A L A M 6

1.6K 201 5
                                    

"Leo!"

Joy duduk di atas meja Leonor yang sedang memindahkan catatan dari di papan tulis ke dalam buku. Gadis itu melirik sebentar ke arah Joy sebagai tanggapan sebelum kembali memfokuskan diri ke depan. Joy yang merasa diabaikan mencebikan bibir sambil misuh-misuh.

"Kenapa?" tanya Leonor akhirnya.

"Kantin, gue yang traktir deh." celetuk Joy.

"Malas, gue mau tidur setelah ini." tolak Leonor tanpa berpikir panjang. Joy mendengus kesal dan menarik kasar bolpoin gadis itu, membuat sang empu menatapnya bingung plus malas.

"Lo kenapa sih? Sesekali kek lo ke kantin. Asal lo tahu ya, lo nggak pernah nginjakan kaki ke sana. Nggak mungkin lo nggak punya uang, secara lo kan kerja, nggak kayak gue pemalas. Tapi ayolah sekali ini aja. Nggak mungkin juga lo ngantuk, wajah lo cerah gitu. Padahal ya Leo, dikantin itu kita bisa cuci mata, apalagi ada anggota Star Gang. Pokoknya lo nggak bakalan nyesel dehh. Lo nggak niatan lepas gelar jomblo lo kah? Heran deh, padahal wajah lo cantik gitu." celoteh Joy panjang lebar.

Leonor berdecak.
"Malas ah, lo aja sana." tolaknya.

"Ya Tuhan, Leo! Lo kepala batu banget sih! Lo nggak punya gairah hidup deh. Ayolah girl! Nikmati masa-masa sekolah. Bentar lagi juga kita minggat dari sini. Pokoknya gue nggak mau tahu, lo temanin gue ke kantin." Joy menarik paksa tangan temannya, ah ralat lebih tepatnya menyeret.

"Sialan lo!" hanya itu yang dapat diucapkan Leonor sebagai ungkapan rasa kesalnya. Sedangkan Joy tampak acuh dan malahan tertawa puas karena akhirnya ia punya teman ke kantin.

Akhirnya kedua gadis itu bergerak meninggalkan kelas dengan seragam jurusan Catering Management yang menjadi ciri khas mereka. Sebuah seragam putih mirip seragam chef. Joy sungguh-sungguh tak membiarkan Leonor kabur, terbukti dengan tangannya yang menggenggam erat tangan gadis itu, membuat Leonor tak punya pilihan lain selain mengikuti kemana Joy membawanya.

Keduanya memasuki pintu kantin. Mereka berdua disambut dengan suara bising dengan lautan manusia yang berbondong-bondong mengisi kebutuhan perut. Joy menarik tangan Leonor menuju stand makanan yang menyediakan nasi goreng.
"Bu, nasi gorengnya dua sama air mineralnya dua ya, sekalian salad buahnya dua." ujar gadis itu dengan sekali hembusan napas.

Pesanan yang kian sudah dibuat langsung diletakan di atas nampam.
"Ini Dek." ujar pemilik stand. Joy langsung membayar semuanya lalu mengangkat nampan itu. Namun sebelum itu, Leonor menukar uang itu dengan miliknya, dan mengembalikan uang Joy ke saku seragam gadis itu.

"Gue aja." ujarnya. Joy menyengir lalu mengiyakan dengan cepat.

"Ayo, ikutin gue." titah Joy kemudian. Dengan patuh Leonor mengikuti dari belakang.

Joy mengambil tempat duduk di bangku kosong yang terletak di tengah-tengah kantin.
"Ayo duduk."

Leonor duduk di samping Joy dengan tenang. Gadis itu mengambil bagiannya dan mulai makan dengan tenang. Joy menyenggol lengannya lalu berbisik.
"Liat tuh banyak yang liatin lo. Kan apa gue bilang, lo itu cantik." celoteh Joy.

"Mungkin karena wajah gue asing kali, makanya diliatin." ujar Leonor yang langsung mematahkan perkataan Joy.

"Aisss lo nggak asik. Jangan makan dulu ihh, cuci mata dulu. Itu banyak yang ganteng-ganteng." bisik Joy.

Leonor menelan nasi di mulutnya dengan pelan. Ia melirik Joy dengan alis mengerut.
"Lo sebenarnya ke kantin buat makan atau bukan?" herannya.

Joy mengaruk tengkuknya kikuk.
"Ya makan sih, tapikan alangkah baiknya jangan ngisi perut aja, cuci mata juga perlu." celetuknya. Mata gadis itu menyipit ke arah depan, tepatnya di meja yang hanya mempunyai jarak 10 meter dari tempat mereka.

A L A M [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang