Semua pengunjung bioskop langsung bubar satu persatu setelah layar lebar itu telah menyelesaikan perannya dengan baik. Leonor melirik sedikit ke arah Alam yang masih makan dengan lahap. Gadis itu sedikit kasihan hanya melihat cara makannya. Leonor berbaik hati memberikan rantang makanan miliknya untuk lelaki itu.
"Udah?" tanyanya.
Alam menutup tutup botol milik gadis itu sambil tersenyum lebar. Lelaki itu mengelus perutnya yang kekenyangan.
"Enak banget." ujarnya.Leonor bangkit berdiri sambil melampirkan tas di punggungnya.
"Ayo pulang, lo mau tidur di sini emang?" celetuknya.Alam menggeleng. Dengan cepat lelaki itu mengambil tasnya, sebelum menyusul Leonor yang lebih dulu berjalan keluar. Keduanya berjalan beriringan hingga sampai di depan gedung itu.
"Udah nggak ada bus jam segini." gumam Leonor. Hari sudah petang dan akan sangat susah mendapatkan tumpangan.Alam merangkul Leonor, membawanya menyusuri trotoar.
"Lo tenang aja, pasti ada bantuan." ujar lelaki itu tanpa beban."Tahu dari mana lo?" celetuk Leonor sambil bersikedap dada.
"Pokoknya lo tenang aja." balas Alam.
Tin tin tin
"Nahh itu dia." Alam tersenyum lebar saat sebuah mobil pick up menepi di depan mereka. Si pengemudi melongokan kepalanya keluar.
"Naik, Bang!" seru lelaki yang merupakan salah satu anggota Star Gang.
"Dari mana kalian?" tanya Alam saat dua orang yang lebih muda darinya itu menbawa tumpukan jerami.
"Pak Moo minta dibawain jerami buat ayam-ayamnya, Bang." jawab lelaki itu. Alam manggut-manggut
dan langsung menarik tangan Leonor agar naik di belakang. Keduanya mendudukan dirinya di antara jerami empuk."Yok jalan!"
Mobil itu langsung meninggalkan tempat itu. Alunan lagu mulai terdengar merdu dari balik kemudi. Alam merebahkan tubuhnya dan menjadikan tangannya sebagai tumpuan kepala. Lelaki itu ikut bernyanyi sama seperti kedua lelaki yang duduk di depan kemudi. Leonor tidak melakukan apa-apa selain duduk enteng.
Alam menarik bahu gadis itu agar ikut berbaring. Leonor mendelik namun tak bisa mengelak jika ia menyukai suasana ini. Suara keras Alam menjadi hiburan tersendiri di saat matanya tertuju pada langit jingga yang cantik.
Leonor menolehkan kepalanya agar bisa melihat sisi wajah Alam. Gadis itu terdiam cukup lama sambil memperhatikan seluruh pergerakan lelaki itu. Merasa diperhatikan, Alam menolehkan kepalanya. Kedua mata mereka bertubrukan.
"Kenapa?" tanya lelaki itu.Leonor menggeleng dan kembali meluruskan kepalanya.
"Nggak kenapa-napa. Gue cuman iri dengan lo yang hidup bebas tanpa terikat apapun. Lo lebih ke apa adanya diri lo dan itu cukup buat gue pengen jadi kayak lo. Hidup lo lurus-lurus aja tanpa beban atau masalah. Jujur gue pengen jadi lo." tutur gadis itu.Alam masih tidak melepaskan tatapannya dari Leonor. Lelaki itu tersenyum manis.
"Jangan jadi gue." ujarnya. Leonor menoleh kembali untuk menatapnya."Kenapa?" tanyanya tak paham.
"Pokoknya jangan pengen jadi gue." balas Alam.
KAMU SEDANG MEMBACA
A L A M [END]
Teen Fiction"Kamu itu nggak usah minder. Kamu itu cantik ketika kamu bersyukur." Tentang Alam si cowok narsis yang selalu membawa cermin. Si satu-satunya makhluk bumi paling handal dalam hal membangkitkan darah tinggi Leonor, tetangga kamar kosnya.