¹⁹A : Ayam Square

35 7 0
                                    

Happy reading-!^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading-!^^

***


"Jandi, bisa temenin saya ke petshop gak?" tanyaku berjalan beriringan dengan Lalu di koridor gedung B.

"Beliin kucingnya, Ya?" Aku mengangguk. "Tapi saya tunggu di luar aja ya."

"Lha, kenapa?" heranku ketika kami tiba di parkiran.

"Gak kenapa-kenapa, saya tunggu di luar aja."

Aku bergumam 'oke', setelahnya naik ke jok belakang motor Lalu. Agak kesusahan karena motornya yang terlalu tinggi. Namun, tak lama motor itu melaju pelan. Melewati jalanan kampus yang terbilang cukup ramai.

***

Aku melongok ke arah jendela, memperhatikan Lalu yang berdiri diam di samping motornya. Seperkian detik, aku mengedik. Kembali fokus mencari makanan untuk kedua kucingku.

Fyi, kedua ekor kucing berasal dari jenis kucing persia, yang bisa dengan mudah dikenali karena bulunya yang super lebat dan lembut, wajah bulat serta hidung pesek. Aku menamai mereka Lunar dan Vega. Lunar artinya bulan dan Vega artinya bintang.

Bukan tanpa alasan aku menamai mereka begitu. Selain suka langit dan isinya, aku juga menganggap nama itu cocok untuk keduanya yang terlampau imut. Bahkan aku sampai tidak bisa berpaling karena saking imutnya mereka berdua.

"Ini aja, Mbak?" Aku mengangguk pada mbak-mbak kasir di depanku. Ia mulai membungkus belanjaanku dengan kresek putih.

"Totalnya dua ratus ribu ya, Mbak," katanya sembari menaruh belanjaanku di depan meja.

Aku segera menyodorkan uang pas padanya. Lantas mengucap terima kasih sebelum akhirnya keluar dari petshop tersebut.

Aku menghampiri Lalu yang masih berdiri di samping motor besarnya. Lengkap dengan helm full-face yang menggantung di stang motornya.

"Udah selesai, Ya?"

"Iya, mau langsung pulang?" Aku balik bertanya, karena biasanya ia tidak pernah langsung mengantarku pulang. Suka sekali mengajak berkeliling di wilayah Mataram ini.

"Memangnya mau saya ajak ke Ayam Square?" tanyanya dengan wajah polos. Sontak saja aku menyemburkan tawa. Hei, dia biasanya tidak bertanya, malah langsung gas.

"Ayo!" seruku dengan sisa-sisa tawa.

Lalu mengangguk pelan, kemudian memasang helm-nya. Menyuruhku naik ke jok belakang lagi. Setelah sebelumnya menggantung belajaanku pada salah satu stang motornya. Padahal tadi aku menolak untuk menaruhnya di sana, tetapi Lalu bersikeras agar aku tidak terganggu di belakang. Jadi berakhirlah hanya membawa totebag-ku di pangkuan.

Motor mulai keluar dari area parkir petshop. Menembus jalanan lengang yang terik. Maklum, siang begini lebih banyak orang berdiam diri di ruang kerjanya atau meneduh di warung kopi sekedar menikmati waktu istirahat jam makan siang.

Not Kovalent Bond✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang