15. marah

14.9K 458 14
                                        

Buat yang udah follow dan vote apalagi komen, makasi banyak ya buat kalian semua. Hal itu ngebuat author nambah semangat nulisnya.

Happy reading

°°°🖤°°°

Kalea terus meminta Xian untuk berjalan dengan pelan karena sungguh Xian sudah menyiksa dirinya akibat terus menerus memaksanya menyesuaikan langkah dengan Xian padahal sudah jelas tidak akan bisa karena tinggi mereka yang jauh berbeda.

"Duduk" perintah Xian.

Kalea melepaskan tangannya dengan sekali hentakan lalu dia menduduki kursi yang berada dibelakang sekolah tersebut dengan perasaan kesal dan jengkel.

"Ngapain ngelihatin kayak gitu hah?" Xian melototi Kalea.

Kalea menundukkan kepalanya lalu melihat tangan kanannya yang ternyata masih memegang coklat, bahkan coklat itu sekarang sudah penyok akibat dia genggam.

"Gausah sok akrab lo sama cowok lain, gue juga gasuka main rahasia-rahasia an tentang hubungan kita disekolah, lo gak perlu takut kalau ada orang yang bully lo karena gue selalu ada buat lindungin lo nantinya, PAHAM?" Xian geram melihat Kalea yang malah sibuk membuka bungkus coklat yang sudah penyok lalu menjilatinya dengan santai dibanding mendengarkan dirinya.

Xian merampas coklat yang ada ditangan Kalea lalu membuangnya dengan tidak berperasaan.

Kalea menatap Xian dengan tatapan permusuhan "ngapain Xian buang coklat Kalea?" Dia bangkit dari duduknya dan memunguti coklat yang hanya kotor bagian atasnya saja karena bawahnya belum terbuka sepenuhnya.

Saat ini Xian semakin kesal dengan Kalea "gausah bandel bisa?" Dia mengambil kembali coklat tersebut lalu sekarang malah membuangnya ke tong sampah.

Kalea diam tanpa mau berbicara atau menatap Xian, dia hanya fokus menatap coklat yang sudah dibuang ke tong sampah oleh Xian.

"Tadi kamu denger gak aku ngomong apa hah? Aku minta kamu buat gak deket sama cowok lain terus kamu juga gaboleh main rahasia-rahasia an tentang hubungan kita, paham?"

Kalea berjalan mendekat ke arah Xian "kamu aja bisa deket sama cewek lain bahkan sampai di grepe-grepe, jadi ngapain Kalea kalah? Terus buat apa Kalea publikasi in hubungan Kalea sama Xian di sekolah kalau nantinya bakal kena masalah" dia tertawa setelahnya.

Tidak pernah Xian sangka bahwa respon Kalea akan seperti ini, ternyata cewek kalau marah lucu juga cara bicaranya.

Mengangkat sebelah alisnya lalu tertawa mengejek kepada Kalea "gausah bahas kelakuan gue kalau lo cuman mau ngehindarin pertanyaan gue tadi" dia menggenggam pinggang Kalea dengan satu tangannya lalu mendekatkan Kalea ke arahnya.

"Sekarang udah bisa ngelawan ya?" Xian mengelus lembut kepala Kalea dengan satu tangannya.

Kalea mencoba melepaskan rengkuhan tangan Xian di pinggangnya "Kalea gak selemah yang Xian pikir!"

"Gausah bantah gue lagi atau kita bakalan kayak gini sampai pulang sekolah nanti" ancamnya.

Kalea memikirkan bagaimana bisa dia tetap seperti ini dengan Xian bahkan sampai sore? Tidak tidak.

"Nah sekarang lo harus ikutin apa kata gw dan jangan ngelawan lagi, buat coklat yang tadi udah gue buang nanti gue ganti, pulang sekolah kita pergi beli di Alfajuni depan ya?" Lembutnya sambil mengusap pipi Kalea.

Kalea mengernyitkan alisnya kala melihat perubahan sikap Xian yang tadinya marah tapi sekarang bagaimana bisa jadi selembut ini.

"Mau masuk kelas gak?" Tanya Xian sambil masih setia mengelus pipi Kalea.

Kalea menganggukkan kepalanya, sungguh dia masih bingung dengan perlakuan Xian yang tiba-tiba lembut.

"Sekarang cium gue dulu" ucapnya.

Kalea terkejut lalu membelalakkan matanya kala mendengar ucapan Xian "hah?" Beo nya mencoba memastikan bahwa dia tidak salah dengar.

"Cium gue dulu baru boleh ke kelas" Xian bahkan sampai mengulangi perkataannya hanya demi Kalea yang masih diam dan belum merespon padahal dia sudah menjatuhkan gengsinya saat ini.

"Ck KALEA!" Geram Xian karena Kalea bahkan masih diam seolah-olah mencerna perkataan Xian yang padahal cuman ingin dicium saja.

"Ga mau" bantah Kalea, otaknya baru bekerjasama sekarang.

"Jadi lo mau disini sampai pulang dengan tetap gue rangkul gini hm?" Goda Xian sambil mengeratkan rangkulan tangannya di pinggang Kalea.

"Ihhh apaansih Xian, tadi tiba-tiba marah terus tiba-tiba lembut sekarang tiba-tiba ngancem" kalea bahkan menginjak kaki Xian dengan keras.

Xian hanya meringis sedikit karena injakan dari Kalea memang tidak ada rasanya.

"Mampus! Sakit kan?" Puas Kalea.

"Sssst Kalea mending sekarang dengerin Xian ya, kalau Xian tiba-tiba lembut waktu marah artinya Xian pengen cium terus kalau Xian tiba-tiba ngancem berarti Xian pengen cepat-cepat dicium" jelasnya.

Apakah semua sifat cowok kayak Xian? Pikir Kalea karena aneh sekali pernyataan nya tadi. Tapi Kalea harus masuk kelas jadi dengan secepat kilat dia mencium Xian dibagian pipi.

"Udah" dia mengalihkan pandangan ke arah lain, jujur Kalea malu tapi mau bagaimana lagi daripada harus diam berdua bersama Xian di belakang sekolah dengan posisi yang sangat meresahkan bagi Kalea.

Xian yang terkejut tidak sempat bicara, Kalea memanfaatkan kesempatan tersebut dengan berlari menjauh dari arah Xian setelah melepaskan tangan Xian dari pinggangnya dan anehnya Xian malah menurut.

Kalea berlari dari belakang sekolah meninggalkan Xian yang masih terkejut saat tadi Kalea langsung menciumnya.

"Ck! Gak kerasa apa-apa" Xian melihat ke arah Kalea yang sedang berlari dengan terburu-buru seolah-olah menghindari penculik yang sedang mengejarnya.

Tersenyum simpul sejenak, dia kembali memegang pipinya yang dicium Kalea tadi "awas aja ntar gue suruh ulangin lagi di bagian bibir" dia lalu pergi meninggalkan area belakang sekolah sambil masih memegangi pipinya.

.
.
.
Menurut kalian ceritanya bagaimana? Komen dong

See you next chapter again syg 🖤

OBSESSED WITH KALEA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang