21. perhatian

8.3K 276 4
                                    

Jangan lupa follow vote and komen ya syg🖤

Besok sekolah, ada yang sama gak?

Minta tolong tandai yang typo.

Happy reading

°°°🖤°°°

Kalea merasa resah saat berada didalam mobil karena jalan yang saat ini dia lewati tidak seperti saat dia berangkat, waktu berangkat tadi dia melewati kota dan juga suasana ramai tapi pas pulang mereka malah melewati hutan.

"Xian kok kita lewat hutan?" Tanya Kalea namun sayangnya tak ada jawaban apapun dari Xian.

Saat dipertengahan jalan tiba-tiba Xian memberhentikan mobilnya, dia turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Kalea "turun" perintahnya.

Kalea sangat takut sekarang "tapi disini gelap, nanti kalau ada hantu atau orang jahat gimana?" Matanya mulai berkaca-kaca, sumpah demi apapun dia sangat takut pada hutan dan juga jalanan sepi seperti saat ini.

Tak ada tatapan kasihan dari Xian, justru yang ada hanya tatapan tajam tak terbantahkan. Hal itu membuat Kalea mau tidak mau turun dari mobil.

Saat Kalea sudah menuruni mobil, tiba-tiba saja Xian memasuki mobil kembali dan meninggalkan Kalea diluar sendirian dengan pintu mobil yang dia kunci dari dalam.

Panik adalah satu hal yang kini Kalea rasakan "plisss Xian biarin aku masuk" suaranya dipadukan dengan isakan tangisan.

Didalam mobil Xian malah memakai earphone sambil memainkan handphone nya dengan santai seolah-olah Kalea seperti hal yang tidak terlihat.

"Xian maafpin Kalea, tolong bukain Kalea pintu mobilnya....XIAN" pecah sudah tangisan Kalea, dia menyesal mencari gara-gara dengan Xian.

Kalea terus memukul kaca mobil berharap Xian mendengarkannya namun nihil karena Xian sama sekali tidak merespon nya.

Ketukan tangan Kalea mulai melemah, tenaganya habis karena menangis dan juga berteriak. Kalea ambruk ditempat.

"Kok udah gak ada suara? Masa gitu aja nyerah" Xian melepas earphone nya, dia tidak menyetel musik hanya saja dia hanya pura-pura agar Kalea semakin panik.

Xian membuka kaca mobil dan melihat ke kanan-kiri yang sudah tidak ada Kalea disana, namun saat melihat kebawah tiba-tiba dia langsung keluar dari mobil dan berjongkok dihadapan Kalea yang sudah terkapar lemas di aspal.

"Hei! Bangun, Kalea Kalea Kalea" dia menepuk-nepuk pipi Kalea namun Kalea sama sekali tidak bergerak, tangannya dingin mungkin karena dia hanya memakai dress tanpa balutan sweater atau jaket.

Dengan cepat Xian menggendong Kalea untuk masuk ke dalam mobil, dia tidak membawa Kalea ke rumah sakit karena jaraknya yang lumayan jauh dan memilih membawa Kalea pulang saja.

"Bodoh banget lo Xian!" Dia memukul setir mobilnya dengan keras.

Sesampainya di rumah Kalea, Xian langsung menggendong Kalea ala bridal style untuk dibawa ke kamarnya.

Untung saja kunci rumah Kalea berada dalam tas gadis itu jadi Xian dapat menemukan nya dengan mudah.

Xian menurunkan tubuh Kalea di atas kasur, dia mengambil ponselnya didalam mobil dan mencoba menghubungi seseorang sambil kembali berjalan masuk ke dalam kamar Kalea.

"Halo" sapa Xian. Kini dia sedang menelpon seorang dokter langganan keluarganya yang bisa selalu diandalkan dalam waktu kapanpun itu.

Xian kembali meletakkan handphone nya di atas meja dekat tempat tidur Kalea, kini dia naik ke atas ranjang untuk berbaring bersama Kalea sementara dokter datang.

"Maafpin aku ya... Ini semua demi aku lakuin agar kamu tau bagaimana konsekuensinya jika menentang seorang Xian" dia mengecup dahi Kalea singkat setelah nya dia memeluk Kalea erat.

°°°🖤°°°

Kalea merasakan bagian pinggang nya seperti sedang dipeluk oleh seseorang dan benar saja ketika dia membuka matanya ada tangan yang melingkar di pinggangnya.

Dia menoleh kebelakang untuk melihat siapa orang itu dan ternyata orang itu adalah Xian.

Kalea rasanya ingin teriak sekarang, tapi dia kembali mengingat kejadian semalam yang membuatnya cukup takut dengan Xian. Melihat Xian yang tertidur pulas seperti sekarang rasanya Kalea tidak merasa takut.

Sudah sudah sekarang Kalea tidak mau jatuh terlalu dalam pada pesona seorang Xian jadi dia membalikkan badannya, dengan perlahan dia mengangkat tangan Xian dari tubuhnya.

Saat Kalea sudah berhasil dalam posisi duduk tiba-tiba Xian kembali menarik nya, hal itu sontak membuat Kalea memekik karena kaget, "temenin dulu" rengek Xian.

"Hah? Ini aku ga salah denger kan" suara Xian seperti anak kecil yang takut ditinggal tidur sendirian.

Xian mengeratkan pelukannya pada Kalea "maaf ya Kalea, Xian udah jahat sama Kalea" dia mengendus aroma rambut Kalea.

Kalea membeku ditempat, seorang Xian seperti ini? Tapi dia tidak akan cepat percaya karena pada saat itu Xian juga menjadi sangat lembut sekali padanya agar dia tidak berhenti sekolah namun setelahnya dia kembali lagi menjadi Xian yang biasa.

"Iya Kalea udah maafpin Xian, sekarang ayo bangun karena kita harus sekolah" Kalea mencoba melepaskan diri dari Xian.

Xian nampak enggan untuk bangun "bisa gak kita libur bareng dulu?" Dia berbicara namun matanya masih terpejam, Kalea merasa gemas dengan Xian yang sekarang. Sangat berbeda sekali, jika Xian seperti ini sepanjang waktu pasti dia akan jatuh cinta sepanjang waktu pada Xian.

"Ga boleh Xian! Mentang-mentang orang tua kamu yang punya sekolah sekarang kamu jadi seenaknya aja ya?"

Xian melepaskan pelukannya "tapi kamu janji ya buat maafpin Xian?" Tanya nya kembali.

"Iya iya, yaudah sekarang aku mau mandi dan siap-siap buat sekolah, kamu pulang sana ganti baju mumpung ini masih jam enam" Kalea sudah melihat lebih dulu jam dinding saat dia bangun tadi.

Sebenarnya kepala Kalea masih sedikit pusing namun tidak parah, dia juga melihat alat kompres dan berbagai obat-obatan di meja samping tempat tidur nya, apa kemarin Xian mengompres nya? Sudahlah nanti saja dia tanyakan.

Kalea masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri, sedangkan Xian sudah berjalan menuju mobil untuk segera pulang, kemarin dia mengompres Kalea sampai jam empat pagi karena suhu badan Kalea tiba-tiba panas dan kata dokter harus dikompres.

Dia meregangkan tubuhnya sejenak dan mengucek matanya agar sedikit terbuka untuk bisa melihat jalanan.

Mengurus Kalea yang sakit memang melelahkan namun Xian sama sekali tidak kerepotan, dia memang suka kasar pada Kalea namun jika menyangkut hal seperti ini maka Xian tidak akan mengambil imbalan atau tuntutan dari Kalea.

Dia senang bisa direpotkan oleh orang yang dia sukai. Kata orang, cowok itu suka direpotkan sama orang yang dia cintai.

.
.
.
See you next chapter again syg 🖤

OBSESSED WITH KALEA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang