau karena ulah penggemar fanatik mereka. Ia memilih menjauhi tempat itu.

Leonor bukan primadona cantik sekolah. Bukan juga siswi berprestasi apalagi siswi terkenal. Gadis itu bagaikan hantu di SMK Dandelion. Dia biasanya datang paling awal dan pulang paling akhir. Tapi hari ini pengecualian karena kejadian tapi pagi. Keberadaannya tidak pernah terlihat oleh siswa lainnya. Mungkin yang mengenalnya hanya teman kelas. Disaat bel istirahat gadis itu memilih tidur di kelas, untuk melanjutkan tidurnya yang tidak pernah nyenyak karena gangguan di kosnya.

Sementara di parkiran keenam lelaki tampan itu asik duduk di atas jok masing-masing sambil becanda tanpa mempedulikan bel. Mereka inti Star Gang. Sebuah Gang yang terkenal di kota ini. Walaupun Star Gang terkenal dengan kebringasannya di jalanan, namun mereka adalah anak-anak yang saling menghargai dengan motto 'Toleransi Number One'

Motto tersebut dijunjung tinggi mengingat mereka mempunyai kepercayaan yang beragam. Star Gang terkenal bandel dan nakal, tapi tidak melewati batas.

Mereka mempunyai tujuan yaitu menggalang dana untuk membantu masyarakyat sekitar, seperi anak panti, penghuni panti jompo, korban bencana, anak-anak jalanan, dan lain-lain. Dananya mereka dapatkan dari hasil balapan, band, dan kegiatan-kegiatan lainnya. Sampai saat ini anggota Star Gang sudah mencapai dua ratu lebih anggota yang tersebar di seluruh kota.

Star Gang dipimpin oleh Kaiser Miller, lelaki berkulit sawo matang dengan manik hitam kelam dan rambut senada. Kemudian ada Elijah Helios Ardes, si pemilik manik cokelat gelap, berambut pirang dengan kulit putih bersih. Setelah itu ada Sakha Acel, lelaki berambut ikal dengan ciri khas kaca mata persegi, yang tak lain pemegang kas Star Gang. Ada Reiner Agrana Fernandez, lelaki bermata sipit dan paling pendek di antara mereka. Lalu Gabriel Arthan Jordan, lelaki bergingsul dengan rambut hitam sedikit panjang.

Lalu yang terakhir adalah Alam, si lelaki yang menjabat sebagai wakil ketua. Alam, nama singkat tanpa marga itu adalah yang paling mencolok di antara mereka berenam. Tentu saja mencolok karena ia memiliki mata hijau emerald yang tentunya bukan manik khas orang Asia. Alam juga yang paling tinggi di antara mereka. Selain itu, ia juga mencolok dengan kulitnya yang putih pucat hingga dijuluki Vampir-nya Star Gang. Dan kemencolokannya itu disempurnakan dengan cermin yang saat ini sedang ia genggam.

"El, jadi besok lo absen dulu kan di markas?" tanya Sakha pada Elijah.

"Yo."

"Lahh kenapa?" tanya Alam yang sedang merapikan rambutnya sambil berkaca.

"Hari Raya Nyepi." sahut Kaiser dengan tampang datar.

"Lahh iya gue lupa." celetuk Alam sambil cengengesan.

"Stay 24 jam di rumah dong El." sahut Gabriel.

"Iya dong." celetuk Elijah.

"Kita nggak jadi ngeband berarti." ujar Reiner.

A L A M [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang