24. deep talk

7.9K 267 11
                                    

Jangan lupa follow, vote and komen. Btw pembaca nya agak menurun ya, mungkin karena cerita nya makin aneh ya?

Tapi buat yang udah setia makasi sekali.

Tandai yang typo atau kata-kata nya gak nyambung.

Happy reading

°°°🖤°°°

Kemarin adalah hari yang cukup menegangkan hanya saja Xian tidak marah karena hal itu, Doni menjelaskan semua dengan detail.

Xian datang dengan dua mangkuk bakso ditangan nya, semua seisi kantin melihat mereka dengan tatapan berbeda-beda, ada yang iri dengan Kalea, ada yang mencibir Kalea namun dengan bisik-bisik, ada yang menatap sinis Kalea dan beberapa lainnya yang nampak biasa saja karena tidak mau mencari masalah dengan Xian.

"Asik bakso!" Kalea mengambil mangkuk bakso tersebut, dia bersiap-siap menuangkan sambal yang sudah tersedia dimeja.

Namun belum sempat dia menaruh sambal, tiba-tiba Xian menghentikan gerakan tangan Kalea "gausah terlalu banyak pakai sambal, demi kesehatan lo juga!" Titahnya.

Kalea kesal dengan perintah Xian yang dengan sesuka hati memerintah nya tapi ya sudahlah karena melawan juga nantinya akan beresiko besar, bisa-bisa semua murid pada lari dari kantin detik ini juga jika tau Xian ngamuk. Terlalu beresiko berurusan dengan Xian.

"Sini aku suapin" tawar Xian.

Kalea dengan cepat menggelengkan kepalanya "gausah-gausah... Aku bisa kok" canggungnya sambil menyantap bakso. Dia tidak mau jadi pusat perhatian nantinya. SUNGGUH.

"Karena lo gak mau, gue punya satu syarat buat lo" kata Xian.

"Apa?"

"Pulang sekolah ikut gue ke taman belakang"

"Tapi kan aku mau kerja Xian dan jug-" omongan Kalea terpotong kalau mendengar kalimat selanjutnya yang keluar dari mulut Xian "nurut atau masalah lain akan hadir" ancamnya.

Kalea mengangguk pasrah, dia tidak mau mendapatkan masalah baru disaat masalah yang kemarin baru saja selesai.

°°°🖤°°°

Seperti permintaan Xian tadi, sekarang disinilah mereka berdua berada tepatnya di taman belakang sekolah, mereka berdua duduk disebuah kursi putih panjang yang sudah tersedia.

"Cantik" Xian terus saja memandang wajah Kalea dengan lekat. Rasanya enggan sekali memalingkan wajahnya dari Kalea.

Kalea menoleh kearah Xian,"aku?" Tunjuknya pada diri sendiri.

Xian menganggukkan kepalanya, dia berpindah untuk duduk dibawah dengan beralaskan rumput "sini turun!" Dia menepuk rerumputan sebelahnya.

Kalea menurut lalu mengikuti arahan Xian, dia meluruskan kakinya diatas rumput dan tanpa aba-aba Xian malah tiduran dengan bantalan paha Kalea.

"Eh?" Kaget Kalea.

"Kenapa" Xian mendongak menatap Kalea.

Kalea menggeleng-gelengkan kepalanya, dia hanya terkejut karena Xian tiba-tiba tidur di pahanya.

Hening. Hanya suara angin dan beberapa burung berkicau yang terdengar di taman belakang sekolah, tempat yang paling nyaman bagi mereka berdua saat ini.

Ada satu lagi suara yang sebenarnya sangat keras dan diantara salah satu dari mereka tidak mendengarkan, yaitu detak jantung mereka yang sama-sama keras karena merasa grogi satu sama lain. Orang jatuh cinta memang beda karena mainannya detak jantung orang.

Xian berdehem sejenak "Gue emang kasar, tapi bukan berarti gue gak sayang sama lo" ungkapnya tiba-tiba sambil menatap lekat mata Kalea, "gue cuman ga bisa kontrol emosi gue Lea" tatapan nya tiba-tiba meredup.

Hati Kalea terasa sejuk mendengar nada bicara Xian yang amat jauh berbeda dengan biasanya. Xian mengambil tangan Kalea untuk diusapkan ke kepalanya dan dia pun mengikuti arahan Xian lalu berakhir dengan dia mengusap sendiri rambut Xian.

"Lo harus janji sama gue Kalea, apapun keadaannya lo--kamu gabakalan ninggalin aku. Begitupun dengan aku yang gak akan pernah ninggalin kamu juga, im promise" senyum terbit dibibir nya, dia terus menatap lekat wajah Kalea.

Kalea tersenyum kembali pada Xian "kamu juga harus belajar ya buat ga kasar lagi, supaya nanti aku gak pergi ninggalin kamu."

"Aku kasar ada alasan Kalea.... sesuatu di masa kecil membuat aku jadi kayak gini, emosi aku sulit terkontrol" dia mengalihkan pandangan.Walaupun sebenarnya sekarang Xian sudah cukup pandai mengendalikan emosinya berkat Kalea.

Kalea cukup mengerti dengan keadaan Xian saat ini karena dia juga punya trauma masa kecil yang menyakitkan.

"Gausah bohong tentang apapun lagi kayak kemarin!" Xian kembali menjadi dirinya yang suka memerintahkan orang dan tentu saja perintah nya tak boleh di tolak.

"Iya" senyum Kalea, dia mencoba sabar menghadapi Xian. Bagaimanapun Xian pernah menjadi tokoh penting dalam hidupnya dikala hari-hari yang dia lewati sedang suram dan disanalah Xian sebagai penghibur. Itu mulai terjadi saat dia masih menjadi Reno. Jujur rasa Kalea pada Xian saat ini maupun dulu tidak berubah walaupun sempat terasa abu-abu namun warna kembali dengan sedikit demi sedikit.

"Janji ya Kalea" Xian Kembali menatap wajah Kalea.

"Iya...janji Xian!"

Taman menjadi saksi bahwa seorang Xian yang dikenal dengan sifat kasar,pemarah, emosian dan juga gengsian kini menjadi Xian yang sangat rapuh seolah-olah memang sangat sangat takut di tinggalkan.

Semua berlangsung lama hingga matahari mulai menampakkan cahaya orange yang disebut senja.

Kalea berdiri dari duduknya dan diikuti oleh Xian yang mengucek matanya tanda dia baru saja bangun dari tidurnya. Mendengar suara Kalea yang menceritakan beberapa hal random membuat Xian ketiduran.

"Yuk pulang!" Kalea menggandeng tangan Xian. Sedang Xian hanya mengikuti Kalea.

Mereka berjalan menuju parkiran bersama, motor Xian terparkir dengan lima motor lainnya yang mungkin anggota eskul yang masih latihan.

Rumah Kalea dekat dengan sekolah namun dia ingin perjalanan terasa lambat, hari ini Xian begitu baik padanya. Perhatian Xian membuat nya betah seharian.

.
.
.
See you next chapter again syg 🖤

OBSESSED WITH KALEA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang