10. Reno

11.6K 445 12
                                    

Jangan lupa follow vote and komen ya sebagai apresiasi. Yang mau kenalan lebih dekat di ig: @ftmtl_mnwrh

Happy reading

°°°🖤°°°

Xian menunggu Kalea keluar dari gerbang sekolah, ntah apa yang Kalea lakukan sampai-sampai dia sangat lama menghabiskan waktu didalam sekolah.

Xian hendak memasuki gerbang sekolah tapi saat dia akan melangkahkan kakinya dia melihat dari jauh bahwa Kalea sedang bersama Regan sambil tertawa.

Emosi Xian kini semakin memuncak dan tanpa basa-basi dia menghampiri dua orang yang sudah terlihat seperti pasangan tersebut.

"KALEA" teriaknya.

Kalea melihat Xian berlari ke arahnya sambil teriak memanggil namanya "kenapa sih Xian pakek teriak segala?" Kesal Kalea.

"Yooo bro santai aja manggilnya"  Regan menepuk bahu Xian singkat sedangkan yang ditepuk bahunya sudah memandang Regan dengan tatapan seolah-olah akan memakan Regan.

"Ikut gw!" Xian memegang lengan Kalea.

"Aku udah ada janjian buat pulang sama Regan" dia melirik Regan sekilas.

Xian ikut melirik Regan "lo pulang duluan dan suruh siapa aja bawa motor gw sekalian" suruhnya.

Regan mengangguk lalu pergi dari sana karena dia mengerti jika sudah seperti ini maka sulit untuk menghentikan Xian, daripada dia harus kena lebih baik pergi. Saat ini Regan yakin pada Xian bahwa dia tidak akan kasar lagi pada Kalea jadi biarkan saja dulu mereka.

"Ikut!" Xian memegang lengan Kalea lalu berjalan untuk pulang bersama kerumah Kalea.

Kalea mengikuti Xian dari belakang dengan perasaan jengkel, dia melihat punggung Xian dan juga tangan Xian yang sedang memegang lengannya secara bergantian, apa-apaan situasi ini membuat orang yang melihat mereka berdua seperti layaknya dua anak SMA yang sedang berpacaran.

Hari ini harusnya Kalea pulang bersama Regan karena dia ingin memastikan sesuatu tapi dengan tega-teganya Xian merusak semua rencana yang sudah dia susun matang-matang.

Kalea merogoh saku nya dan mengambil handphone nya lalu dia mencoba untuk menghubungi seseorang, saat hendak memencet nomer telepon tiba-tiba kepala Kalea terbentur pada dada bidang Xian.

"Aduhhh kenapa ga bilang-bilang kalau mau stop" dia menaruh kembali handphone nya disaku dan mengusap-usap kepalanya.

"Udah sampe rumah lo" Xian melirik ke arah rumah Kalea.

Kalea mencoba melepaskan tangannya agar dia bisa masuk kedalam tapi Xian malah semakin mengeratkan pegangan tangannya pada Kalea "lepasin" Kalea memang Xian dengan sinisnya.

"Gw butuh penjelasan Kalea!" Xian semakin menekan tangan Kalea.

"Aww..." Ringis Kalea karena Xian semakin mengeratkan pegangan pada lengannya yang membuat dia kesakitan. "Maksud kamu apa?" Bingungnya, sebab dia tidak tau penjelasan apa yang diinginkan Xian.

"Kamu berduaan keluar kelas sama Regan, tadi disekolah kamu juga selalu ngekor sama dia secara diam-diam" jelasnya.

"Kamu tau darimana kau ngekor sama Regan?" Jangan-jangan Xian mengikuti dia lagi.

"Selalu ada cara untuk mengetahui setiap hal yang terjadi disekolah, lo lupa gw siapa?" Bangganya.

Kalea hanya mengangguk saja, pasti Xian tau dari cctv sekolah.

"Sekarang jelasin!" Xian kembali lagi pada topik utamanya.

"Aku ngikutin Regan cuman mau nanya aja, ga maksud apa-apa" Kalea berbicara sambil menatap sepatunya karena jujur dia malas sekali jika berbicara dengan bertatap muka langsung dengan Xian.

Xian mengangkat dagu Kalea "lo suka sama Regan?" Pertanyaan Xian mampu membuat Kalea jadi gugup.

"Aku ga suka Regan" Kalea menepis tangan Xian dengan tangan yang satunya "gausah sok tau jadi orang" ketusnya.

"Terus kalau ga suka, ada urusan apa?" Xian nampak senyum meremehkan.

"Xian kenapa sih selalu sewot sama urusan aku? Xian cemburu sama Regan atau jangan-jangan Xian itu..." Kalea menatap Xian ragu-ragu.

Xian mendekat ke arah Kalea lalu memegang pinggang Kalea agar semakin mendekat dengan dia "lanjutin!" Dia tersenyum ke arah Kalea.

Kalea mencoba melepaskan tangan Xian dari pinggangnya tapi nihil karena usaha kecilnya tidak akan mampu mengalahkan kuatnya tenaga Xian jadi dia memilih melanjutkan pembicaraan saat melihat Xian yang terus menatap nya seolah meminta jawaban "Xian itu.....suka sama Kalea?"

Xian melepaskan tangannya dan lebih dulu berjalan membuka gerbang rumah Kalea yang kebetulan tidak terkunci lalu dia duduk di kursi yang ada di teras rumah Kalea.

Kalea mengikuti Xian dari belakang lalu dia berdiri didepan Xian.

Xian mendongak menatap Kalea "iya, gw suka sama lo" dia kemudian merogoh handphone yang berada didalam saku celananya lalu setelah itu dia nampak memencet nomer seseorang yang berbeda dari semua kontak karena nomer itu berlogo love khusus.

Saat nomer itu dipencet, Xian menatap Kalea dengan tatapan yang sulit diartikan.

Drttt....drttt....drtttt... Suara handphone Kalea berbunyi menandakan ada yang menelepon. Kalea menatap Xian sejenak lalu merogoh handphone nya disaku celananya dan saat dia melihat yang menelpon ternyata Reno.

"Angkat" Xian berbicara dengan nada selembut mungkin tapi ada sebuah maksud dari perkataan nya.

Kalea menepis segala pikiran buruk yang mulai menggerogoti hatinya, dia takut apa yang ada dipikiran nya adalah kenyataan, perlahan tapi pasti dia mengangkat handphone nya yang masih berdering.

Dan disaat bersamaan seseorang yang ditelepon Xian mengangkat telepon nya. Xian memencet tombol speaker pada telepon nya.

Dengan mata yang terus menatap handphone yang digenggam Xian dan juga tangan bergetar, Kalea mendekatkan handphone nya didekat wajahnya "halo."

"Halo."

Secara bersamaan suara itu menggema pada handphone Xian dan juga Kalea.

Kalea memundurkan langkah kakinya menjauhi Xian "ini ga mungkin kan Xian" matanya berkaca-kaca dan hatinya terasa seperti dihantam sebuah batu besar dia terus saja menggelengkan kepalanya seolah menolak apa yang dia saksikan.

Orang yang dia musuhi, orang yang dia benci, orang yang selalu membully nya, di padukan dengan Reno yang merupakan orang yang selalu ada saat dia butuhkan, penyemangat nya, cintanya dan segalanya. Mereka satu orang yang sama, sekarang Kalea rasanya ingin berteriak dan bertanya pada fakta bahwa ini hanya kebetulan kan?

"Ini faktanya sayang, Xian sama dengan Reno... Gantengnya sayangku" Xian mendekat ke arah Kalea "jangan nangis dong sayang nanti aku ikut sedih" dia mengubah mimik  wajahnya menjadi nampak sesedih mungkin.

Kalea menangis sambil berusaha merogoh sakunya agar dia bisa masuk kedalam rumahnya dan meninggalkan penipu berkedok pembully yang ada didepannya ini.

"Kamu jahat Xian" dia berjalan ke arah pintu dan mencoba membuka pintunya yang soalnya kenapa terasa sangat sulit sekali untuk dibuka.

Xian mendekat ke arah Kalea yang masih berusaha membuka pintu lalu memeluk Kalea dari arah belakang "sssttt jangan nangis ya sayang."

Kalea menjatuhkan kuncinya, dia memberontak pada Xian yang tidak mau melepaskan pelukannya, "kenapa Xian berbicara dengan nada yang biasa digunakan Reno? Ini bukan fakta tapi mimpi jadi bangun Kalea bangun...."

Hancur sudah dunia Kalea jika hal ini memang kenyataan nya.

.
.
.
See you next chapter again syg 🖤

OBSESSED WITH KALEA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang