13. cemburu

12.5K 400 5
                                    

Jangan lupa follow vote and komen sebagai apresiasi dari kalian, ini lapak membaca ya bukan menjiplak cintaku. Buat yang udah komen+follow makasi banyak.

Happy reading

°°°🖤°°°

Kalea berjalan memasuki gerbang sekolah, mungkin murid yang saat ini berada disekolah bisa dihitung dengan tangan dikarenakan jam yang masih menunjukkan pukul enam lebih tiga puluh menit.

Jalan pagi sengaja Kalea lakukan, tujuan nya supaya dia tidak bertemu dengan Xian nantinya, karena tadi dia sempat terkejut melihat Xian sedang tidur di sofanya tapi Xian kemudian pergi berpamitan pada Kalea untuk pulang mandi dan akan datang menjemput Kalea saat jam tujuh.

Xian sudah mengancam Kalea untuk tidak meninggalkannya terlebih dahulu ke sekolah tapi Kalea hanya acuh tak acuh.

Memasuki kelasnya Kalea bisa melihat ada Saka yang merupakan ketua kelasnya sedang menyapu kelas, dan ternyata dia ingat bahwa hari ini juga jadwal piketnya.

"Eh maaf ya Saka, kamu jadi duluan nyapu nya karena aku lupa ada jadwal piket" Kalea merasa bersalah, dia kemudian bergegas mengambil sapu dan menyapu deret bangku yang belum tersapu.

"Gapapa kok Kalea" senyum Saka, mereka kembali melanjutkan adegan menyapu ruangan kelas.

°°°🖤°°°

"Fuck!" Xian menendang pagar rumah Kalea, dia sengaja bilang pada Kalea bahwa akan menjemput Kalea jam tujuh padahal nyatanya dia akan menjemput Kalea kurang dari jam tujuh tapi Kalea dengan berani nya meninggal kan dia duluan kesekolah.

Dengan amarah yang masih belum reda, Xian menaiki motornya dengan terburu-buru menuju sekolah.

Sesampainya disekolah Xian langsung memberikan kunci motornya untuk diparkiran pada Regan yang kebetulan mau berjalan ke kelas tapi malah di stop oleh Xian.

Xian berlari melewati koridor, saat dia sampai didepan kelasnya dia bisa melihat Kalea dan Saka sedang tertawa sambil nyapu bersama.

Emosi Xian saat ini belum reda dan dia sudah harus dipaksa untuk melihat suatu hal yang membuat emosinya semakin meningkat dua kali lipat bahkan lima kali lipat saat ini.

"OOO jadi ini alasan nona Kalea berangkat sekolah cepat banget" Xian berjalan menuju arah Kalea.

Kalea yang mendengar suara Xian tidak panik sama sekali karena buat apa juga dia panik, toh dia tidak pernah berbuat salah.

Saka yang merasakan hawa tidak enak langsung meninggalkan ruangan kelas dengan cepat daripada harus berurusan dengan Xian.

"Cuman buat nyapu bareng cowok cupu ya?" Xian merebut sapu yang dipegang oleh Kalea lalu dengan sekali gerakan sapu itu patah dibuatnya.

"Gila ya kamu! Aku sama Saka itu piketnya barengan jadi jelas nyapu nya barengan sama dia" Kalea memunguti sapu yang sudah di patahkan oleh Xian.

"Lo pikir gue percaya sama omongan lo? Oooo gue tau sekarang..." Xian mencengkram kedua pipi Kalea dengan erat.

"Lo mau caper ya sama temen sekelas dan berawal dari Saka dulu" Xian mengangkat sebelah alisnya.

"Apa gunanya aku caper?" Kalea menatap Xian tak kalah tajam.

"Supaya lo yang miskin ini bisa dikasih contekan sama Saka terus lo di apresiasi in oleh sekolah jadinya biaya sekolah lo bukan karena bantuan dari gw, iya kan gatel?"

Kalea mendorong Xian dengan sedikit tenaga yang dia punya tapi mampu membuat Xian menabrak meja di belakang nya, mungkin karena dorongan dari Kalea yang tidak dapat dia prediksi.

"Aku emang miskin dan ga punya banyak uang untuk bayar sekolah, tapi aku juga ga pernah minta sama kamu! Yang punya inisiatif bayarin sekolahan aku itu kamu sendiri" Kalea bahkan berani menunjuk-nunjuk Xian sambil menaikkan sedikit nada bicaranya karena dia sedang tersulut emosi.

Xian menatap Kalea remeh "lo berani gini sama gw karena belain anjing itu kan?" Dia kembali mendekat ke arah Kalea "JAWAB!"

"Aku bela diri aku sendiri" bantah Kalea.

Semua murid yang semulanya berdiri didepan pintu karena takut kalau mereka masuk bisa-bisa Xian membentak tapi mereka terpaksa masuk karena guru sudah datang menuju kelas mereka.

Satu tepukan tangan seseorang di bahu Xian membuat Xian menoleh dengan tatapan tajam kepada orang itu.

"Duduk Xian! Saya akan memulai pelajaran, jika kamu tidak menurut maka akan saya adukan pada bunda kamu" ucap guru tersebut.

Xian berdecak malas, dia tidak akan mencari masalah dengan guru yang satu ini dikarenakan Bu Retno adalah sahabat bunda nya.

Mau tak mau Xian berjalan ke arah tempat duduknya yang saat ini berpindah menjadi didekat Kalea.

Tanpa ada percakapan apapun pelajaran dilakukan dengan khidmat kecuali Xian yang hanya sibuk melempar tatapan yang masih kesal dengan Kalea sedangkan Kalea memilih sedikit menyamping kan kursinya agar tidak melihat Xian.

Xian dengan cepat menggeser kursi Kalea agar kembali menghadap dirinya "gausah berulah atau gue bakalan buat keributan lagi sampai guru ngeluarin kita berdua" Xian sedikit berbisik tapi tak urung menghilangkan nada tegasnya.

Kalea hanya diam sambil menatap Xian sejenak lalu dia kembali mengalihkan tatapannya ke arah papan tulis didepan.

Belajar sangat membosankan bagi Xian tapi dengan adanya Kalea didekatnya menjadi lebih menyenangkan walaupun saat ini dia sedang marah pada Kalea.

Dua jam berlalu dan pelajaran sudah selesai saat ini.

Xian kembali mengembalikan topik yang dia perdebatkan tadi dengan Kalea "kita masih punya urusan dan lo harus ikut gue!" Dia menarik tangan Kalea tapi dengan cepat langsung ditepis Kalea.

"Gausah maksa karena aku ga mau ikut kamu!" Bantahnya. "Kamu kan kemarin nanya, aku mau bukti apa supaya aku beneran percaya kamu itu Reno, yang aku mau sekarang kamu harus bersikap saat kamu jadi Reno dulu" setelah mengatakan itu Kalea kembali duduk di kursinya.

Xian terdiam mendengar ucapan Kalea, ohhh ayolah dia tidak akan bisa melakukan itu.

.
.
.
See you next chapter again syg 🖤

OBSESSED WITH KALEA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang