27. akhir Reina

6.6K 263 6
                                    

Jangan lupa follow vote and komen ya sebagai apresiasi kalian.

Tandai yang typo atau kata-kata yang sekiranya menurut kalian tidak nyambung!

Happy reading

°°°🖤°°°

Sudah satu jam Xian berkeliling untuk mencari Kalea namun nihil karena dia tidak menemukan Kalea sama sekali.

Sekarang dia memilih untuk kembali ke rumah Kalea, mengambil motornya dan pergi dari sana untuk menuntaskan satu hama yang sangat mengganggunya.

Lama di jalanan, Xian berhenti didepan pagar rumah seseorang, dia memarkirkan motornya dan memencet bel. Rumah dibuka oleh seorang satpam yang sudah cukup tua.

"Cari non Reina ya den Xian" ramah satpam tersebut karena sudah mengetahui siapa Xian, Xian tersenyum lalu menganggukkan kepalanya "iya pak", motornya dia naiki kembali kemudian masuk ke dalam rumah berpagar tinggi tersebut.

Sosok yang Xian cari sudah stay didepan pintu rumahnya, Xian sempat menghubungi nya terlebih dahulu.

Reina sudah rapi ditambah dengan dandanan nya yang sangat menor dimata Xian apalagi baju yang dia pakai nampak kurang bahan, "cepet banget jadinya" Xian menggoda Reina dengan senyum khasnya. Hal itu sontak membuat hati Reina berdetak tidak karuan.

"Kan mau jalan sama Xian" dia tersenyum manis sambil berjalan menuju arah motor Xian, sejenak dia meneliti penampilan Xian yang agak berantakan dan berkeringat apalagi dengan pakaian sekolah yang belum diganti namun Reina merasa Xian semakin keren dengan begini.

Reina ingin bertanya namun dia urungkan karena Xian lebih dahulu menyuruh nya untuk naik.

"Naik" perintah Xian lalu menurunkan penyangga kaki pada motor kemudian dia membantu Reina untuk naik.

Reina menurut dan menaiki motor Xian, rona di pipinya tidak bisa dia sembunyikan. Mereka berjalan ke tempat yang memang sudah direncanakan Xian.

Didalam perjalanan Reina terus mengajak Xian berbicara namun Xian hanya merespon dengan deheman, hari semakin gelap dan jalanan yang mereka lewati bukanlah jalan raya kota melainkan sebuah pedesaan sepi yang minim penduduk. Hal itu membuat Reina sempat waspada tapi tidak mungkin Xian mencelakai nya.

Xian menepikan motornya didepan rumah kecil, disana sudah ada dua orang yang berjaga. Xian tidak mau menodai tangannya hanya untuk menyiksa perempuan murahan.

"Turun! Atau gue seret!" perintah Xian, nada bicaranya datar dan penuh ancaman.

Reina merasa sangat takut hingga dia tetap diam di atas motor "kamu gausah bercanda deh Xian" dia melirik takut-takut dua orang yang menatapnya lapar apalagi pakaiannya sekarang minim bahan.

"Gue bilang TURUN!" bentak Xian.

Reina kekeuh tetap pada pendiriannya sampai akhirnya Xian mengkode dua anak buahnya, mereka yang mengerti langsung menarik tangan Reina dengan penuh paksaan.

Reina sudah turun dari motor, tangannya dipegang oleh dua orang tersebut supaya tidak kabur.

"Siksa dia dan jangan biarkan dia kabur, lakukan sesuai rencana, uang sudah saya transfer" setelah mengatakan hal itu Xian langsung memutar motornya dan berlalu pergi dari tempat tersebut.

Samar-samar Xian bisa mendengar suara teriakan Reina yang sangat nyaring namun percuma saja jika ditengah hutan tidak akan ada orang yang mendengar.

Reina mencoba melepaskan diri dan berteriak sekuat tenaga, dia takut, dia butuh mama dan papa nya, dia akan membalas Xian jika dia bisa keluar hidup-hidup dari sini.

Namun rencana yang Reina rencanakan tadi mungkin tidak akan terjadi karena bisa Xian pastikan bahwa keluarnya Reina dari hutan mungkin tidak dalam keadaan normal, bisa saja dia akan sakit mental sampai menjadi orang gila atau mungkin dia akan dibuat bisu. Yang pasti Xian tidak akan membiarkan Reina keluar dengan keadaan utuh.

Sudah muak dia memberikan Reina peringatan dari dulu namun Reina adalah mantan pacar nya yang paling sulit mengerti.

°°°🖤°°°

Xian memasuki rumahnya, bunda sudah menunggu dengan perasaan khawatir "tadi bunda telepon kenapa gak di jawab?" Silya menghampiri anaknya yang sedang memarkirkan motor didepan.

Xian turun dari motornya dan menghampiri bunda nya "mampir bentar main sama Kalea" bohongnya.

"Yaudah makan dulu yuk!" Dia mengajak Xian masuk, sebelumnya dia memanggil salah satu orang yang sedang berjaga pintu rumahnya "bawa motor Xian ke parkiran" perintahnya.

"Baik buk" orang itu kemudian memindahkan motor Xian.

Saat makan Xian tidak berselera sama sekali namun karena ada bunda nya yang setia melihatnya, mau tidak mau dia menghabiskan makanannya.

Setelahnya dia menaiki tangga menuju kamarnya, dia merebahkan tubuhnya diatas ranjang.

Drttt drttt drttt

Ponselnya berdering, Xian merogoh nya di saku lalu menaruhnya didekat telinga "gimana?" Tanyanya langsung tanpa mau berbasa-basi.

"Dia ada rumah pamannya" lapor seseorang diseberang sana.

"Awasi dia sampai besok pagi, jangan biarkan Tante nya menyentuh dia sedikitpun" perintah Xian.

"Baik tuan."

Sambungan telepon Xian putuskan secara sepihak, dia lega Kalea berada di rumah pamannya. Xian memang sengaja mencari dulu keberadaan Kalea tadi untuk berjaga-jaga, padahal dia sudah mengirim seseorang untuk mencari Kalea.

Kalea sudah salah untuk kabur dari Xian namun Xian kali ini akan mencoba sabar agar Kalea tidak semakin menjauhkan diri dari dia.

Satu hama sudah dia singkirkan, dan sekarang tidak ada pengganggu antara dia dan juga Kalea namun satu orang yang harus dia waspadai yaitu sahabatnya yang ternyata merupakan sepupu dari kekasihnya.

Xian menatap layar ponselnya yang menampilkan wallpaper berupa foto Kalea, dia mengusapnya "i love you my girl, maaf jika caraku mencintai mu salah" senyum terbit di wajahnya.

Dia akan membiarkan Kalea dulu untuk menikmati kesendirian nya sampai nanti dia akan muncul jika sudah tidak bisa menahan rindu.

.
.
.
See you next chapter again syg 🖤

OBSESSED WITH KALEA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang