¹³V : Vas Untuk Mawar

48 9 2
                                    

Agak laen, tapi ya gaoaoa Alwyas happy kiyowo😃

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Agak laen, tapi ya gaoaoa
Alwyas happy kiyowo😃


***








Sabtu siang ini aku diminta untuk membeli vas bunga oleh bibiku. Kebetulan ia tengah berkunjung ke rumah hari ini. Dan membawa beberapa jenis bunga dengan polybag. Maka dari itu aku yang notabene-nya tuan rumah disuruh pergi ke toko bangunan dekat perempatan Gerung Butun Timur, masih termasuk wilayah Sweta. Sekalian aku juga akan membeli  air aki dan pupuk cantik titipan temanku.

Tak butuh waktu lama untuk sampai di toko tersebut. Kini aku memarkirkan motor di depan toko setelah Juan turun dari jok belakang. Setelahnya menarik Juan agar bergegas mencari vas bersangkutan.

Aku bertanya pada salah satu pegawai yang berdiri di dekat tangga. Menanyakan keberadaan vas bunga itu. Si wanita dengan rok selutut itu memberitahu kami bahwa bagian perlengkapan berbahan keramik dkk ada di lantai dua. Aku segera menarik Juan setelah mengucapkan terima kasih.

Untungnya Juan tidak banyak bicara, jadi aku tidak perlu berdebat dengannya. Entahlah mungkin suasana hatinya senang tidak baik, karena sedari tadi terlihat murung saat kuajak jalan.

"Ini bagus gak?" tanyaku memperlihatkan vas berbahan keramik dengan motif garis-garis.

"Ambil yang mana aja dah, Kak, aku lagi malas banget ini ..."

Aku mengangguk-angguk, benar tebakanku. Sepertinya anak ini sedang galau. Eh, dia bisa galau?

Tawaku menyembur begitu saja ketika membayangkan sesuatu yang berhasil membuat cowok bongsor ini bisa galau.

"Kamu putus sama cewekmu? Atau ditolak sama cewek? Atau lebih parah, friendzone?" tanyaku membuat Juan mendecak.

"Hayoloooh, bener 'kan?" Aku memainkan alis, senang sekali menggodanya.

"Males Kaaak ..." rengeknya. "Mending cari yang mau dibeli lagi ayo," lanjutnya berjalan lebih dulu. Aku mendelik, tapi tetap membuntutinya.

Kini kami turun lagi ke bawah. Mencari  rak air aki dan pupuk cantik.

"Kak," panggil Juan membuat aku menoleh.

"Itu," tunjuknya ke arah belakangku. Sontak saja aku berbalik.

"Hai, Yayang!"

Aku mengernyit, siapa ya?

"Yayang, apa kabar?" Laki-laki gondrong bermasker itu mendekat.

"Siapa, Kak?" tanya Juan

Aku mengangkat bahu, tak tau juga. Aku menatap cowok itu heran. Seingatku, aku tak pernah memiliki teman gondrong. Jadi, siapa ini?

Aku melebarkan mata saat cowok itu membuka maskernya. Tersenyum lebar hingga memperlihatkan gigi putihnya.

Alamak, kenapa dia lagi?

Not Kovalent Bond✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang