⁶O : Oh, Hanya Bercanda?

60 11 0
                                    

Kiw kiw baca aeMoga jodohmu ya jodohmu🙄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kiw kiw baca ae
Moga jodohmu ya jodohmu🙄


***



Pagi itu aku dibuat terkejut karena melihat Alfian bergandengan dengan Joya di kantin milenial FKIP. Namun, lebih terkejutnya lagi, Joya ternyata pacar Alfian sejak dua minggu yang lalu. Fakta itu aku dapatkan dari Jaya yang rajin mengorek informasi kampus. Itu tidak penting sih, tapi lain kali akan kuceritakan betapa rempongnya Jaya.

Sebenarnya aku tidak apa-apa Alfian mempunyai pacar, tapi masalahnya kemarin dia menyatakan perasaannya padaku padahal sedang menjalin hubungan dengan seseorang. Aku tidak cemburu, hanya saja aku marah karena cowok itu tanpa sadar bisa saja menyakiti hati pacarnya. Bukan hanya marah pada Alfian, aku juga marah terhadap diriku. Seharusnya aku tidak perlu memberikan cowok itu kesempatan untuk mengatakannya. Itu terlalu membebaniku.

Aku menghela napas dengan kasar, menyesal sudah kepikiran sejak tadi malam. Menyesal pula merasa iba terhadap cowok itu. Padahal taunya dia malah begitu. Alfian ini benar-benar spek crocodile ya.

Aku mendecak, kembali menggerutu dalam hati. Entah berapa nama hewan yang sudah kubatinkan sejak tadi. Rasanya kesal sekali melihat cowok itu.

Baru ingin mengambil es kopi yang sudah tidak dingin di atas meja, Lalu lebih dulu menyodorkan sekaleng soda.  Aku mengambilnya, kemudian membukanya dengan kasar. Lantas meneguk isinya sampai tersisa setengah. Tak menghiraukan kukuku yang sedikit sakit akibat tutup kaleng.

"Ya? Baik-baik aja?" Aku menoleh ke arah Lalu, sementara Jaya tertawa pelan.

Aku mengernyit, ada yang salah kah?

"Al minta dibukain, Ya, bukan nawarin," ungkap Jaya membuat aku meringis pelan.

Aku beralih ke arah Lalu, menampilkan deretan gigi putihku. Lantas mengembalikan kaleng itu ke tangannya. "Ini ya, makasi, hehe ..."

Lalu tersenyum manis, sampai matanya menyipit. Namun, dapat kutangkap bahwa itu adalah senyuman terpaksa.

Jaya sudah terbahak, tak menghiraukan seisi kantin yang kini menoleh ke arah kami. Aku kembali meringis pelan, merasa malu, tapi tak dapat kupungkiri bahwa aku juga salah tadi.

"Eh, saya ganti deh," tahanku saat Lalu hendak meminum sisa soda di kaleng itu.

Lalu tidak menjawab, ia meneguk soda itu. Aku sampai ternganga kecil melihatnya. Aku syok. Sembari bertanya-tanya mengapa orang setampan dia malah meminum bekas minumanku?

"Mingkem, Ya."

Aku berdehem pelan setelah Jaya menepuk bahuku. Lantas sengaja mengalihkan pandangan, tak ingin bersitatap dengan keduanya. Aku terlampau malu.

"Mau balik?"

Aku mengangguk cepat. Meraih totebag di atas meja, lantas berjalan lebih dulu mendahului keduanya. Entahlah aku tidak tau ekspresi mereka sekarang bagaimana, yang terpenting aku harus menyembunyikan wajah ini. Sungguh, aku sangat malu!

Not Kovalent Bond✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang